4. - Anak Baru -

49 7 7
                                    


HAPPY READING

"Tak perlu menjadi bintang agar bisa dilihat, cukup menjadi orang yang bisa menolong orang lain, maka kamu tidak hanya akan dilihat tapi kamu juga akan diingat." -unknown

🐀🐀🐀

     Sial! Sudah jam 4 lagi. Mampus kuadrat! Telat woy. Dengan jurus secepat kilat mengambil handuk, berselang 10 menit dengan gulungan handuk dikepalanya sudah jam 4 lebih 10 menit. 'Waduh' buru-buru membuka lemari dengan asal mengambil baju lalu memakainya. Tak lupa colloge baby ia semprotkan. Pas setengah 5 Lesya keluar dari perkarangan rumah menaiki motor.

Meletakan helm ditempat penitipan. "Nice,sudah jam 5 kurang 15 menit" dengan membaca doa ia membuka pintu sambil cengengesan. Dengan langkah agak malu-malu Lesya bersalam kepada gurunya.

"Pak alesan tuh pak! Tadi saya liat Lesya lagi nongki-nongki di cafe depan pak." Sepotan melotot "Heh enak aja! Ngawur. Wong(1) gue abis ketemu pangeran berkuda putih." Balas Lesya sambil duduk di disamping Myta.

Bibir Lesya mencebik kesal, tak suka. Mengedarkan pandangan ke penjuru murid, tatapanya jatuh kepada orang yang familiar sambil mengerutkan keningnya. Orang tersebut hanya tersenyum lalu menunduk melanjutkan kegiatan menulisnya. Mengendikan bahu secara reflek sambil berguman 'oh Chalista.'

Merasa ada yang mencolek-colek, akhirnya menoleh. Siapalagi kalau bukan Kaivan!? Anak les yang selalu ngga membawa alat tulis samsek. Niat atau ngga sih sebenernya tuh bocah? Dengan faham akhirnya meminjamkan bollpoin standart, trauma dirinya memberikan bollpoin bagus malah nyangsang(2) masuk ke mulut buaya.

Lesya bergerak tak nyaman. Bagaimana tidak? Orang yang notabenya masih anak baru, sudah berkali-kali tertangkap basah diriku. 'Eh nih orang sehat?' ingin bertanya, tapi tak enak.

Adzan Magrib sudah berkumandang. Para siswa/i membereskan alat tulisnya. Lalu pamit, setelah itu pulang. Tidak untuk Lesya,Myta,Rosa,Fiyah. Mereka berempat selalu mampir dulu untuk ke Kedai Ice Cream langganan mereka.

Ditangan mereka sudah memegang Ice cream. Duduk di jok sepeda motor sambil menatap senja. Angin semilir menemani mereka. "Guys gue kok ngerasa ya tadi tuh anak baru, ngeliatin kita mulu" tuding Rosa.

"Iya gue juga ngerasa"

"Heem waee"

"Oh,maksud kalian Chalista?anak hits?" tebak Fiyah.

"Hooh"

Berselang terdengar bunyi sepeda motor berbarengan memecah keheningan. Mereka berempat langsung menoleh ke belakang. Grumbulan anak cowok sudah semakin dekat. "Woi mau mangkal loh ya!" teriak Rafel. "Heh ngawur!" balas Fiyah tak terima.

Setelah grumbulan itu lewat, akhirnya kami berempat melanjutkan untuk pulang ke rumah masing-masing.

🐀🐀🐀

Mendaratkan pantatnya di sofa yang empuk setelah melaksanakan ibadah sholat magrib. Sambil membuka aplikasi instagram membuka snapgram dari teman-temanya setelah dirasa cukup bosan, beralih ke beranda.

Scroll ke bawah

Scroll bawah.

Scroll pelan pelan ke bawah.

Scroll pelan, digeser, di love.

Scroll pelan, geser, liat yang di tag, eh di private, kembali lagi, gajadi like.

Scroll ke bawah lagi

Scroll

Scroll dengan kekuatan jitu

Scroll down.

Scroll agak cepet.

Matanya menangkap sesuatu, buru buru menggeser kembali ke atas. "WHAT!" pekiknya kencang.

"Kenapa dek, kok teriak teriak?" tanya Abang dari dapur, yang dibalas Lesya gelengan kepala. Masa bodoh Abangnya melihat atau tidak.

Terpampang jelas Kai mempromot account instagram milik Chalista, begitupun sebaliknya. Dengan kekepoan yang sangat-sangat akut membuka instagram Chalista. Keningnya berkerut samar ada sekitar 4-5 komentar rata-rata mencie-ciekan,dan bilang doi baru, tetapi tak ada satupun yang dibalas.

Lesya melirik papan notifikasi,tidak ada notif satupun dari Kai, Ia butuh penjelasan. Sejak kapan mereka dekat begini, wong Chalista masih berstatus anak baru yang kalem-kalem aja.

Biar saja toh, itu haknya Kai, lambat laun dia bercerita sendiri tanpa harus dipaksakan. Lesya cuma sahabatnya saja, gamungkin maksa-maksa gajelas kaya cewe-cewek lenje.

🐀🐀🐀

Esoknya, bimbel kembali. Dengan menggunakan tumblr tee bertuliskan bodo amat. berwarna hitam dengan bawahan jeans putih. Tak lupa rambutnya di kuncir kuda dan dihiasi bando pita abu-abu bertengger manis dikepalanya, anting-anting berbentuk salju, dan yang terakhir tas rangsel soft pink favorite nya.

Untung saja hari ini dirinya tidak terlambat. Membuka pintu,lalu melangkah ke tempat duduknya. "Sa si Tata kemana?" mengeluarkan alat tulisnya. "oh si Tata blom dateng ketiduran kali" balas rosa sambil sibuk mencatat. "Iya juga ya."

Merasa ada yang memperhatikanya otomatis Lesya menatapnya balik dengan tatapan tak suka. Gara-gara kejadia tempo lalu Kai dengan sendirinya mescreen shoot chat-chatnya dengan Chalista.

Yahh, i know, she's nice and dont forget beautiful too dengan alis yang tebal di-karena kan ada sedikit keturunan arabnya. I think dia sedikit caper mungkin sekarang.

Tata alias Myta sudah kebakaran jenggot. Risih telinga katanya. Mendegar teriakan seperti dibuat-buat. "Woi elah mulutnya" ceplos Tata, tak peduli respon yang di dapat, dengan suara pelan "Jadi anak baru aja belagu." Rosa yang sudah selesai mencatat menyenggol bahu Myta pelan, yang dibalas hanya cengiran.

"Lesya!" panggil Rafi.

Merasa namanya dipanggil pun menoleh "Paan?"

"Noh dipanggil Pak Aris."
Pak Aris yang sedang mengawasi pun ikut menoleh "Ini ada soal, kamu kasih ke Kaivan ya, kamu tau ngga? Setiap hari selasa kok ndak pernah les?"

"Oh itu,--

Ucapannya terpotong oleh intrupsi deringan ponsel pak Aris. Lesya mengantupkan bibirnya. Tak lama kemudian Pak Aris kembali,duduk ditempat semula "Anak-Anak kalian diperkenankan pulang soalnya Pak Aris ada rencana. Kita akhiri Wassalamualaikum wr.wb"

"Waalaikumsalam" mereka menjawab dengan kompak. Dengan wajah berseri-seri mereka pulang lebih awal dari biasanya.

🐀🐀🐀

(1)Orang
(2) nyangkut

SORRY KALAU ADA YG TYPO

AND

THANKYOU YES!!!

INDECISOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang