10. [phobia(?)]

39 12 0
                                    

Bel pulang sekolah telah berbunyi, tetapi fabi masih di ruang laboratorium kimia, membereskan ruangan dan alat - alat lab.

Disisi lain, dev tengah menyenderkan badanya di cup mobil jazz. Ia telah mendapatkan mobil itu dari sang ayah. Ia sudah menunggu fabi dari bel pulang sekolah, namun fabi belum juga datang.

"Ckk. Dia lama banget praktiknya" memutar bola mata jengah.

Akhirnya dev masuk ke mobil dan lebih memilih memutar musik. Ia sangat kesal jika menunggu seperti ini.

15 menit kemudian....

TOK TOK TOK

Dev melihat siapa yang mengetuk kaca mobil, akhirnya ia membuka pintu dari dalam

"Lama" menyelak omongan fabi.

"Maaf praktik tadi"

"Yaudah. Naik"

Fabi pun duduk di bangku penumpang dan dev melajukan mobil dengan kecepatan tinggi.

"Dev" rancau fabi.

Dengan cepat dev melirik fabi yang tengah terpejam dengan kerutan di dahinya.

"Ta kenapa?"

"Dev" gumam fabi

Dev bukannya melambatkan laju ia malah menaiki kecepatan. Sehingga badan fabi terasa huyung ke belakang.

"Dev"

"Dev"

Dengan suara gemetar tangan fabi meremas rok sekolah yang ia kenakan.

Dev memegang bahu fabi "ta, kenapa?"

"Phobia" fabi masih enggan membuka mata.

"Pelanin kecepatannya" lanjut fabi

Akhirnya dev mengurangi kecepatan mobilnya.

"Udah, sekarang lo buka mata"

Fabi pun membuka mata dan membuang nafas kasar

"lo pucet ta"

"Gue gapapa"

"Lo kenapa - kenapa. Ambil minum di dekat kotak P3K, sengaja gue siapin ko"

Fabi pun mengambil minum. Dan meminumnya. Sekarang wajahnya tak sepucat tadi.

"Enakan?"

"Iyaa, makasih"

"Hmm. Lo phobia kalo di bawa kenceng ya?"

"Iyaa gitu"

"Makanya kalo lo phobia bilang. Jangan cuma gumamin nama gue doang" tangan dev terulur untuk mengacak rambut fabi.

"Iyaa"

-----

"Mau pesen apa ta?"

"Gue masa mau semua"

"Kapasitas perut lo muat?" Dev terkekeh

"Engga" fabi mamerkan sederet gigi putihnya.

"Cepat mau apa?"

"Chese cake rasa matcha, gelato matcha sama milk shake matcha" tangannya mengulurkan 2 lembar uang ratusan.

"Kantongin" jawab dev. Tanpa menerima uang fabi.

"T- tapi----"

"Ga pake tapi - tapian. Kantongin" jawab dev lebih tegas.

"Hmm, oke"

"Gue mau matcha late, Matcha pie sama gelato juga deh" dev sangat menyukai matcha karna sang mama selalu membuat atau membeli hal yang berbau matcha "tunggu gue mau kasih pesenan ini dulu ke mas-nya itu" sambil menunjuk seorang mas - mas yang berada dekat kasir.

--
--
--
--
--
Lateupdate.
*DESNIAFADHILAH

ROUGHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang