"Di.. an.. na? Is't you??" Tanya seorang perempuan yang baru masuk, yang lebih kepada dirinya sendiri.
Diana menatap perempuan itu.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Merasa terpanggil Diana mengalihkan pandangannya dari novelnya.
"Yaa.. it's you Dee," Ucap perempuan itu girang, langsung memeluk Diana. Yang dipeluk tidak merespon apapun.
"Kamu, ga inget aku?" Tanya perempuan itu. Diana hanya tetap menatap perempuan itu.
"Oh my God, Dee. Aku Vianca. Vianca Philia Okana. Remember it?" Tanya Vianca gemas.
"Gue inget."
"Finally. Lagian kan baru dua bulan lalu kita ketemu, masa kamu lupa." Ucap Vianca.
"Anyway, lu udah sebangku sama siapa?"
"Belum ada."
"Okay, so, gue yang akan jadi teman sebangku lu." Ucap Vianca lagi, lalu langsung duduk di sebelah Diana.
Diana melanjutkan membaca novelnya.
"Dee, minta nomor lu dong, or id line gitu." Pinta Vianca sambil memberika Iphone ber-case toska miliknya.
Diana hanya mengetik nomornya, lalu memberikan Iphone itu kepada pemiliknya lagi.
'Gue bener, kan, ya. Dia itu Diana yang gue maksud. Kok kayanya beda banget ya.' Gumam Diana dalam hatinya.
"Sorry, kamu Dian-" Ucap Vianca terpotong saat dua perempuan datang menghampiri mereka.
"Diana? Diana Oz Landovi??" Tanya perempuan yang dikuncir kuda.
Diana akhirnya menoleh dan mengangguk.
"Ya ampunn Dee, aku kangen banget sama kamu." Ucap perempuan lain yang berambut pendek sebahu. Lalu ia langsung memeluk Diana.
Diana tetap tak merespon pelukan itu. Ia hanya tersenyum tipis saat perempuan itu melepasnya.
"Kalian, kenal Diana?" Tanya Vianca sedikit bingung.
"Pasti dong. Dia temen SD kita." Ucap salah seorang dari mereka.
"Kenalin, gue Pipit." Ucap Pipit mengenalkan dirinya dengan mengulurkan tangan.
"Vianca." Ucap Vianca membalas tangan Pipit.
"Rere." Kata perempuan yang dikuncir kuda itu juga mengulurkan tangan.
"Vianca." Ucap Vianca membalas perkenalannya.
"Re, kita duduk sini ajah yuk." Kata Pipit menunjuk sepasang bangku di depan Diana. Mereka lalu duduk.
'Berarti aku bener, dia itu Diana keluarga Landovi. Tapi kok, ga kaya yang dulu aku temuin,
Sekarang, jadi dingin banget.'
Gumam Vianca yang bingung dengan sikap Diana itu.
Tapi, ia tak berani bertanya.
TO BE CONTINUED.
***
Jangan bosen-bosen untuk baca ya :)
Makasih banyak.
Peace.love.wink.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ben.
Novela JuvenilHujan deras membasahi sudut kota ini. Ia hanya meninggalkan genangan dan kesejukan di tempat ia terjatuh. Terlebih lagi matahari perlahan menghilang dari keberadaannya. 'Sempurna.' Dengan menghirup udara khas sehabis hujan, Ben bergumam dalam hatiny...