04

31.3K 1.4K 47
                                    

30 menit sebelumnya

Leo dengan mobil sport hitam miliknya membelah jalanan Kota Jakarta dengan kecepatan normal, 110 km/jam.

Nona Manis milik si Brengsek
Is calling

Terlihat dari handphone pintarnya, dengan cepat dirinya menghubungkan earphone agar aktivitas menyetirnya tidak terganggu.

"Ya Nona Manis? Apa kabar?" Senyuman di wajah Leo terus tergambar

"Baik, dan kau Lee?"

"Selalu baik, apalagi jika kau menyuruhku berkunjung saat kembaranku tak ada" ucap Leo yang menghargai suami Riani, karena dirinya berjanji tidak akan memanggil Lando dengan makian jika berada di hadapannya.

"Tapi Lando akan terus menelponku"

"Oh baiklah, dia semakin protektif"

"Hahah" suara tawa Riani memenuhi gendang telinga Leo

"Aku semakin rindu padamu"

"Lee, dengar kau tau..." Ucapan Riani terhenti karena Leo berkata

"Cukup Ri, jangan bahas" Leo mulai tidak suka arah pembicaraanya, terdengar Riani menghela napas

"Lupakan, bagaimana keponakanku?"

"Dia baik Lee, sekarang di perutku dia sering bergerak"

"Rupanya dia sudah hidup"

"Ya, oh aku lupa hari ini akan ada tamu istimewa untukmu" ucapan Riani membuat Leo menghentikan laju mobilnya

"Siapa?"

"Seseorang akan bekerja sebagai asisten pribadimu"

"Kali ini dia ingin mencampuri urusan pribadiku?"

"Bukan Lando Lee tapi aku yang menyuruhnya, kumohon bantu dia".

*

"Anda?" pekik Jora saat melihat siapa sosok lelaki itu

Mungkinkah dia sudah mengenalku, sebagai pengajar sekolah musik atau pria kemarin? Leo bertanya dalam hatinya, dia berdiri dan melewati Jora

"Bukankah kau bilang, asisten pribadiku?" tanya Leo terus berjalan dan memunggungi Jora

"Oh, iya Tuan!" Jora berjalan tertunduk menghampiri Leo

"Jangan panggil itu, cukup namaku" ucap Leo

"Tapi, anda Leo atau Lando?" pertanyaan Jora membuat Leo membalikkan badannya dan menyimpan salah satu lengannya di saku.

"Begitu miripkah kami?" Leo kecewa dan berjalan mendekati Jora

"Maaf Tuan"

"Kau tau," Leo berbalik mendekati Jora

"ada dua hal yang kubenci," kali ini Leo sudah berdiri dihadapan Jora

"orang yang mengucapkan maaf," Leo menggantung kata-katanya

Tuk! Leo mengetuk kepala Jora

"dan yang menundukkan kepalanya" dengan refleks, Jora menatap mata Leo.

Deg!

"Mengerti?" segera Leo memunggungi Jora dengan stelan jas lengkapnya, ada yang salah dengan jantungku ucap Jora menatap kepergian Leo.

Tommy terus saja menghubungi Jora yang tak kunjung tersambung hanya terdengar,

Maaf nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan

My BOSS (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang