3.

12.7K 1.8K 103
                                    

VOTE!

PG-17!

Mecintai adalah hal sederhana yang manusia lakukan, namun akan berbahaya ketika mencintai berubah menjadi obsesi.

.

.

Tatapannya berubah sayu, napasnya bergemuruh. Ketika suara sayup-sayup terdengar oleh Liana di depan sana, ia mengerjab untuk menyesuaikan apa yang tengah Liana lihat. Pusing mendera kepalanya, hingga penglihatannya sempat memburam.

"Liana, apa kau sakit ?" Hanna mengernyit, menyadari ketika gadis itu beberapa kali mengerjab sementara wajahnya telah pucat pasi.

"Aku hanya sedikit pusing." Jawab Liana parau, kemudian memfokuskan pada Miss Tiffany kembali. Meskipun kesadarannya perlahan terkikis akibat pening.

Hanna menghela napas, mengetahui benar tabiat sahabat karibnya yang sedikit keras kepala untuk mengakui. Ia menyentuh kening Liana, tersentak akibat sengatan panas yang mendera gadis itu. "Kau tidak baik-baik saja, badanmu panas. Kau demam." Hanna berucapa khawatir sementara Liana melempar senyum redup.

"Aku masih bisa menahannya."

"Tidak, aku akan meminta ijin pada Miss Tiffany untuk mengantarkanmu pulang karena sakit."

Liana menggeleng pelan. "Tidak, Miss Tiffany tidak akan senang akan hal itu. aku masih bisa menahan, aku tidak ingin melewatkan pelajaran produktif. "

"Miss Tiffany akan mentoleransi setelah mengetahui keadaanmu." Hanna kembali membujuk, kemudian mendengus ketika Liana kembali menggeleng. Menolak saran darinya. "Baiklah, jika kau tidak bisa menahan tidurlah, Li."

"Terimakasih."

.

.

Tubuh tegapnya menghadap pada jendela besar, menatap segerombolan manusia yang tumpah ruah di jalanan terkesan padat, sementara pikirannya terbagi-bagi tidak pada tempat yang sama. Jantungnya berpacu lebih cepat ketika ia mengingat senyumnya, ketika mengingat tawanya yang menular hingga bibirnya membentuk kurva senyum. Ketika mengingat tingkah lakunya yang amat Sehun cintai, ia merindukan gadis kecilnya.

Merindukan setiap waktu yang terus bergulir dan tak akan pernah berhenti.

Liana.

Sehun tidak berkeinginan menghakimi cintanya yang melewati batas status mereka, Sehun ingin merasakan apa yang manusia lainnya rasakan, mencintai dan dincintai. Meskipun itu pada Liananya sendiri, gadis yang berstatus anak angkat Sehun. Kai berkali-kali mengatakan, bahwa ia salah mencintai gadis itu, namun Kai juga berkali-kali mengatakan bahwa Sehuh boleh mencintainya asalkan tak melebihi garis yang ditetapkan.

Takdir yang dihamparkan, bahwa ia hanya boleh mencintai Liana sebagai anak perempuannya, bukan wanitanya.

Lalu Sehun tak ingin menuruti kemauan Kai, Ia memilki hak mencintai kepada siapapun, sebanyak apapun, dan segila apapun. Sehun memiliki itu semua, ia membenarkan bahwa cinta membuatnya irasional, tak membuatnya waras, dan menjelma bak orang tolol yang dikuasai cinta. Kemudian hal utama adalah bukanlah mengenai perasaannya pada Liana, melainkan apa yang terjadi ketika Sehun ternyata menghadirkan cinta untuk Liana.

Ia bayangkan, apakah Liana akan membalasnya?

Ia bayangkan, apakan Liana akan menerimanya?

Ia bayangkan, apakah justru Liana menolak dan membencinya?

Mengingat itu membuat Sehun menghela napas perih, ia tak tahu apa rencana semesta padanya. Bungkam membuatnya sesak, sementara mengungkapnya akan membuatnya beresiko pada hubungan.

DAUGHTER [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang