08. [Sakit]

61 15 1
                                    

Kali ini dev berangkat lebih pagi. Ia malas berdebat dengan sang kaka--- Brivando faldion

"Mobil gue pake bang"dev ingin merebut kunci tersebut dari dion.

"Apaan lo. Gue duluan. Tanya aja ayah" sambil mengeluarkan smirknya.

Mereka tengah berada di meja makan untuk sarapan pagi. Tapi mereka ta henti- hentinya merebutkan mobil. Keluarga dev bukan hanya memiliki satu mobil, tetapi sang ayah --- Alex tak membolehkannya. Karna dev belum memiliki SIM.

"Kalian lagi makan. Jangan berebut" suaranya datar tapi terdapat nada tegas disana.

"Yaudah dev bawa motor" sambil bergegas meninggalkan meja makan

"Dev habisin dulu makannya" mamanya berteriak karna dev telah berada di depan pintu.

Dev memacu kecepatannya. Ia ingin membawa mobil karena ingin mengajak fabi pergi. Tetapi apa boleh buat, ia tidak di berikan kunci oleh si dion. Persetan memang.

Kini ia di parkiran yang tampak sepi akibat masih terlalu pagi. Lalu ia melewati koridor dengan earphone menempel di kepalanya. Dev berjalan tegak dengan bersenandung kecil. Setelah sampai ke kelas, ia menaruh tas di atas meja. Ia menghempaskan bokongnya di kursi kebanggaannya. Dan tasnya dijadikan bantal dengan tangan terlipat. Di kelas hanya ada si aji dan mika.

Dev sangat malas di kelas dengan pelajaran pertama. Dia sedang badmood. Sedari tadi sahabatnya yaitu fion dan galen bercanda atau mengkecengkan anak perempuan di kelasnya. Tapi dev tetap diam, masih dengan earphone-nya.

Bel istirahat berbunyi bak surga dunia bagi dev. Ia keluar kelas dan ke kelas IPA II.

"Jelita mana?" Tanya dev dingin kepada teman sekelas fabi.

"Ga masuk katanya"

"Kenapa?" Dev menyiritkan dahi.

"Sakit. Tadi surat izinnya di kirimin supirnya"

"Yaudah makasih" dev ketaman belakang sekolah. Ia memikirkan fabi. Ia sangat khawatir. Dan seingatnya fabi hanya dengan asisten rumah tangganya di rumah. Itu juga jika asisten rumah tangganya menginap.

Saat masuk istirahat dan selama jam pelajaran sama sekali tidak di simak oleh dev, walaupun setiap hari juga gitu. Ia memikirkan fabi.

----

Bel pulang. Dev langsung ke parkiran dan mengendarai motornya ia tidak peduli dengan fion dan galen yang sedang mengumpat kesal dan sumpah serapahnya itu.

Dev pergi menuju rumah fabi, di persimpangan jalan ia mampir ke fruit'smarket ia membeli parsel buah yang bisa di bilang besar. Hingga ia kewalahan membawanya di motor.

Setelah sampai depan perumahan fabi ia bilang kepada satpam ingin kerumah fabi. Gerbangpun di buka dev melesat hingga secepat kilat.

Dev tengah memencet bel rumah fabi dan seketika terbuka menampilkan fabi dengan sweater tebal, celana panjang, dengan wajah yang pucat.

"Ta, lu gapapa? Ini gue bawa buat lo" tanpa perserujuan fabi dev masuk dan menaruh parsel di meja.

Ia menyentuh dahi fabi
"Emm masih anget. Lu udah makan? Udah minum obat? Lu isritahat aja jangan cape - cape" dalam sekali tarikan nafas dev berkata ke fabi.

Fabi pusing dengan apa yang dev katakan. Ia tidak menjawab lalu ia duduk, dev pun ikut duduk.

"Mau minum apa?" Tanya fabi pada dev

"Terserah lo"

Fabi pergi ke dapur untuk membuatkan dev minum. Ia mengambilkan minuman soda kaleng.

"Nih dev" menyodorkan minuman soda tersebut.

"Makasih ta. Lo udah makan?"

"Belum"

"Kalo belum makan berarti lo juga belum minum obat kan?"

"Iyaa"

"Yaudah ikut gue ta. Bawa syal biar lo ga kedinginan"

"Gue gapapa, kaya kenapa aja"

"Yaudah"

Mereka berada di jalanan. Dev membawa motornya dengan pelan. Karna ia tak mau fabi celaka karnanya.

Mereka telah sampai di kedai makan. Mereka memilih pesanan sama, yaitu nasi goreng special dengan teh tarik. Dev ingin mengajak fabi ke restoran tapi fabi menolak jadi ia pergi ke kedai.

Mereka duduk di dekat jendela yang bisa melihat keadaan jalanan. Mereka tidak mengobrol, mereka saling diam menatap luar jendela.

Saat pesanan datang mereka menoleh secara bersamaan

"Mas pesanannya sudah datang, selamat menikmati" kata pelayan yang mengantarkan pesanan

"Makasih" ucap mereka berbarengan.

Mereka memakan makanannya dengan hikmad hingga tidak terjadi percakapan diantara mereka.

*
*
*
*
Jangan baper banget sama orang, nanti lo ditinggal sakitnya bukan main.

Ck. Curhatan author:'v
*DESNIA FADHILAH

ROUGHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang