Aku memberontak hebat ketika tangan itu hendak mencekikku.
Memangnya apa yang bisa kulakukan selain ini? Aku harus mempertahankan hidupku.
Mataku terkatup kuat, air mata lolos begitu saja sedari tadi, tubuhku menegang, tapi aku bisa mengendalikannya.
Dan, kuharap aku tidak merasakan trauma setelah ini. Menghabiskan sisa hidupku di dalam rumah, gadis gila yang hidup dalam bayang-bayang ketakutan.
Tidak. Aku terlahir bukan untuk menjadi orang gila.
Brak!
Aku terlalu banyak bergerak, hingga kursi yang kududuki jatuh menyamping ke arah kanan, membawa tubuhku jatuh bersamanya.
Ini menyakitkan, tapi aku harus melawan.
Siapapun kau, aku tak ingin kalah oleh dirimu yang lebih rendah dari manusia. Akulah Lee Yongkyung si gadis yang tidak peduli terhadap apapun. Ingat itu baik-baik!
Brak!
"Pergi kau wanita iblis! Menjauh darinya!"
Taehyung. Aku membuka mataku secepat bersin dan kulihat Taehyung sudah berjongkok di sampingku.
"Maaf aku datang terlambat. Tunggu. Aku akan melepaskan ikatan talinya."
"Memangnya kau bisa?"
"Lihat saja nanti."
Kurasakan tali yang mengikat tanganku ke belakang bergerak. Aku hanya terdiam dan menahan rasa nyeri di sekujur tubuhku.
Setelah kedua tanganku terlepas, aku segera melepaskan simpulan tali pada kedua kakiku. Aku mencoba bangkit, tapi...
Brak!
Aku kembali terjatuh. Kakiku bergetar dan tak mampu menahan tubuhku.
Sisa-sisa ketakutan atas kejadian beberapa menit yang lalu masih terasa di tubuhku. Aku tertunduk dan memperhatikan luka-luka di tubuhku.
Kedua kakiku membiru pada beberapa bagian. Dua tanganku pun sama, lengan dan pundak bagian kanan yang paling parah. Siku kananku terluka dan mengeluarkan darah. Benar-benar menyedihkan.
"Yongkyung-ah..., kau baik-baik saja?"
"Apa menurutmu aku baik?! Ini sangat menyakitkan dan kau tak tahu bagaimana rasanya, jadi diamlah!!!"
Tangisanku kembali pecah dan memenuhi setiap sudut gudang ini.
Aku tak tahu apa yang salah dari diriku. Diantara jutaan orang di dunia, kenapa harus aku yang mengalami hidup seperti ini?
"Haruskah aku... memelukmu?"
Aku tak mempedulikan pernawaran Taehyung, bahkan saat dia mendekat dan memelukku, membuatku bersentuhan dengan kulit pucatnya yang dingin.
Dia melepas pelukannya dan memandangku lekat. Aku tahu itu walaupun aku masih setia menundukkan kepala.
"Aku tak tahu bagaimana rasa sakitnya karena aku tak bisa merasakannya. Tapi, melihatmu seperti ini, sebaiknya kau istirahat di sini dulu sampai lukamu membaik. Aku akan menjagamu. Kau tidurlah."
Kudongakkan kepalaku dan membalas pandangannya lekat. Aku tersenyum padanya, diapun begitu.
"Aku tahu kau mungkin tak akan mau memenuhi permintaanku, tapi kau mau, kan menjadi temanku? Aku kesepian selama ini sampai aku mengenalmu."
Aku tersenyum tulus padanya sesaat sebelum aku bersandar pada kursi yang tak berubah dari posisinya jatuh.
Kulepaskan jas sekolahku untuk menutupi kakiku yang terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Spring: Who Killed Me?
Fanfiction"Min Yoongi membunuh Kim Taehyung." Setidaknya beberapa siswa masih membicarakan hal itu. Aku hanya mencuri dengar dan memasang wajah tak peduli. Meskipun dalam hati, aku cukup terkejut. Senior yang kusukai pernah membunuh seseorang. Lalu, kenapa di...