Jora segera membenahi kamarnya untuk segera menuju apartemen Leo, atasan yang menurutnya sangat pemerintah, tak mau diatur, sulit diperintah, tak mau ditolak, dan tidak bisa melakukan pekerjaan rumah sendiri,
atau mungkin dirinya kesepian.
Jora memakluminya untuk saat ini, karena jika mendengar apa yang dikatakan Masjun, bahwa Leo gagal menikah dan ditinggal pergi tunangannya, mungkin dia memang kesepian.
Bukan sedang mencari pengganti.
Jora mengayuh sepeda pemberian Ayahnya dan lebih tepatnya itu adalah wasiat, setidaknya ini bermanfaat sebagai alat transportasi yang tak akan mengenal kata macet, jika dirinya terlambat, memang dia selalu terlambat.
Tas berisi pakaian dan perlengkapan yang akan dia bawa sudah di ikat dengan kuat di kursi belakang sepedanya, biasanya yang mengisi kursi belakang adalah Yasmin, Yasmin selalu ingin di bonceng Jora kemanapun itu.
Jora mengayuh sepedanya menuju apartemen Leo, membutuhkan waktu satu jam untuk sampai tempat tujuan, Jora melirik jam lusuhnya dan mendapati pukul empat tiga puluh dini hari. Segera Jora mengendarainya, jika atasannya itu telat sarapan pagi, Jora akan mendapati hukuman, ya pasti.
Walau terasa dingin menyelinap kedalam jaketnya, Jora tak menghiraukan karena dirinya lebih peduli jika dirinya mampu menepati janjinya, sepagi mungkin aku sudah di apartemennya. Jora akhirnya sampai disebuah kamar apartemen, dirinya menekan bel namun tak ada jawaban, Jora mengulangnya hampir sepuluh kali, namun masih tidak ada jawaban, apa tidak akan apa-apa jika aku langsung masuk? Karena Jora mengetahui password apartemen Leo, baiklah, delapan digit ia tekan.
Jora memasuki apartemen Leo, dan masih sangat gelap di dalam, menandakan tidak ada kehidupan sebelumnya, dan Leo kemana? Yang dengan rajin sejak tadi menelpon untuk membangunkanku? Bos aneh, lagi Jora mengucapkannya.
Segera Jora memasuki dapur untuk menyiapkan sarapan, sekaligus menghangatkan tubuhnya.
Leo baru terlelap setelah melakukan banyaknya panggilan pada wanita itu sampai akhirnya mendapat jawaban, dirinya sengaja melakukan itu karena sampai jam empat dini hari tadi dia tidak bisa tidur, mabuknya tak membuat Leo kehilangan kesadaran, jika itu terjadi mungkin Elena saat ini berada dipelukannya, bukan Leo yang menginginkan tapi Elena.
Leo berinisiatif menghubungi Jora, karena dia merasa suara Jora adalah penenangnya, setidaknya untuk saat ini.
Jora sudah menyiapkan sarapan untuk atasannya yang terhidang di meja makan, Jora bergegas ke kamar Leo yang berada di lantai dua, mungkin dia tertidur kembali? Dengan ragu Jora mengetuk pintunya
"Leo?"
Namun lagi-lagi tak kunjung mendapat jawaban, akhirnya Jora memberanikan diri memasuki kamar Leo, Jora melangkah mendekati ranjangnya, disana terdapat tubuh atasannya yang tertidur sangat lelap membuat Jora ingin mengurungkan niatnya, untuk membangunkan Leo, namun terdengar Leo mengigaukan seseorang
"Hah? Mom!" samar-samar Jora mendegarnya
Leo seperti mengejar seseorang, melihat wajah Leo yabg berkeringat dan nampak khawatir, Jora mengelusnya, menepuk lengannya perlahan hingga Leo tenang kembali.
Selimut Leo tersingkap oleh kakinya, menampilkan dada bidang dengan rambut halus disekitarnya, membuat Jora membalikkan badan, namun Leo terus menggerakkan kakinya hingga bagian atasnya tidak tertutup oleh selimut.
Jora terkejut, dia berusaha menarik kembali selimut Leo dengan menutup matanya, walaupun hanya diterka, dirinya berhasil menarik ujung selimut untuk ia tarik sampai menutup dada pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My BOSS (Tamat)
RomanceSequel of Unpredictable by @fridaresta (sebagian part di private, thanks) ----------------------------------- Leonardo Reygan (Leo) seorang CEO tampan harus gagal menikah seminggu sebelum acara dilaksanakan, dia menjadi sosok yang sangat menyeramkan...