Part 14

71 11 5
                                    

Ini sudah hari esok setelah kejadian itu. Dimana Min Yoongi, tunggu, apa benar dia yang menciumku?

Bukan. Dimana Kim Taehyung menciumku dan itu pertama untukku. Mungkin itu bibir Yoongi Sunbae, tapi yang kurasakan adalah itu milik Taehyung.

Tapi, setelah itu... dia memutuskan pergi. Saat ini, aku sedang mencarinya.

Itu bukan berarti aku mengasihinya setelah dia bilang dia suka padaku. Jika aku seperti itu, aku jahat padanya.

Aku hanya merasa ini belum saatnya dia mengakhirinya. Jadi, aku mencoba mencarinya.

Aku sudah pergi kemana-mana. Gudang sekolah? Nihil. Makam? Sama saja. Rumah atap? Aku baru saja sampai. Hah! Tak kusangka aku ke sini lagi.

Kubuka pintu bergembok itu dengan mudah dan memasukinya. Tanpa pikir panjang, aku langsung menuju ruangan yang masih kuingat.

Tunggu, tapi terakhir kali ruangan itu berantakan. Ah sudahlah. Siapa tahu Taehyung ada di sana.

Ceklek! Yes! Tidak terkunci!

Eh?! Ruangan ini kembali bersih. Tidak ada barang-barang pecah yang berserakan. Semuanya kembali normal.

"Apa ini? Apa pemilik rumah ini yang menggantinya yang baru? Tapi, barang-barang ini seperti barang lama tak terpakai."

Itulah yang kubingungkan. Jika dia mengganti dengan barang baru, tak mungkin bisa sekusam ini. Tapi, ini... semuanya sama saat sebelum hancur. Termasuk peti itu. Astaga!

Aku berjalan cepat menuju salah satu peti dan membukanya.

Mayat Taehyung masih di dalamnya. Ini benar-benar normal sebelum hancur. Apa maksudnya ini?

"Taehyung-ah, kau akan pergi begitu saja? Lihatlah. Mayatmu masih di sini. Kau tak mau menempatkan mayatmu di tempat yang layak? Adik-adikmu sudah mengorbankan uangnya untukmu."

Kuharap dia mendengarku dan datang ke sini. Ini tidak adil baginya. Tapi, dia tak datang meskipun lima belas menit sudah berlalu.

Dia benar-benar pergi? Kim Taehyung bodoh!

Kurogoh saku jas sekolah milik Taehyung. Mungkin ada kertas yang bisa memberiku petunjuk.

Sambutlah teman barumu. Orang yang dulunya kau cintai sudah datang. Bersenang-senanglah.

"Teman baru? Orang yang dulunya dia cintainya? Siapa?"

Duk! Duk! Duk!

Aku menoleh begitu mendengar suara gaduh dari peti sebelah peti Taehyung.

Sial, aku takut lagi. Jika sebelumnya peti Taehyung berbunyi, maka peti kali ini... ada seseorang di dalamnya. Bukankah begitu?

Siapa? Apa mungkin... teman baru Taehyung?

Aku memberanikan diri membuka peti itu.

"Yena?!"

Yena! Shin Yena! Ada di dalamnya! Astaga. Apa ini?!

Tunggu, ah iya, benar juga. Sebelumnya ada petunjuk, target selanjutnya adalah Yena, Yoongi Sunbae, dan Jimin.

Orang itu berhasil membunuh Yena dan meletakkan mayatnya di dalam peti sama seperti mayat Taehyung. Dan, juga mengenakan seragam SMA Kyunggi.

Dan, untuk kedua peti lainnya, tidak, ada tiga. Peti-peti itu bertambah satu. Yang kulihat sekarang ada lima peti.

Sial. Pembunuhan ini tidak berhenti. Sebenarnya apa yang diinginkan orang itu?!

Yoongi Sunbae, Jimin, dan, siapa? Siapa target yang bertambah itu?

Aku mencoba mencari tahu. Pertama, dari kertas yang kutemukan di saku jas sekolah Yena.

Secret Spring: Who Killed Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang