enam

9 4 0
                                    

Sore ini ayla memutuskan untuk pergi ke suatu tempat,ia tidak tau ingin kemana. Ia hanya berjalan tanpa tujuan. Dengan memakai kaos hitam polos ditemani jeans hitam,dan memakai converse putih ia berjalan melewati pepohonan yang tinggi,dan sesekali melewati jalan yang berlumpur.

Hari semakin gelap,dan akhirnya ayla sampai ke tempat yang belum pernah ia datangi sebelumnya. Danau

Jam menunjukan pukul 6 sore,dimana ayla enggan untuk pulang kerumah. Ia masih ingin disini,menikmati indahnya pemandangan disini. Ia duduk ditepi danau,sesekali ia melempar batu ke danau itu.

Ayla menarik napas sambil menutup mata,membayangkan hal hal yang indah,yang bisa membuat ayla melupakan sedih nya.

Srek srek

Suara itu mengganggu ketenangan ayla.

Pletak

Srek srek srek

Suara langkah kaki itu semakin terdengar jelas,semakin dekat. Membuat ayla berdiri dan berjaga jaga,ia mengambil hp nya untuk dijadikan senter.

Ayla menyipitkan matanya,memfokuskan pandangan kearah suara itu berasal. seseorang itu semakin mendekat,dia tersenyum lebar sambil meraih tangan ayla. Dia menatap ayla,sehingga ayla juga menatapnya balik. Sedikit demi sedikit orang itu menarik pelan ayla,sehingga ayla mengikuti langkah nya.

Pandangan itu semakin dalam,senyuman orang itu semakin lebar lalu hilang menjadi ekspresi yang sangat datar. Tatapan nya sangat tajam,ayla berusaha ingin melepaskan genggaman orang itu. Namun apalah daya,genggaman itu sangat kuat.

"Ayla!!!" Daren menarik ayla dengan kencang sehingga dapat terlepas dari genggaman orang itu.

Bruk.

Daren dan ayla terjatuh,dan ayla merasakan sakit dikepalanya. Dan akhirnya ayla pun tersadar,lalu orang itu menatap kepada ayla dan daren sambil berkata.

"Cepatlah pergi,atau aku akan berubah pikiran!"

Lalu orang itu melayang dan perlahan menghampiri ayla dan daren

"Ayla ayok bangun!" Teriak daren.

"Kaki aku sakit ren"

Daren pun langsung menggendong ayla,dan berlari secepat mungkin menjauhi danau itu. Akhirnya mereka pun terhindar dari makhluk yang menyeramkan itu.

"Huh" daren mengatur napas nya yang sudah tidak karuan itu ketika sudah berada didalam mobil.

"Apa yang kau pikirkan sampai sampai kau pergi kesana? Apa kau tidak tau? Tempat itu tidak boleh didatangi oleh siapapun. Itu tempat berbahaya! Kau--"

"Aku hanya ingin menenangkan diri saja!!" Bentak ayla yang memotong perkataan daren.

Daren terdiam, terjadilah keheningan didalam mobil.

"Maafkan aku telah membuat mu khawatir. Aku memang bodoh, aku ini cewek lemah. Yang slalu memperpanjang sakit hati, maafkan aku ren" ayla menunduk sambil menangis.

Daren mengusap kepala ayla, dan ayla pun mendongakkan kepalanya. Daren menatap ayla sambil menghapus airmatanya

"Gak ada yang perlu disalahin, kau tidak salah. Kau tidak lemah, hanya saja hati kecil mu ini terlalu sulit untuk disembuhkan. Kau tidak bodoh, dia yang bodoh. Dimana ia menyakiti cewek setulus kamu" kata daren sambil memeluk ayla, sesekali ia mencium kepala ayla.

"Jangan sesekali menyalahkan dirimu, patah hati itu wajar. Yang gak wajar itu adalah rela menjatuhkan harga diri hanya untuk seseorang yang gak bisa ngehargain perasaan kita."

"terima kasih ren,kamu slalu ada buat aku. Dan maaf atas sikapku selama ini"

"Sebelum kamu minta maaf, aku udah maafin duluan" kata daren sambil tersenyum.

Selama diperjalanan menuju rumah ayla,daren membuat lelucon yang akhirnya dapat membuat ayla tertawa lepas,bahkan sampai mengeluarkan air mata.

Ketawa itu yang kurindukan akhirnya kembali lagi. - daren.

Kau selalu punya banyak cara untuk mengembalikan kebahagiaan ku yang tlah lama pergi - ayla.

"Good night ya,inget jangan kedanau lagi" ledek daren sambil tertawa ketika sampai dirumah ayla.

"Good night too. Yeh apa si ren haha,udah ya aku mau masuk kedalam. Hati hati ren" kata ayla sambil turun dari mobil.

Ceklek.

Keadaan rumah sangat sepi, padahal ini baru jam 8 malam, entah kemana mereka pergi. Atau mungkin mereka sudah tidur

Klik.

semua lampu dirumah ini mati, sehingga ayla tidak tau harus berjalan kemana.

"Waaaa!" Tiba tiba muncul seseorang didepan wajah ayla.

"AAAAA"

Plak.

"Kampret! Kok abang sendiri ditampar si?!" Andra mengusap usap pipi nya yang terkena tamparan dari adiknya.

"Lagian jahil banget si! Udah tau gelap,nanti kalau aku pingsan gimana?!" Pekik ayla sambil menatap tajam andra.

"Lebay"

"Udah cepet,cari saklar nya dimana. Serem tau ih gelap begini" ayla memegang lengan andra lalu mengikuti langkah kaki andra.

Andra meraba raba dinding didekat ruang tamu.

"Setau aku si ada disini saklarnya,tapi kok gak ada ya" kata daren sambil terus mencari saklar itu.

Prank.

Bruk.

Prank.

Prank.

"Ada dangdutan ya? Ramai banget kayaknya nih rumah" Tanya andra. "Ish andra mah! Buruan cek itu suara apa" kata ayla sambil menggoyang goyangkan tangan andra.

"Apanya yang dicek? Kalau gelap begini,hadeh pinter dikit kenapa si ay!" Kata andra.

Klik.

Akhirnya semua lampu kembali menyala,dan ayla pun berjalan kearah suara yang berisik tadi.

"Lho kok? Rapih rapih aja? Perasaan tadi kayak ada yang jatuh" ayla menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Neng? Tuh yang jatuh disebelah sana,bukan disini" andra menatap ayla dengan tatapan malas.

"Oh hehe kan saya tidak tau"

Ternyata vas bunga dan buku berjatuhan diatas karpet.

"Bentar deh,disini cuma ada kita berdua. Ibu sama ayah lagi pergi keacara teman teman nya. Lah terus ini ulah siapa dong?" Kata andra,lalu mereka berdua saling bertatap mata.

"Ulah saya"

Biasakan setelah membaca tolong di vote ya,hargain karya orang oke😊💖

~terimakasih😻

Sweetest LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang