"Darrel?" batinnya
"aduh maaf ya aku ga liat tadi" sambung dinda merasa penuh rasa bersalah
Darrel adalah seseorang yang sempat mengisi hari hari dinda sebelum kejadian menyedihkan itu terjadi dan membuat dia lupan akan dinda
"Lo ga liat? Baju gue basah! Mana sebentar lagi pensinya mau mulai lagi".
Dinda mendongakkan kepalanya dan ia melihat ada tumpahan kopi dibaju pria itu. Nampaknya tanpa sengaja tandi ia menyenggol kopi yang darrel bawa hingga tumpah mengenai bajunya, ia pun semakin merasa bersalah.
"aduh maaf banget ya tadi aku ga liat, pikiran aku lagi agak kacau soalnya" jelas Dinda.
"Gausah curhat deh lo, udah jelas lo ini teledor, makanya kalau jalan itu matanya liat kedepan! Ini gimana nasib baju gue?! Tanggung jawab!"
Dinda hanya diam mendengar ocehan darrel, ia sedikit melihat wajah pria itu "tampan" batinnya."Selain buta lo juga tuli dan bisu ya!" ucapan darrel membuat Dinda marah, ia memang salah tapi tak seharusnya pria itu berkata seperti tadi.
"Maaf, saya tau saya salah, tapi sesalah salahnya perempuan,ga berhak disentak pake kata kata yang kasar!" bela Dinda."jangan so suci deh lo, emang dengan kata kata mutiara lo itu bisa bikin baju gue jadi kering lagi? Enggakan! Terus ini gimana sekarang?! Gue harus tampil sebentar lagi!"
"Yaudah sini aku bersihin baju kamu"
Pria itu pun membuka bajunya dengan kesal, dia tidak tahu apa bajunya akan kering dalam satu jam atau tidak
"Awas aja lo kalau baju gue ga kering dalam setengah jam" Ancam darrel.
Dinda hanya menganggukan kepalanya lalu pergi menuju kantin meninggalkan darrel. Mengapa ia menuju kantin? Karna disini ada mesin cuci yang biasa dipakai ibu ibu kantin untuk mencuci baju jika mereka tidak sempat mengerjakannya dirumah.Dinda mulai membersihkan noda yang ada, untung saja nodanya mudah dihilangkan karna memang noda itu masih baru. Setelah selsai membilas dinda pun mengeringkan baju itu, sudah lebih dari lima kali dinda mengeringkannya, alhasil baju itu pun bersih kembali.
Dinda keluar dari kantin dan menuju ke koridor tempat dimana dinda menabrak pria tadi, pria itu masih disana sambil duduk disebuah bangku. "Ini bajunya"
"kering gak nih?"
"pegang aja sendiri"
Tanpa mengeceknya terlebih dahulu pria itu langsung mengenakan kembali bajunya. Dinda merasa urusannya telah selsai, ia pun berniat untuk menuju ke kelasnya sebelum sebuah pria tadi kembali memanggilnya "Heh cewek, nama lo siapa?"
"Sampe lupa ya rel sama nama aku?"
"Dinda"
"Oke gue darrel, lo kelas XI apa?"
"Udah tau dari dulu kali kalau nama kamu darrel"
"kelas XI 2"
"oh bagus kelas kita tetanggaan, inget ya masalah kita belum selsai sampai disini, karna ulah lo juga gue jadi gaikutan gladi resik, pokonya kalau nanti pentas gue ancur, gue bakal cari lo!"
Dinda tidak mengindahkan celotehan darrel dan lebih memilih untuk melanjutkan perjalanannya pergi ke kelas. Darrel yang kesal langsung mengumpat "DASAR CEWE ANEH LO!" teriak darrel
KAMU SEDANG MEMBACA
i believe i'm strong
Teen FictionKalau nanti kamu tidak ditakdirkan denganku. Percayalah, aku pernah begitu sungguh menginginkanmu. Memperjuangkanmu semampu yang aku bisa. Bekerja dengan keras. Sebab aku paham ada hal-hal yang harus aku taklukan. Hidup yang harus aku gapai kemudian...