CHAPTER FIVE

14 2 0
                                    

♡♡♡♡

Sepanjang pelajaran berlangsung tatapan daniel tidak beralih sedikitpun dari fokusnya.
Ia menatap zizi yang tengah berkonsentrasi mendengarkan penjelasan guru, ada perasaan senang serta sedih menyelimuti hati daniel, ia senang karena bisa melihat zizi sedekat ini tapi ia juga merasa sedih saat mengingat bagaimana gadis itu sangat membencinya.

Masih betah ngelamunnya? Ini udah bel loh dan" sindir bella gadis yang duduk tepat di depannya.
Daniel menatap bella lama dengan alis yang bertaut.
Seakan mengerti arti tatapan daniel bella kembali bersuara dengan dagu yang sengaja ia arahkan ke bangku zizi.

" iya udah bel daniel, buktinya cewek yang jadi fokus lo daritadi udah ngacir keluar".

Daniel masih menatap bella lama hingga gadis tsb salah tingkah, lalu tersenyum miring sebelum bangkit dari bangkunya dan berjalan keluar kelas.

Daniel kenapa sih? Kok nggak jelas?

Wira yang di tanya hanya mengendikkan bahunya acuh lalu ikut keluar kelas menyusul daniel.

●●●

Zizi menyantap makanannya dengan lahap tanpa peduli tatapan ngeri kedua temannya.
Dia tidak peduli cibiran anak anak yang ada di kantin, toh dia sedang lapar saat ini, ia lebih mementingkan perutnya daripada harus melabrak anak anak kantin yang mencibirnya.

" zi pelan pelan ntar lo keselek elah" ucap yumna sedikit ngeri

Namun tidak lama apa yang di katakan yumna terjadi, zizi terbatuk batuk dan memukul mukul dadanya.

"Anjir minuman gue udah abis lagi" umpat zizi

"Gue mintain ke abang kantin dulu zi" marrin segera berlari ke tempat abang kantin sedangkan yumna membantu zizi dengan memukul pelan punggung zizi.

" nih minum aja"
Zizi segera mengambil minuman tersebut tanp melihat siapa yang memberikannya.
Sedangkan yumna menatap si pemberi minum itu dengan wajah bodohnya.

Daniel memberi kode agar yumna meninggalkannya berdua dengan zizi, ia langsung mengiyakan dan berlari ke arah marrin yang masih di tempat abang kantin dan menyeretnya ke kelas.

"Makas.... "   zizi berhenti melanjutkan ucapannya saat ia tahu si pemberi minum adalah daniel.
Dia segera beranjak dari duduknya saat daniel sudah duduk di sampingnya.
Sayang daniel cukup cekatan menarik tangan zizi hingga gadis itu kembali duduk di depannya.

"Mau apalagi?"

"Please biarin gue ngomong dulu"

"Lah itu lo udah ngomong"

Daniel mendengus pasrah saat zizi terus menanggapi ucapannya dengan sinis.

"Zee, gue kangen"

Zizi yang saat itu memalingkan wajahnya kearah lain dengan cepat menoleh ke arah daniel.
Ia menatap daniel lama, mencari kebohongan di mata cowok tersebut, tapi hasilnya nihil, sorot matanya terlihat tulus.

"Bullshit"

"Zizi gue tau gue salah, gue tau kesalahan gue dulu nggak akan pernah lo lupain, gue udah nyakitin lo, gue udah khianatin lo, tapi please zi kali ini kasih gue kesempatan lagi, gue nggak bakalan nyakitin lo"

" lo pikir gue barang yang bisa sewaktu waktu lo pungut lagi dan?" Zizi berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh, ia sudah berjanji tidak akan menangis lagi di depan daniel atau siapapun itu.

"Zee, gue kembali cuma buat lo"

" gue nggak pernah nyuruh lo kembali kan?"

"Gue pengen memperbaiki semuanya"

"Lo nggak tau diri banget yah dan? Lo pikir selama ini gue nggak sakit ati? Lo pikir apa yang lo lakuin dulu sepele?"

Daniel meraih tangan zizi berusaha menenangkan zizi mengingat mereka masih berada di kantin, tapi zizi segera menepisnya.

"Satu hal yang bikin gue nyesel sampai sekarang dan, gue pernah nangisin cowok brengsek kayak lo"


ZEEDANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang