"Ini semua, huh, hah, huh, gara-gara, LO!!!" Ucap gue dengan ngos-ngosan. Yaiyalah gue ngos-ngosan, gue abis lari keliling lapangan dua puluh kali.
Dua puluh kali, coy.
Bayangkan,
Dan rasakan, gimana capeknya gue.
Dia menatap gue dengar datar, "Kenapa gue?"
"BISA GAK SIH GAK USAH PASANG MUKA DATAR LO ITU?! GEDEG GUE LIATNYA!!"
"Terserah, gue gak peduli." Ujarnya lalu pergi.
DASAR MUKA DATAR!!
******
Gue berlari kencang. Gak peduli keringat udah banjir membasahi dahi gue.
XII IPS 2
Begitulah tulisan yang tertera diatas sana.
Dari luar sini gue gak mendengar suara siapa-siapa di dalam.
Pasti ada guru nih. Kalo gak ada guru pasti ini kelas udah rame kayak pasar malem.
Gue mengintip untuk memastikan.Yap, benar. Di dalam ada Pak Jono. Pak Jono gak begitu galak sih, tapi tetep aja gue takut.
Pak Jono berdiri dari kursinya. "Bagaimana anak-anak, apa kalian sudah mengerti?" tanya Pak Jono.
Hening.
"Baiklah, bapak jelaskan kembali. Indonesia berada diantara..."
"Pssstt, pssstt. Woy! Wil! Wili!" Panggil gue dengan berbisik, tapi agak keras.
Dia menoleh, "Eh Keyzeea, kok baru dateng?" Katanya setengah berteriak.
Semua penghuni kelas menatap gue, termasuk Pak Jono.
Gue menelan ludah kering.
Begoooooo! Wili begoo.
Gue menatap Willi tajam, dia membalas dengan tatapan bingung. Seolah dia mengatakan, "Apa?"
"Keyzeea, sini masuk!" Kata Pak Jono. Gue berjalan kedalam kelas sambil cengengesan gak jelas.
"Kamu kok baru datang? Terlambat ya?" Tanya Pak Jono.
"Iya Pak, hehehe." Gue cengengesan gak jelas.
"Yasudah kamu duduk sana. Lain kali jangan telat, ya?"
"Iya Pak." Gue mengangguk lalu berjalan ke meja gue.
"Baiklah anak-anak, kita kembali ke materi. Indonesia berada diantara----"
"Pemisi."
Suara itu. Kayaknya gue kenal.
Gue menoleh kearah sumber suara itu berasal.
Lho? Itu kan...
COWOK BERMUKA DATAR.
NGAPAIN DIA DISINI?"Lho? Kamu baru datang, nak? Darimana saja?" Tanya Pak Jono ke cowok muka datar itu.
"Maaf Pak, saya telat." katanya.
"Oh yasudah, tidak apa-apa. Lain kali jangan telat lagi, ya?"
"Iya, Pak."
"Nah anak-anak, hari ini kalian dapat teman baru. Silahkan perkenalkan diri kamu," kata Pak Jono.
"Perkenalkan nama saya Gaza. Gaza Aditya." Ujarnya singkat.
Hhh. Perkenalan macam apa itu? Dasar cowok bermuka datar.
"Gaza udah punya pacar belum?" Tanya Fanya malu-malu bagong.
Cih, dasar cabe-cabean. Liat yang bening dikit langsung disikat.
"Nggak ada pertanyaan lebih bermutu?" Tanya si muka datar.
Fanya cemberut mendengarnya.
"Fanya, kalo kamu ingin menanyakan hal pribadi nanti saja, jangan sekarang." Ujar Pak Jono
"Iya Pak, maaf."
"Gaza duduk dengan siapa, ya? Bangkunya penuh semua."
"Gak penuh semua Pak. Bangku disamping Keyzeea kosong, tuh," kata Mail.
Gue langsung menatap Mail tajam.
"Oh iya, benar juga kamu Mail. Gaza, kamu kamu duduk dengan Keyzeea saja," kata Pak Jono.
Gue langsung berdiri, "Lho? Gak bisa dong Pak. Saya 'kan duduknya sama Mahesa."
"Mahesa 'kan belum masuk. Jadi untuk sementara kamu duduk dengan Gaza," kata Pak Jono.
"Nggak bisa, Pak. Saya nggak mau duduk sama cowok bermuka datar kayak gitu"
"Datar apanya sih, Gaza kan ganteng," kata Pak Jono sambil cengengesan.
Apa? Ganteng katanya?
Kenapa gue jadi geli-geli gitu ya dengernya?"Gaza, kamu duduk dengan Keyzeea saja, hanya untuk sementara kok," kata Pak Jono.
Ih, benci gue dengernya.
Gaza berjalan kearah gue, lalu duduk disamping gue. Gue membuang muka. Memasang wajah super jutek.
Gue menatap Mail tajam, "Tunggu pembalasan dari gue, Jarjit!"
"Nama gue, Mail."
"Bodo amat!"
Pak Jono kembali menjelaskan materi pelajaran. Tapi gue sama sekali gak memperhatikan. Karena gue kesel lagi sama Pak Jono. Kesel gak kesel juga, gue gak pernah merhatiin sih.
"Heh, heh, heh! Mau ngapain lo?" Tanya gue yang melihatnya mendekat kearah gue.
"Gue cuma mau liat, materi yang lagi dijelasin halaman berapa?" katanya.
"Kenapa gak langsung nanya aja sama gue? Kenapa harus deket-deket sama gue? Inget ya, gue gak mau badan gue terkontaminasi sama lo. Ngerti?"
"Sumpah, lo alay banget," dengusnya.
"Bodo."
*******
"Key, kantin yuk." Ajak Dimas
"Yuk!" Jawab gue semangat.
"Minggir!" Ucap gue ke cowok muka datar itu.
Dia diem.
"Woy, denger gak sih?!" Gue mulai kesel.
"Woy, bro!" Dimas menepuk bahu Gaza, tapi dia langsung menepisnya kasar.
"Apa-apaan sih lo?!" kata gue kesel sekaligus marah.
"Kenapa? Gak suka?" Tanyanya sambil menatap gue santai.
"Udah Key, biarin aja," kata Dimas.
"Nggak bisa gitu lah, Dim. Ini cowok keterlaluan. Apa coba maksudnya nepis tangan lo kayak gitu? Padahalkan lo ngomong baik-baik sama dia."
Gaza berdiri menatap gue dengan tatapan yang... gak bisa gue jelasin pake kata-kata. Lalu dia mendekatkan wajahnya ke wajah gue.
Anjing! Mau ngapain ini orang?
"Gue gak mau, badan gue ter.kon.ta.mi.na.si dipegang-pegang sama temen lo itu," katanya tepat di depan wajah gue. Lalu pergi begitu saja.
Gue diem.
Dimas diem.
Willi juga diem.
Kenapa jadi diem-dieman gini?
*******
Halooo guys, gimana part yang ini? Gak jelas ya? Wkwkwk maklumi aja, masih belajar soalnya. Maaf juga bila ada typo ya:).
Sekarang, udah tau kan nama cowok bermuka datar itu Gaza. Menurut kalian Gaza gimana? Ngeselin ya? Wkwk.
Terimakasih yang sudah mau baca, vote, komentar, kritik dan sarannya.
#SalamTERKONTAMINASI
KAMU SEDANG MEMBACA
Jomblo Sejati
Teen FictionKeyzeea, trauma dengan yang namanya pacaran. Dia tidak suka hubungan yang rumit seperti itu. Hubungan yang membuat dia pusing, hubungan yang membuat hati nya senang gak karuan, dan hubungan juga yang membuat hati nya hancur berkeping-keping. Dia t...