Untuk mantan calon mertuaku

280 2 0
                                    


Assalamu alaikum ibu dan bapak, semoga ibu dan bapak baik-baik saja disana dan juga nenek semoga selalu sehat dan panjang usia. Nek, pak, bu, mungkin ini pesan terakhir yang akan saya sampaikan pada bapak dan ibu bahkan seluruh keluarga baru saya disana. Maaf jika selama ini saya pernah berbuat salah pada ibu dan bapak, mungkin pernah suatu ketika menyakiti anak bapak dan ibu, saya tak bisa menjadi calon menantu baik, saya tidak bisa menjadi calon istri yang baik. Mungkin masih labil kata dan perbuatan saya sebagai usia muda, entah ini adalah malapetaka saya atau pelajaran berharga, yang jelas inilah yang saya rasakan atas perbuatan saya. 

Begitu banyak kebaikan yang pernah ibu dan bapak lakukan pada saya namun sayangnya saya belum dapat membalasnya, saya belum dapat memperlakukannya istimewa, entah ini cakap atau perilaku saya yang disengaja atau tidak, tak enak hati dengan kebaikan bapak dan ibu. Menerima sebongkah pemberian namun memaksa untuk saya terima. Apalah arti saya sebagai mantan calon menantu dibandingkan pemberian orang tua disana. Harusnya saya yang memperlakukan bapak dan ibu yang istimewa, namun kenapa jadi saya yang didatangkan lalu diberikan sebongkah buah anggur dan apel untuk saya berikan ke orang tua saya. Ya Tuhan, keluarga macam apa saya, tak enak akan menerimanya, tak sudi akan kisah ini terjadi. Sungguh miris melakukan hal yang bodoh [pada diri saya, setidaknya saya mengerti apa isi hati bapak dan ibu yang begitu polos, baik, tulus bahkan selalu ada hati yang baik untuk menjalin silaturahmi yang ada.

Terima kasih mantan calon mertua, ibu dan bapak adalah penenang saat diri ini kacau, ibu dan bapak adalah pemberi harapan saat saya putus asa dan juga pemberi obat saat tersakiti oleh sikap saya sendiri. Maaf jika saya telah menyakiti anak bapak dan ibu, mungkin saya hanya sebatas kisah yang akan menjadi masa lalunya. Dengan tulus saya memohon maaf sekali lagi untuk bapak, dan ibu mantan calon mertua. Bapak dan ibu sudah menjadi bagian-bagian terindah selama ini. Jika saya memilih, mungkin saya tak akan menerima keadaan ini. Saya sangat salah dan  khilaf. Namun apa dayanya jika selalu terbalut waktu dengan penyesalan dikala senja, pajar dan malam, sudah tak ada lagi sesal itu, hanya ada perbaikan dan terus perbaiki diri. Semua sudah terjadi dan saya menganggapnya berlalu dengan bijak.

Sungguh saya bukan calon menantu idaman bapak dan ibu apalagi nenek yang saya sayangi. Saya masih terlalu belia untuk memiliki hasrat sejauh itu. Saya masih belum dewasa dan kini anak ibu dan bapak, telah mendewasakan saya. Kini anak bapak memperlakukan saya sekeras ini untuk saya berubah menjadi lebih baik.

Terima kasih kesayanganku, yaitu kamu. Kau bagai luka membakar hatiku. Walau aku tahu ini caramu, walau aku tahu caramu begitu hina bagiku, mengabaikan agar aku mandiri, mendidikku dengan keras agar aku tak manja lagi. Menyikapiku dengan bijak agar aku tak kalut lagi. Kalian semua berharga untukku, kalian semua indah bagiku, walau berakhir sesakit ini aku tak akan menyesali pernah mengenal kalian semua, keluarga yang aku anggap selalu baik, harmonis. Mungkin aku menyesal mengabaikan keluarga baik seperti ini. Karena apapun yang terjadi diri ini tetap sayang semuanya dan ibu, bapak, serta kamu tetap jadi keluargaku.

Bapak, ibu membuat aku selalu sabar. Terima kasih telah menemani masa-masa sedih saya dan menenangkan hati dan fikiran saya. Jika sabar tak ada hasil, setidaknya ibu, dan bapak telah membuat diri berarti untuk keluarga disana. Ibu dan bapak menginginkan hubungan kita baik dan kembali lagi seperti dulu. Namun jika tidak dapat diperbaiki saya pasrah dengan takdir Allah, karena Dia Maha Pemberi Jodoh dan jalan terbaiknya. 

Hati selalu miris melihat keluarga disana, hati selalu luluh menatap harapan disana, mungkin seakan diri tak berguna, mengiris rasa sakit yang ada, berkicau dengan liku dan berkeras akan lekukan-lekukan hati yang tak tahu sampai kapan ini berakhir dan sampai kapan ini menyingkir lalu masih menaruh hati yang sakit hingga mengering menjadi senyum yang terhimpit.


Aku, kamu, dan senja kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang