Solidaritas

514 24 0
                                    

Drap..

Drap..

Drap..

Ckiitt...!

"Ren! Dimana Dara?! Mau gue habisin tuh anak!" Ujar Sei berapi-api. Saat tidak sengaja bertemu dengan Ren yang baru saja keluar dari area kantin.

"Sei, kita balik kekelas aja, gue udah ngomong sama dia." Ucap Ren mencoba menghentikan niat Sei. Karena ia tahu, jika Sei sudah marah seperti sekarang ini. Ia tidak akan pandang buluh. Perempuan maupun laki-laki akan sama dimatanya.

"Eh-gak bisa gitu dong-"

"Udah Sei, percuma lo nemuin dia. Dia udah balik juga ke kelas." Alibi Ren.

"Tunggu Ren, gak-"

"Ayo balik. Lebih baik lo liat dulu keadaan Sia sekarang kayak gimana,  Dari pada ngurusin Kak Dara." Ucap Ren dan langsung menyeret Sei pergi.

Di kelas Arez dan Nial.

"Gak ngantin lo Rez?" Tanya Nial seraya bermain spinnernya.

"Gak. Gue gak laper, kalo lo laper. Kekantin aja sendiri."

"Ck, siapa juga yang mau kekantin. Gue cuma nanya." Ujar Nial dan berdiri dari tempat duduknya.

"Tuh kan mau kekantin." Ucap Arez dan masih fokus dengan game yang sedang ia mainkan.

"Dih, sok tau. Gue mau kekelasnya Rei, sekalian pinjem catetan les."

"Oh, gitu. Ya udah sana pergi. Hush... Hush.. "

"Syaiton lu!" Ketus Nial dan pergi meninggalkan Arez. Sementara Arez masih melanjutkan permainannya.

"Yah jangan mati dong!"

"Yah! gue mau recall nih, jangan diserang dong!"

"Woi! Arghh... Defeat kan!"

"Woi! Nial, tunggu!" Panggil Arez dan akhirnya memutuskan pergi menyusul Nial.

"Lama banget yang pelukan."Cibir Sia Saat ketiga lelaki di hadapannya yang masih asik berpelukan, kini buru-buru melepaskan pelukan mereka karena cibiran Sia barusan.

"Ngapain lo peluk-peluk gue Neff? Demen lo Sama gue huh?" Ucap Rei dan seketika membuat Neff memelototinya.

"Dih, jangan kepedean lo. Gue meluk lo bukan karena demen ya!"

"Alah. Alesan lo, bilang kalo suka sama gue."

"Ngaco lo!" Ketus Neff dan memasang muka cemberutnya. Sedangkan Sia hanya bisa terkekeh geli melihat adu mulut antara Neff dan Rei.

Drap..

Drap..

Drap..

Brugh...

"Hosh.. Hosh.. Sia," Gumam Sei dengan nafas yang terengah-engah, dan kini posisi Sei sedang memeluk Sia. Sedangkan, Sia kini hanya bisa terkejut dengan tindakan Sei yang tiba-tiba memeluknya.

"S-Sei." Panggil Neff terbata. Kaget,  melihat Sei yang masuk dan langsung memeluk Sia.

"Lo gak papa kan?" Tanya Sei seraya melihat Sia dari atas sampai bawah, berharap gadis itu baik-baik saja.

"Eh-um.. G-gue gak papa. I-iya gue gak papa." Jawab Sia terbata-bata.

"Beneran? Lo gak di tampar atau semacamnya kan sama si Dara?"

"Iya gue gak papa. Malahan gue yang tadi n-nampar K-Kak D-Dara." Ucap Sia terbata seraya menundukan kepalanya, takut jika Sei memarahinya karena sudah sembarangan menampar orang tanpa pikir panjang terlebih dahulu.

Crazy SquadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang