Jora masih menunggu Yasmin yang dikelilingi beberapa petugas medis selama delapan jam terakhir, selama itu pula dirinya menghabiskan waktu dengan membolak-balikkan buku bacaannya di halaman yang sama,
Dirinya merasa bimbang dengan harapan kehidupan Yasmin, bukan Jora tidak mau membayar administrasinya melainkan, jika Yasmin berhasil melakukan operasi ini dengan atau tidak keadaannya yang membaik, Dion akan membawa Yasmin dan merawatnya.
Aku harus berharap apa untukmu? Karena jika Dion akan melakukannya, hidupku benar-benar tidak ada gunanya, sendiri.
dr. Dawood Anggoro keluar dengan seragam hijaunya disertai penutup kepala yang masih dikenakannya, sudah dua kali Yasmin ditangani olehnya saat melakukan operasi, dr. Dawood menghampiri Jora, "dia baik, operasi pengeluaran cairan dalam paru-parunya berhasil hanya saja," dokter yang terkenal dengan sikap wibawanya tersebut berhenti sejenak untuk memastikan orang dihadapannya tidak akan merasa khawatir dengan ucapan selanjutnya
"Ya dok? Hanya saja?" Jora menunggu
"Ini sementara dan mungkin pasien akan mengalami hal serupa, terkadang saat pasien tidak sadarkan diri cairan yang seharusnya disebarkan ke seluruh tubuh malah mengendap" tutur dokter tersebut, Jora menganggukan kepalanya tanda ia paham, "kalau begitu saya permisi"
"Apa masih ada kemungkinan Yasmin untuk sembuh?" ucap Jora sedikit takut untuk mendengar jawabannya
"Saya sudah melakukan hal terbaik, keadaan dia masih belum sadar itu karena pertumbuhan kankernya, kami sedang menangani hal tersebut"
"Aku selalu berharap Yasmin bahagia, terimakasih dok" ucap Jora seraya tersenyum.
Jora menundukkan kepalanya untuk menutupi kesedihannya, membuat tatapan orang-orang merasa kasihan padanya itu adalah hal yang dibenci Jora, jangan melakukan apapun dengan dasar alasan merasa kasihan. Itulah prinsip hidupnya.
Ponsel yang selama ini di simpannya dalam tas terdengar berdering, terlihat sebuah balasan pesan yang sedari tadi ia kirimkan pada atasannya
"Habiskan saja, karena aku tidak akan pulang malam ini"
Jora mengetik balasannya "hari ini sangat sibuk? Maaf aku tidak bisa membantumu, jaga kesehatanmu"
Namun ia urungkan niat tersebut dan membalasnya dengan dua kata "Iya Leo".
*
Leo menggeliatkan tubuhnya saat sinar matahari dibalik tirai berusah untuk merusak tidurnya, dirinya meraih ponsel yang tersimpan di nakas sisi kanannya terdapat beberapa pesan dan panggilan untuknya, satu pesan yang menarik perhatiannya, balasan wanita itu
Hanya 'iya Leo' tidak ada kata lain setelah kemarin malam yang ia ucapkan? Leo bergumam sendirian membuat seseorang di dalam ruangan tersebut bertanya dengan sedikit menggodanya
"Ada apa Tuan Leo?"
Leo melirik ke arahnya dan memperhatikan tubuh wanita yang terbalut dengan kemeja hitam miliknya, "bukan hal penting" Leo berdiri untuk siap meninggalkan hotel tersebut
Sedetik kemudian ponselnya berdering, melihat nama pemanggil yang tertera di layarnya membuat Leo mendecak kesal
"Dia salah satunya, yang membuat hubungan kita begitu rumit" ucap Dion yang melihat perubahan mimik wajah Leo
"Aku akan membuatnya sangat marah" ucap Leo yang berjalan menuju kamar mandi,
Berulang kali Leo mengabaikan panggilan kembarannya, "dia pasti sangat marah Leo!"
"Biarkan seperti itu"
Kali ini Leo mengangkat ponselnya, "apa?"
"KAU DIMANA BRENGSEK?" teriak Lando yang membuat Leo menjauhkan handpone miliknya membuat Dion tertawa
"Hotel terdekat dari perusahaanku" balas Leo dan Dion menggerakan bahasa isyarat bahwa dirinya berpamitan, Leo hanya mengangguk
"AKU BERADA DI RUANGMU, SEKARANG KAU KESINI!!"
"TIDAK PERLU TERIAK, BODOH!" tanpa perlu diperintahkan Lando, Leo akan melakukannya.
Tidak memerlukan waktu yang lama dirinya sudah berada di dalam ruangan tersebut dengan pakaian lengkap kantornya, disana Jora sedang menunduk seperti bersalah di hadapan Lando, dan itu membuatnya kesal
"Ada apa dengan sikapmu Jora?!" bentak Leo dan dirinya melanjutkan "Jangan libatkan dia, ini masalah kita!"
Lando tersenyum picik dan mendekati Leo, "baik, tapi kau bisa menjauhi mantan calon istrimu dengan menikahinya?"
Baik Jora ataupun Leo memandang Lando dengan tatapan tidak mengerti.
.
.
.
.
.
.***
Follow, Comment, and Vote
For my Spirit 😄, thanks.._Rif
KAMU SEDANG MEMBACA
My BOSS (Tamat)
RomanceSequel of Unpredictable by @fridaresta (sebagian part di private, thanks) ----------------------------------- Leonardo Reygan (Leo) seorang CEO tampan harus gagal menikah seminggu sebelum acara dilaksanakan, dia menjadi sosok yang sangat menyeramkan...