Bagian 8

74 8 0
                                    

Bel istirahat telah berbunyi sepuluh menit yang lalu. Namun, Axela masih enggan untuk beranjak dari tempat duduk nya. Sedangkan teman sebangku nya alias Gray dan sahabat nya Domi telah menghambur di kantin. Jemari mungil gadis itu sibuk mencorat-coret kertas menggunakan spidol biru nya dan tangan kiri nya menopang dagu nya.

Sebenarnya, Domi memaksa Axela untuk ikut dengannya ke kantin tapi Axela menolak dengan alasan bahwa ia membawa bekal dari rumah jadi tidak perlu ke kantin. Axela bangkit dari posisi nya lalu berjalan keluar kelas menuju toilet yang letak nya berada di sudut bangunan sekolah nya itu. Memang SMA Permata memiliki toilet di setiap lantai.

"Axela!" Merasa ada yang memanggil nama nya, Axela pun menoleh ke belakang dan mendapati Gray yang tengah berjalan ke arahnya. Axela menautkan alisnya seraya berujar "Kenapa?" tanya gadis itu sambil melanjutkan langkah nya menuju ke toilet.

"Lo mau kemana?" Tanya Gray mengikuti langkah Axela.

"Ke toilet, mau ikut?" Balas Axela dan Gray menghentikan jalan nya.

"Gue tunggu disini Xel." Ucap Gray setengah berteriak.

Hening. Satu kata itu cocok menggambarkan situasi di ruangan ini. Yep, tempat tersepi di SMA Permata yaitu, perpustakaan. Tapi perpustakaan yang sepi layaknya rumah kosong ini akan berubah seperti pasar malam ketika saat-saat tertentu. Misal, menjelang ujian tengah semester, ujian akhir semester dan semacamnya.

Dengan susah payah, Axela menggapai buku yang ingin ia baca di rak paling atas. Tapi karena tinggi badan nya yang kurang memadai jadi gadis itu tak kunjung mendapatkan buku incaran nya.

Di sisi lain, Gray menatap Axela dengan gemas. Tanpa di suruh lelaki itu berjalan ke arah Axela dan mengambilkan buku yang Axela inginkan sambil menahan tawa yang siap meledak.

"Lo gimana sih? Udah tau pendek mau ngambil buku yang ada di rak paling atas bukan bilang minta tolong kek, lah ini malah lompat-lompat kayak lagi main trampolin tau nggak." Perkataan itu sukses membuat Axela cemberut lalu menarik buku yang ia inginkan dari tangan Gray dan berjalan menuju kursi yang terletak di depan dekat pintu masuk perpustakaan.

"Apa lo?! Puas kan lo ngeledekin gue?" Ucap Axela ketus tanpa mengalihkan pandangan dari buku nya. Sementara Gray masih terus menatap Axela sambil tersenyum "Nggak usah senyum-senyum. Jelek lo!" Sambung Axela. "Iya deh gue minta maaf ya ya ya." Ucap Gray dengan wajah sok imut yang di buat-buat.

*****

"Woy Ivan." Panggil Alissa dengan mengencangkan volume suara nya, karena jika Alissa memanggil dengan nada yang biasa, pasti tidak akan terdengar oleh ketua kelas XI IPS 2 itu. Karena kelas ini sudah alih fungsi menjadi pasar malam. "Ivan! Budeg ih." Panggil Alissa.

Tak kunjung mendapat respon dari Ivan, gadis berambut sepunggung berwarna coklat terang itu lantas menghampiri si ketua kelas. Alissa menghela napas dan menggoyangkan tubuh Ivan untuk membangunkan cowok itu dari tidur nya "Hmmm apa sih?" Ucap Ivan.

"Lo tuh gimana sih, kelas berisik kayak club malem gini bukan nya disuruh pada diem malah elo nya enak-enakan tidur." Ucap Alissa kesal, melanjutkan kembali ucapan nya "Ini kan pelajaran ekonomi, lo panggil Bu Era nya sana."

Si Ivan ini, menjabat sebagai ketua kelas bukan nya memberi contoh yang baik kepada teman-teman sekelas nya, tapi malah membiarkan kelas berisik. "Ya udah gih lo aja sana yang panggil Bu Era." Ucap Ivan santai sambil mengibaskan tangannya ke arah Alissa dengan tujuan agar cewek itu pergi dari hadapan nya dan melanjutkan tidur nya.

Karena geram dengan Ivan, jitakan keras dari Alissa mendarat dengan mulus di jidat nya, membuat cowok itu meringis dan bangun dari posisi tidur nya dan berdiri.

"Iye iye gue samperin nih sekarang! Bawel amat lo jadi orang." Ucap Ivan mengepalkan tangan nya dan meninju nya ke udara. Sedangkan Alissa, hanya komat-kamit tidak jelas.

Namanya juga Alissa. Dia itu murid paling rajin seantero sekolah. Kalau murid yang lain, guru tidak masuk ke kelas padahal saat itu jam mengajar nya, tidak akan dipanggil dan membiarkan nya saja. Tapi berbeda dengan Alissa, meskipun tidak ada guru di jam belajar seperti sekarang, tetap harus mendapat tugas.

"Eh diem dulu woy! Bu Era hari ini nggak ngajar dulu-" Ucapan Ivan terhenti saat semua bersorak gembira. Ya keajaiban sih, mengingat Bu era guru paling rajin se SMA Permata itu mendadak tidak mengajar.

"Tenang guys tenang. Tapi, Bu Era udah kirim pesan ke guru piket. Kita di suruh ngerjain tugas di buku paket halaman 146. Di kumpulin pas pulang sekolah." Ucapan Ivan sontak membuat seluruh teman kelas nya mendecak sebal.

"Ya ampun lo kayak belom kenal tuh guru aja deh." Teriak Axela mengalihkan fokus nya dari novel yang ia baca.

"Emang Bu Era kenapa Xel?" Tanya Gray yang merupakan anak baru di sekolah nya.

"Dia itu guru paling rajin se SMA Permata. Walaupun dia nggak ngajar tapi tetep ngasih tugas. Dan, kalo ada murid nya yang telat masuk jam pelajaran ekonomi bakal di hitung tuh berapa lama dia ketinggalan jam nya. Terus, pas pulang sekolah harus nemuin dia deh buat ngerjain soal-soal. Kayak gue waktu itu hehehe." Jelas Axela menutup wajah nya dengan novel karena malu telah mengatakan satu kalimat terakhir. Sontak membuat Gray tertawa.

"Lo pernah? Kapan?"

"Belom lama sih. Waktu lo nganterin gue pulang pas sore-sore itu." Ucap Axela yang sudah mulai menulis tugas yang Bu Era berikan.

"Lo sih bolos mulu." Ucap Gray menjulurkan lidah nya. "Enak aja. Gue nggak bolos tau." Balas Axela tak terima.

"Waktu itu, gue tiba-tiba sakit perut padahal istirahat tinggal lima menit lagi. Ya, daripada di tahan. Akhirnya gue ketinggalan jam pelajaran nya selama dua puluh lima menit. Alhasil, gue harus pulang telat karena harus nurutin kemauan nya Bu Era." Ucap Axela panjang lebar seperti sedang mendongengkan anak kecil dan Gray mengangguk mengerti.

"Eits udah deket banget nih kayak nya kalian berdua." Celetuk Andre kepada Axela dan Gray. Sontak mereka langsung menautkan alis ke arah Andre.

"Apaan sih lo nggak jelas." Ucap Axela melempar penghapus milik nya ke arah Andre dan tepat mengenai mata hitam Andre. Sementara Gray hanya diam sambil senyum-senyum tak karuan.

"Udah jadian aja langsung. Cocok deh lo berdua, serius." Timpal Josh, cowok berwajah oriental itu seraya mengangkat tangan nya membentuk lambang peace.

"Siap bos." Ucap Gray, yang membuat Axela melotot ke arah Gray "Ngaco lo." Ucap Axela, dengan segera ia bangkit dari duduk nya untuk mengumpulkan tugas yang telah selesai ia kerjakan.

"Kita tunggu pajak jadian nya, Gray." Ucap Andre yang dibalas acungan jempol dari Gray dan anggukan setuju dari Josh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 03, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Axela GrayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang