"SELAMAT PAGI PAK BEJOO.""Eh ayam, ayam. Aduh, ngagetin aja nih Neng Keyja."
"Keyzeea, Pak, Keyzeea. Bukan Keyja," ujar gue membenarkan.
"Ya Keyja."
Gue menepok jidat. "Hadeeh. Ya udah deh, Keyzeea masuk dulu ya. Dah."
"Iye neng, dadah."
****
"Selamat Pagi, Bu Metek." Gue tersenyum manis pada Bu metek.
"Pagi Keyzeea," jawabnya ramah.
Entah kenapa hari ini gue seneng banget menyapa semua orang yang gue temui. Mungkin, gue lagi bahagia kali ya. Eh tapi, gue selalu bahagia kok. Mana pernah gue galau-galau. Apalagi gara-gara cowok. Idih, anti banget gue. Gue kasih tau ya kepada seluruh cewek di Indonesia, kalo cowok itu cuma buat kita sakit doang. Apalagi pacaran, pacaran itu nggak penting. Yang penting itu sekolah, ya meskipun disekolah gue nggak pinter-pinter amat sih. Tapi gue, Keyzeea Aurel, tidak pernah menangis karena cowok. Karena cowok itu nggak perlu ditangisi, buang-buang tenaga, nggak berguna, dan nggak berfaedah."SELAMAT PAGI TEMAN-TEMAN."
Krik krik krik
Semua penghuni kelas menatap gue dengan tatapan yang--ya begitulah. Nggak ada seorang pun yang membalas sapaan gue. Dasar teman-teman yang jahat!
"Gue yang duduk disini. Ini tempat duduk gue."
"Nggak, ini tempat duduk gue. Lagian lo siapa sih main duduk-duduk aja. Lo salah kelas kali."
"Gue murid baru disini dan ini tempat duduk gue."
Lho? Itu kenapa Mahesa sama Gaza kenapa ribut-ribut?
Gue berjalan menghampiri mereka. "Woy, woy, woy. Ada apaan nih ribut-ribut?"
"Ini Key, orang ini, dia mau duduk di tempat gue." Mahesa menunjuk Gaza.
"Ini tempat duduk gue," ujar Gaza.
"Heh, muka datar! Ini tempat duduk Mahesa. Sebaiknya lo pindah, deh. Lagian kata Pak Jono lo boleh duduk disini karena Mahesa lagi sakit aja. Sekarang kan Mahesa udah sembuh, jadi ... lo pergi deh dari sini."
Gaza menatap gur datar. Tapi kalo diliat-liat mukanya agak kesel. Ah, bodo amat. Emangnya gue pikirin.
"Ngapain masih disini? Sana pergi!" kata gue nyolot.
Gaza pun pergi sambil membawa barang-barangnya.
"Dia siapa sih, Key?" tanya Mahesa.
"Anak baru."
"Anak baru di kelas dua belas? Semester dua, pula."
"Nggak tau. Anak buangan kali."
******
"Kalian ini kan sudah kelas dua belas. Kalian harus memikirkan masa depan kalian. Kalian ingin melanjutkan kemana? Kuliah? Kerja? Kalian tentukan dari sekarang. Jangan sampai terlambat, karena jika terlambat rasanya tidak enak. Hanya ada rasa penyesalan. Jika sudah menyesal? Kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi," ujar Bu Aya dengan logat Jawanya.
"Hadeh, Bu Aya panjang amat sih ceramahnya. Panas nih kuping gue."
"Lo kayak nggak tau Bu Aya aja, Key." Mahesa terkekeh.
"Dari tadi dia ngomong nggak berenti-berenti, Sa. Capek gue dengernya.
"Coba ibu tanya pada kalian, cita-cita kalian ingin menjadi apa?" Mata Bu Aya mencari-cari dan matanya berhenti di gue.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jomblo Sejati
Teen FictionKeyzeea, trauma dengan yang namanya pacaran. Dia tidak suka hubungan yang rumit seperti itu. Hubungan yang membuat dia pusing, hubungan yang membuat hati nya senang gak karuan, dan hubungan juga yang membuat hati nya hancur berkeping-keping. Dia t...