"Cinta yang paling rumit adalah cinta pada sahabat sendiri, yang tak mungkin bisa kau miliki"
--friendzone--
Bunyi alarm terdengar didalam kamar Adira. Adira yang mendengar suara alarm itu dengan cepat mengambil alarm itu dan membuangnya secara asal hingga alarm itu rusak tak terbentukKarena mendengar suara sesuatu yang pecah, mama Adira masuk kedalam kamar anaknya itu dan melihat alarm adira yang sudah tidak terbentuk itu lalu kemudian mengambilnya
"yaampun, anak ini bener bener kerjaannya cuma ngerusakin alaram mulu. Adira bangun kamu sayang" kata mama Adira
"mmm... Dikit lagi mahh"
"liat jam deh"
"emangnya udah jam brapah sih mah? Paling juga masih jam enam, dikit lagi ah"
"ini bentar lagi udah mau jam tujuh lewat. Udah telat. Cepetan bangun"
"hah? Kok mama gak bangunin dira sih, ihh.. Mama nyebelin" rengek adira dan langsung berlari mencari handuknya dan segera masuk kedalam kamar mandi
***
Adira keluar dari kamarnya dengan seragam yang entah bagaimana bentuknya, ia harus buru buru sekarang karena tak ingin dihukum nantinya. Tapi sepertinya percuma, karena sekarang sudah pukul tujuh lewat
"dira sarapan dulu sini. Itu baju kamu juga kenapa berantakan gitu? Rapiin dulu"
"gak bisa mah, aku udah terlambat nih" jawabnya Adira sambil berlari larian. Mamanya pun hanya bisa geleng geleng kepala melihat anaknya itu.
Dibawah sinar matahari terlihat Adira yang sedang menghormat kearah tiang bendera, ia sangat kesal dihukum seperti ini dan hingga tak lama kemudian ia mendengar suara bass seorang leleaki.
"dihukum juga?" tanya lelaki yang baru saja datang itu, dan kemudian lelaki itu ikut menghormat kearah tiang bendera
"menurut lu? " jawab adira sok cuek, padahal saat ini jantungnya sedang berdegup tak karuan.
"menurut gua sih dihukum"
"yaudah. Kalau lu tau dihukum ngapain nanya lagi?" tanya adira
"yaudah si. Salah emang kalo gua nanya?"
Adira tak menjawab pertanyaan lelaki tersebut, ia hanya diam sambil sesekali memandangi wajah pria itu yang sudah dipenuhi oleh keringat, karena kepanasan
Ingin rasanya adira membeli air minum dan tisu untuk menghapus keringat lelaki itu namun nyalinya menciut ketika ia sadar bahwa lelaki itu adalah sahabatnya. Ia tak mungkin harus suka kepada sahabatnya sendiri. Walaupun itu adalah hal yang wajar.
"kenapa?" tanya Alvin karena ia merasa tengah diperhatikan
"kepala gua pusing, anterin ke UKS dong" kata adira ingin mencuri perhatian dan juga dia sudah tidak tahan lagi harus dijemur seperti ini
"pusing? Pusing beneran apa boongan? Alesan doang pasti"
"bodo amat sat, buruan males gua disini" kata adira
"Gua gendong aja gimana? Biar keliatan sakit beneran" dan tanpa menunggu jawaban Adira lelaki itu langsung mengangkatnya menuju keruang UKS
Seluruh siswa banyak yang menatap iri kepada Adira karena bisa sedekat itu dengan Alvin, dan ada juga yang menatap Adira seperti tatapan ingin membunuh.
Setelah sampai diruang UKS Alvin menurunkan Adira ditempat tidur
"lu ngapain pake ngegendong gua sih?" kata Adira dengan kesal, pura pura kesal lebih tepatnya. Karena saat ini ia benar benar senang karena bisa digendong oleh alvin
"kenapa emangnya?"
"malu tau diliatin orang" kata Adira
"alah, paling juga lu kesenengan karna digendong gua"
"apasih, sok banget"
"bodo" kata Alvin
"digendong aja jantung gua udah kayak gini, gimana kalau dia nembak gua? Udah pingsan tujuh hari tujuh malam kali gua" batin adira
"woy. Ngehayalin apaan lu?" tanya Alvin karena sedari tadi Alvin berbicara tapi tak digubrus oleh Adira
"hah? Gak papa. Lu ngomong apa tadi?"
"Gua ngajak lu kekantin tadi"
"belajar bego. Kekelas bukan kekantin" kata Adira
"kekantin aja, paling kita gak bakalan diizinin masuk karna udah telat pelajaran"
Adira diam, ia agak sedikit berpikir
"udah ayo. Gak usah kebanyakan mikir" kata Alvin lalu segera menarik tangan adira
Mereka berdua pun keluar dari ruang UKS dan segera berjalan menuju kekantin
"vin gua ke wc dulu, udah kebelet nih. Lu duluan aja dulu" kata Adira
"yaudah gua tunggu disana ya" kata Alvin
Adirapun segera masuk kedalam WC dan setelah buang air kecil ia merapikan rambutnya lebih dulu didepan cermin.
"ehh lu siapanya alvin kok lu sering banget bareng dia? " tanya salah satu perempuan yang ada didalam wc tersebut. Dia adalah siska, kakak kelas Adira yang paling cantik dan sangat tenar disekolah itu.
"aku sahabatnya alvin kak" kata Adira dengan sopan
"gua minta ama lu jangan ngedekitin Alvin mau lu sahabatnya kek, ato apalah. Pokoknya jangan ngedeketin dia. Atau lu bakalan dapet akibatnya"
"gua gak mau" bantah adira
"berani ngebantah lu yaa? " kata siska
"kalo iya kenapa? Jangan mentang mentang lu senior disini, jadi lu seenaknya mau ngebully seluruh junior lu"
"nyolot banget sih lu" kata siska lalu ia segera menjambak rambut Adira dengan sangat kuat. Dan bodohnya Adira hanya diam ia tidak membalas perlakuan Siska tersebut dan hingga tak lama kemudian
Gubrak..
Terdengar suara pintu wc didobrak oleh seseorang. Dan masuklah seorang lelaki bertubuh tinggi dengan rahang yang sudah mengeras
Jangan lupa vote dan comennya guys!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Fʀɪᴇɴᴅᴢᴏɴᴇ [ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ]
Teen Fiction#4 - friendzone (07/02/2019) Sebagian orang pasti pernah terjebak friendzone. Salah satunya adalah adira. Perempuan yang menyukai sahabatnya yang bernama alvin, tetapi ia tidak ingin persahabatannya hancur. Jadi ia harus bagaimana?