2 - Garam dan dia

2.1K 259 18
                                    

"Assalamualaikum, Ital pulang." Krystal berjalan masuk ke dalam rumah, baru satu langkah. Eh emaknya udah keluar dari dapur masih lengkap dengan celemek di badan.

Emak idaman banget, walaupun lagi sibuk-sibuk masak, masih sempat juga nyambut anak pulang sekolah.

Hadeh, ademnya dunia punya emak pengertian dan penyayang banget.

"Walaikum salam, kebutulan banget kamu udah pulang, beliin mama garam yah."

LAH?! Hancur sudah reputasi awal Krystal terhadap Mamanya.

Krystal ngeblank, dikira mau nyambut anak padahal ada unsur lain. Disuruh beliin garam yawlah. Ini Krystal baru pulang sekolah, baru injek rumah, masih capek, penat, lelah. Tega banget ampundah.

"Ma, Ital baru pulang. Baru juga injek rumah, belum salaman juga. masa di suruh keluar lagi."

"Eh mau makan nggak?!"

"Ya mau." bibir Krystal memanyun "Tapi kan capek mak, malah warung nya jauh di sono,"

Masih ingat nama mamanya Krystal kan, Mutiara Jung. Tapi di singkat Tiara aja, ye yakali setiap manggil teriaknya Mutiara, mutiara, nanti di kira jualan mutiara jadi belibet dah, intinya di panggil Tiara itu doang dah.
"Pergi sana, beliin garam cepetan keburu masakan mama gosong gegara kamu kelamaan, cepetan!" Tiara memberikan uang seharga dua ribu rupiah kepada Krystal.

"Mak, yakali hari gini goceng. Emang cukup dua rebu?"

"Yakalau nggak cukup, pake uang kamu. Gitu aja ribet udah sana cepetan pergi!"

"idih, tega banget kayak mau ngusir aja"

"Cepetan ital! Masakan emak gosong ini!" Tiara melotot, mendesak untuk Krystal beranjak pergi.

Krystal bergedik dengan pelototan mamanya. "Yaya, iya ini pergi nih, pergi." Krystal buru-buru keluar dari rumah, mending ye dia segera cabut ke warung dari pada di pelototin terus dari emaknya yang galaknya naudzubillah minzalik mengalahkan medusa.

Krystal berjalan keluar dengan dumelan-dumelan kecil, bener-bener dah anak baru pulang sekolah habis UNKB hari pertama, lagi capek-capeknya, belum ganti baju pula eh! di suruh cabut lagi beliin garam. Sungguh terlalu, sleketep.

Bagusnya kalau Krystal jalan sore-sore nah kan adem tuh mataharinya masih ada rasa belas kasih, lah ini boro-boro mau ademan, sombaran aja nggak ada. Panasnya terbiadap, bayangin ajadah kalau di neraka nanti kayak gimana, Mungkin gosong kupasan semua ini kulit. Uh untung Krystal rajin shalat ya walaupun harus di paksa dulu baru mau.

"Woi, garam ada?" akhirnya setelah menempuh jarak beribu-ribu mil eh enggak deng ini di perempatan doang, Krystal tiba di warungnya bang Haji Iman alias bapaknya sih Tao remaja labil yang suka duduk di pos ronda.

"Eh ital, Mao beli apaan tal?

Yaelah ini si Tao, tadi udah di bilang mau beli garam masih juga di tanya.

"Garam elah."

"Oh garam, bentar gue ambilin."

"Tumben lo yang jaga Tao, bokap lo kemana dah?"

Tao memberi satu bungkusan garam kepada Krystal. "Lagi di pos ronda main catur."

"Lah gue kira lo doang yang demen duduk di pos ronda, ternyata bokap lo juga sama"

"Ada pepatah bilang, buah jatuh tidak jauh dari pohonya."

Krystal memberikan uang untuk membayar garam kepada Tao. "Serah lo ya tai"

"lulus mau masuk kampus mana lo Krys?" tanya Tao.

"Nggak tau nih, boro-boro mau mikirin kampus. Mao lulus aja gue masih ragu, lo tau sendiri kan otak gue kayak gimana." Tao itu, Kakak kelasnya Krystal waktu SMA dulu. Saat Krystal duduk di kelas sepuluh,  Tao sudah menginjak kelas dua belas. Selisih mereka dua tahun, kalau sekarang mah beda lagi, Tao sudah jadi anak kuliahan sementara Krystal baru akan lulus tahun ini.

Sestal : Kakak EmeshTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang