1 -NauRaka-

2.7K 427 783
                                    

Pertemuan antara kita, yang belum diketahui kebenarannya.

👑👑👑

NAMPAK seorang gadis SMP yang terburu-buru di pagi hari. Hari ini adalah hari pertama ia masuk sekolah baru setelah pindah dari sekolahnya yang dulu di Bogor.

"Nara, sarapan dulu sayang," pinta Sarah.

"Engga bunda, Nara harus berangkat sekarang," jelas Naura Andini---putrinya seraya memakai sepatu. Gadis yang akrab dipanggil Naura ini akan merasakan lingkungan hidup baru, di sekolah baru juga. Ia mengenakan seragam sekolahnya---rok kotak-kotak biru muda dengan panjang di bawah lutut dan baju kemeja putih dengan rompi tanpa lengan yang serasi dengan warna roknya.

"Yaudah kamu minum susunya aja, bunda siapin bekal buat kamu," kata Sarah---ibunda Naura seraya menata meja makan yang sudah dipenuhi berbagai macam makanan.

"Siap!" kata Naura mengangkat tangannya hormat, seperti hormat kepada bendera merah putih. "Aku berangkat dulu, Bunda. Mang Jaka, ayo kita berangkat," ajaknya kepada supir keluarganya itu.

"Ehh, iya non. Mangga atuh," kata Mang Jaka yang masih memegang lap mobil. Mereka berangkat setelah Naura berpamitan dengan Bundanya.

Naura sudah tiba di SMP Kharisma, SMP yang menjadi sekolahnya sekarang. Ia menatap gedung besar dari sudut pojok ke pusat gedung mampu membuatnya kagum.

'Keren banget.' kalimat yang terlintas pertama kali di benak Naura.

Naura turun dari mobil yang dikendarai Mang Jaka. Ia melihat beberapa pasang bola mata tertuju padanya, ia tidak suka diperhatikan seperti ini karena ini bukan acara pameran gratis. Ia segera menuju ke ruang kepala sekolah untuk mengambil berkas dan akan ditempatkan di kelas mana.

Naura mengetuk pintu sebelum dia masuk ke dalam ruangan kepala sekolah untuk menjaga imagenya sebagai murid baru. "Pagi pak," sapanya ramah.

"Kamu Naura ya?" tanya lelaki itu. Naura tersenyum dan mengangguk menjawab pertanyaan lelaki gagah itu. "Saya Pak Slamet, kepala sekolah disini. Masuk, saya ambilkan berkas kamu dulu."

"Iya, Pak," jawabnya seraya masuk dan duduk di sofa hijau yang terdapat di ruangan itu. Tak lama Pak Slamet datang membawa berkas milik Naura.

"Ini berkas kamu," kata beliau seraya memberikan sebendel kertas, "Kamu akan belajar di kelas VII-1. Mari saya antarkan."

Kegaduhan yang berasal dari kelas VII-1 ini terdengar sampai ke ruang kepala sekolah dikarenakan pada saat itu tidak ada guru yang mengajar disana karena gurunya sedang ada rapat. Biasalah anak sekolahan pasti ingin bebas apalagi anak putih biru. Pak Slamet segera masuk ke dalam kelas itu, diikuti langkah Naura dari belakang seketika kelas menjadi sedikit lebih tenang.

"Pagi pak!!"

"Pagi, hari ini kalian kedatangan murid baru dari Bogor," katanya. "Silakan perkenalkan diri kamu."

"Namaku Naura Andini, bisa dipanggil Naura," jelasnya. Ia melihat sekelilingnya, ada yang menatapnya sinis, ada yang tidak peduli bahkan ada yang menggodanya.

"Swtt... Swtt..."

"Cantik, Bro!"

NAURAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang