17 -NauRaka-

301 21 5
                                    

Mengapa sekarang aku merasa hancur melihat semuanya, bahkan ia bukan siapapun.

👑👑👑

"SELAMAT Malam semuanya. Perkenalkan, nama saya Keisya Safila. Cukup panggil saya Keisya." ucap Keisya memperkenalkan dirinya. "Dan ini Raka Andrea atau biasa dipanggil Raka," lanjutnya.

Suara riuh dari penonton terdengar begitu ramai. Semua memperhatikan Raka dan juga Keisya, seperti mencocokkan mereka berdua bagai sepasang kekasih.

"Sebelumnya kita belum pernah bertemu kan ya teman-teman?" suara Keisya bergema di ruangan sebuah cafe itu.

"Kali ini, gue bakalan ngasih sesuatu buat cowok yang ada di samping gue," Keisya melirik ke arah Raka di sela-sela ucapannya. "Jadi, gue mohon kalian bisa tenang 10 sampai 20 menit, ya," ucapnya kemudian.

Raka yang sedari tadi berdiri di samping Keisya, tidak mengerti yang akan dilakukannya saat itu. Ia benar-benar sangat kehabisan cara untuk kabur dari api neraka.

Keisya mengeluarkan kotak berwarna merah muda yang sempat Raka lihat tadi, dan membukanya secara perlahan.

Sebuah kue blackforest kesukaan Raka, beberapa lilin lucu berdiri di atas kue itu dengan krim putih yang bertuliskan 'Just For You -R-'.

Keisya menyodorkan kue tersebut ke arah Raka dengan kedua tangannya. Raka menatap tajam Keisya, seakan memberi isyarat untuk menghentikan  perlakuannya.

"Raka. This is for you. Coba kamu ambil kuenya dan baca kertas yang ada di dalamnya," pinta Keisya tak dituruti oleh Raka.

Keisya memutuskan untuk mengambil kertas itu sendiri dan membukanya dengan satu tangan, sedangkan tangan yang lain masih memegangi kuenya.

"Gue bacain kalau kamu malu." kata Keisya angkat bicara.

"Hai Raka! Gue udah capek nahan ini semua, gue gak bisa terus-terusan lihat lo dideketin cewek lain selain gue. Gue mutusin untuk buat acara ini. Lo pasti bingung maksud dari acara ini, tapi lo akan segera tau semuanya."

"Jadi. Gue udah nyimpen perasaan sama lo dari lama, lo pasti tau. Tapi lo gak pernah balas gue dengan perasaan yang sama. Entah itu lo suka atau enggak. Intinya, gue suka sama lo! Gue mau jadi pacar lo!"

Suara riuh sekarang terdengar kembali dari para pendengar di sana. Keisya mengucapkan kalimat itu dengan sangat tulus---menurutnya, tidak untuk Raka yang sedari tadi menatap tajam Keisya.

"Tembak! Tembak! Tembak!" beberapa sorakan dari penikmat cafe bersamaan dengan suara tepuk tangan serentak.

"Lo apa-apaan, sih! Bikin malu aja lo!" bisik Raka tetapi Keisya tetap bersikap bahagia.

"Raka, sampaikan apa yang ada di hati lo," kata Keisya percaya diri.

"Lo mau dengar kata hati gue?" kata Raka dengan suara lantangnya. Keisya mengangguk dengan cepat. "Oke. Kalian yang di sini bakalan jadi pendengar dan saksi isi hati gue," lanjutnya seraya tersenyum miris.

NAURAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang