Matahari siang ini cukup cerah, suasana sekolah juga terlihat baik-baik saja. Semua ini seakan menyuruhku untuk melupakan kejadian kemarin malam.
Aku tidak bisa tidur karenanya. Sampai saat ini, tak ada sosok Taehyung di belakangku. Cukup janggal. Apa dia marah? Atau merasa bersalah?
Huft... Kapan semua ini akan berakhir?
Kring... Kring... Kring...
Waktunya tidur, Yongkyung-ah. Pikirkan hal-hal indah. Mungkin saja bisa muncul di mimpimu.
"Dan juga Lee Yongkyung."
Ouh, sial. Hwang Saem menatapku tajam di depan sana. Aku hampir meletakkan kepalaku di atas meja ketika pria tua itu memanggil.
"Ya, Saem?"
"Walaupun aku tidak sering memperhatikanmu, jangan kau pikir aku tidak tahu kelakuanmu selama ini. Sering membolos, telat mengumpulkan tugas. Apa kau pindah sekolah karena catatan hitammu sudah penuh di sekolah lamamu? Jika kau seperti itu lagi, aku akan memberimu hukuman. Arraseo?" (Kau mengerti?)
"Ya, Saem. Maafkan saya."
Aku berdiri dan membungkuk padanya sebelum beliau keluar dari kelasku. Setelah itu, semuanya berbisik dan menatapku dengan senyuman miring.
Bahkan, aku seperti orang yang paling dibenci di sini. Kenapa aku bisa bertahan sampai sekarang? Apa benar karena Taehyung?
Sudahlah, Yongkyung-ah. Kali ini, anggap saja mereka tidak ada. Kau akan naik ke tingkat tiga dan lulus. Maka, semua ini akan terlupakan.
"Ya!"
Jimin berseru ketika aku ingin keluar dari kelas ini. Ia berjalan dan memberiku secarik kertas.
"Kau tahu? Aku biasanya tidak sebaik ini. Tapi, ini akan membantumu."
Aku menerima dan membacanya sekilas. Ini daftar buku di perpustakaan.
"Kenapa kau memberiku ini?"
"Itu buku-buku favorit Hwang Saem. Kau bisa menggunakannya untuk mengerjakan tugas darinya. Kau mungkin akan selesai dalam waktu 15 menit."
"Mwo?" (Apa?)
"Aish. Itu mudah. Kau tinggal menyalinnya saja, kan? Sebaiknya kau cepat kerjakan di perpustakaan. Karena buku-buku itu akan kupinjam setelah pulang sekolah. Semangat."
Jimin menepuk pundakku sebentar sebelum kembali ke mejanya. Aku segera mengambil alat tulisku dan berjalan menuju perpustakaan.
Mengingat bagaimana peringatan Hwang Saem, cukup menakutkan. Jika itu terjadi, aku akan menjadi siswi dengan catatan hitam yang tebal di SMA Kyunggi.
Banyak yang akan malu akan perbuatanku. Eomma, Appa, Hyukjae Oppa, termasuk diriku.
Karena itu, aku harus cepat ke perpustakaan.
***
Di sini tidak seramai kantin, tentu saja. Tempat dengan etalase penuh buku ini memiliki beberapa peraturan. Tidak sebebas kantin. Di sini harus sunyi.
Tapi, bagiku... tidak juga. Anak kecil dengan wajah pucat yang berlarian ke sana ke mari itu sangat berisik. Sialnya lagi... hanya aku yang bisa merasakan kehadirannya.
Aku sudah mendapatkan buku-buku yang dimaksud di kertas ini. Mengambil pena dan menyalinnya.
Jimin benar. Ini mudah. Aku tidak perlu memikirkan kata apa yang selanjutnya kutulis.
"Heol. Aku tidak percaya aku menemukanmu di sini."
Aku mendongak saat seseorang berucap di depanku. Kim Namjoon lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Spring: Who Killed Me?
Fanfic"Min Yoongi membunuh Kim Taehyung." Setidaknya beberapa siswa masih membicarakan hal itu. Aku hanya mencuri dengar dan memasang wajah tak peduli. Meskipun dalam hati, aku cukup terkejut. Senior yang kusukai pernah membunuh seseorang. Lalu, kenapa di...