38 - Korban

1.1K 186 26
                                    

Sehun adalah tipe orang yang selalu serius mengerjakan tugas, baik itu untuk dirinya sendiri atau keperluan sesama, selalu menggunakan waktu secara efisien agar tidak terlalu molor dalam menyelesaikan tugas yang ia kerjakan, tapi kali ini jelas berbeda semenjak Krystal menelpon tadi, Sehun sudah tidak fokus dengan tugas kelompok yang kini dia kerjakan bersama teman-teman seangkatannya, perihal mesin cuci dan segala urusan cuci-mencuci yang menjadi topik pembicaraan Krystal tentu membuat Sehun pusing sendiri apalagi pacarnya itu malah mematikan sambungan telpon disaat percakapan mereka belum selesai.

Sehun berdecak ketika panggilan telepon yang dia coba beberapa kali, sama sekali tidak terhubung ke Krystal.

"Hun, asik main hp mulu lo, tugas nih belum kelar."

Sehun melirik Suho. "Lagi Urgent ini. Krystal lagi ada masalah."

"Krystal yang dapat masalah kok lo yang pusing."

"Lah dia pacar gue, pea!"

"Hm, asyik pacaran aja lo!"

"Suho, lo tau cara pake mesin cuci nggak?" tanya Sehun.

"Emang kenapa?"

"Krystal lagi kesulitan pake mesin cuci nih, mana gue juga kurang paham ama itu mesin, lo tau gak?"

"Bentar, bentar." Kai yang kebetulan duduk di samping Sehun berhenti memainkan laptopnya lalu mendelik cepat ke arah Sehun. "si Ital nelponin lo cuman mau nanya cara pake mesin cuci?"

Sehun mengangguk. "Iya. Kenapa?"

Sontak Kai tertawa keras, bahkan beberapa pengunjung di cafe sempat melirik heran ke arah meja mereka.

"Lo kenapa ketawa sinting!" Sehun berucap.

"Hehe, pacar lo sades juga Hun, duh perut gue jadi sakit." ujarnya masih ketawa-ketawi.

"Serah dan serah, intinya gitulah, diantara kalian siapa yang tau pakai mesin cuci?"

Suho dan Kai saling melirik, lalu mereka menggeleng secara bersamaan.

"Apa gue kesana aja ya?"

"Eitts, gak bisa gitu bosku, tugas belum kelar lo main pergi-pergi aja. Gak bisa pokoknya." Suho melerang.

"Ya tapi kan——"

"Gak, gak, gak. Nggak ada yang boleh berdiri dari kursi sekalipun badai hujan maha dahsyat menerjang, intinya tugas kelar baru bisa cabut."

Kai manggut-manggut. "Super sekali itu, Dilanku."

"Dilan, palelu!"

"Ada bagusnya kalau lo bilang gini Ho, jangan ngerjain tugas, itu berat, biar aku aja." Sehun berucap. "Nah kan enak kita berdua dengernya."

"Betul, betul, betul." Angguk Kai.

"Enak bener lo berdua. Kagak! Pokoknya kerjain nih tugas sampe selesai, buru."

"Yaelah." Sehun menarik ogah-ogahan setebal buku di atas meja lalu membaca kembali materi kalimat yang akan dia perlukan dan menyalinnya ke dalam laptop. "ini salinan terakhir gue oke? Setelahnya gue bakal cabut, mau ketemu pacar gue."

"Lah, terus ke bioskopnya gimana? Katanya mau nonton horror bareng, ah lo gak asik banget Hun, yamasa cuman gue sama Suho, nanti dikira kita berdua lagi mahoan bareng lagi."

"Gue mau nonton sama Ital lah, yakali gue nonton bareng lo berdua, merusak suasana hati gue tau nggak."

"Makanya jadi orang jangan kelamaan jomblo, lumutan tau rasa lo."

Kai mencibir. "be te we lo juga jomblo dekil."

Suho melotot. "Apa!? dekil?! Eh kutil hanoman, bahkan megantropus paleo javanikus, juga tau lo lebih dekil dari pada handuk bekas tukang sayur yang nggak di cuci sebulan."

Sestal : Kakak EmeshTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang