"Aku hanya nembutuhkan 1 saja relawan yang bisa membantu kita." kupinta,
Dokter memegang dagunya, "Aku tak tahu apakah aku bisa mencarinya untukmu."
"Aku tahu itu sulit, tapi tidakkah ada salah satu teman atau penjaga di sini yang masih mempunyai hati?"
"Aku tak tahu, Justin. Tapi," ia berfikir sejenak, "Pasti ada."
Aku menghela sebelum berdiri dari tempat duduk di dekat meja dokter itu kemudian pergi keluar dari tempatnya. Aku menatap dua orang penjaga bertopeng yang sudah siap untuk mengantarkanku kembali ke lorong E dan memasukkanku ke sel transparan menyebalkan itu. Mereka memegang tanganku, mengawalku agar aku tak kabur, itu mungkin tujuannya. Seperti biasa, mereka juga menundukkan kepalaku.
"Hari yang buruk bagimu, kan, nak?" ujar salah satu penjaga itu,
"Apa maksudmu?"
"Lupakan saja. Aku seharusnya tak menanyakan itu. Jujur aku benci bekerja disini."
"Bukan kau saja, Maxwell. Aku juga." penjaga bertopeng lain yang di sisiku menambahkan,
Aku secepatnya mengangkat kepalaku, menatap mereka, "Kalian ingin keluar dari sini?"
"Jika kau tahu penderitaan yang selalu kami alami ketika bekerja disini, kau juga pasti ingin keluar."
"Seperti apa?"
"Kami tak dibayar. Tapi, jika salah satu dari kami tertangkap kamera tidak melaksanakan tugas. Mereka akan menyiksa kami habis-habisan. Kuharap mereka tidak tahu kami berbicara denganmu."
"Apa kalian ingin benar-benar keluar dari sini? Jika ya, aku butuh kalian. Kalian tahu insiden Meadows yang mengejar seorang gadis?"
"Gadis bernama Jesslyn itu?"
"Ya! Aku Justin, Justin Bieber, mata-mata yang menyelamatkannya."
"Tak kusangka!" dia berhenti sejenak, membuatku dan satu penjaga di sebelahku berhenti juga, "Jadi, apakah kau akan membuat rencana untuk keluar dari sini? Apa kau tahu rencana Zarloch sebenarnya?"
"Aku butuh kalian."
"Jack dan Maxwell." jawab salah satunya memperkenalkan diri,
"Kalian ingin keluar dari sini?" Kutanya dengan percaya diri,
"Aku tidak..."
Aku memotong perkataan Jack, "Apa kau tak peduli istri dan anakmu?"
Ia berhenti berjalan untuk kedua kalinya, sambil menatap lurus, "Kau benar."
"Temui aku di lorong B beberapa menit lagi."
"Bagaimana kau bisa keluar?"
"Aku punya cara sendiri." kataku sambil melangkah masuk ke sel transparan milikku,
Mereka mengetuk pintuku sebelum akhirnya beranjak pergi dari lorong E. Waktu menunjukkan pukul 9.23 dan aku yakin para penjaga akan berhenti bertugas dan beristirahat di ruangan mereka masing-masing. Kuharap Jack dan Maxwell takkan memberi tahu misiku kepada Zarloch, dan aku juga berharap mereka menemuiku di lorong B. Aku sengaja mengajak mereka ke lorong B untuk memperkenalkan mereka dengan Jesslyn, dan meminta mereka membantuku untuk mendapatkan gelang pembuka pintu-pintu di lorong B.
Setelah kupikir kini waktu yang tepat untuk keluar, aku mengambil gelang pembuka pintu dari tasku dan keluar dari sel transparan, Carmen dan Chester menatapku tapi aku memberi kode agar mereka menungguku dulu. Aku akan mengajak mereka jika Jack dan Maxwell benar-benar datang dan akan membantuku. Di luar, sudah tidak ada orang yang berlalu-lalang, kini hanya aku yang mengendap-endap. Kulihat sebuah CCTV yang pasti akan menangkap gerak-gerikku. Jadi aku menempel pada dinding dibawah CCTV tersebut, mencoba untuk tidak terekam. Akhirnya aku berhasil.
"Justin!" aku menoleh untuk mencari siapa yang memanggilku,
"Sacha? Danny?"
"Aku sudah berhasil mengambil CensoricKnock untuk lorong D dan B." Sacha memperlihatkan gelang pembuka pintunya,
"CensoricKnock?"
"Kau tak pernah mendengar tentang gelang pembuka pintu ini?" jawabnya seperti mengejekku,
Aku membuang nafas cepat, "Lalu? Kau akan ikut denganku tidak? Apa kau melewati CCTV itu?"
"Tentu tidak. Aku tahu resikonya."
Aku menggendong Danny, "Ayo, ikuti aku ke lorong B."
KAMU SEDANG MEMBACA
Undercover Operation
FanfictionSeorang presiden baru mencoba untuk menjebak semua orang yang jenius, namun semuanya terungkap dan pada saat itu, misi di mulai. [Sequel kedua dari The Key]