chap 2

2.2K 71 2
                                    

Pagi menjelang dan sinar mentari mulai memasuki kamar sakura, walaupun samar cahaya itu mampu membuat sang pemilik kamar terusik dari tidur cantiknya. "engh.." gumam sakura, dan terbuka mata cantiknya dengan emeraldnya yang indah. Sambil menggerakkan badannya, sakura beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi. Setelah 1 jam berlalu, sakura keluar dari kamar dengan pakaian rapi untuk berangkat ke rumah sakit tempatnya bekerja. "ibu!ayah!" teriak sakura kepada kedua orang tuanya dan berlari menuruni tangga. " woah..saki! Pelan-pelan sayang.. Khkhkh" ucap Haruno Mebuki terkikik saat anak bungsunya menerjangnya dengan pelukan. "i miss u mom dad" ucap sakura saking semangatnya kemudian berpindah memeluk ayahnya. "we miss u to darl" ucap ayahnya sambil mencium kening sakura. "sudah, ayo kita sarapan dulu sayang. Kamu harus cepat-cepat ke rumah sakit kan?" ucap Mebuki. Akhirnya sarapan pagi ini di penuhi dengan keceriaan dan obrolan ringan antara sakura dan orang tuanya.

"ibu ayah, saki berangkat dulu ya" pamit sakura dengan mencium kedua pipi orang tuanya. "iya sayang. Hati-hati di jalan ya" jawab Mebuki. "saki! Setelah pulang dari rumah sakit, ayah dan ibu ingin membicarakan sesuatu denganmu" tambah kizashi. "baik ayah, saki akan usahakan pulang cepat hari ini. Jaa". Sakura pun melajukan mobil kesayangannya menuju rumah sakit.

Skip time
"Ah.. Akhirnya hari ini selesai juga" merenggangkan ototnya sejenak tiba-tiba dering ponsel sakura berbunyi. Tersenyum sejenak ketika tau nama yang tertera di layar ponselnya. "hallo naruto kun. Iya sayang ini sebentar lagi pulang. Iya nanti aku menghubungi. Oke jaa" sakura pun bersiap dan menuju ke parkiran.
Setelah menempuh perjalan selama 20 menit akhirnya sakura sampai di rumah orang tuanya yang megah.

"tadaima" ucap sakura saat memasuki rumahnya. "okaeri saki" jawab Mebuki dengan pelukan hangatnya bersama Kizashi di ruang keluarga.
"bersihkan dirimu segera sayang, setelah makan malam ayah ingin bicara denganmu" senyum Kizashi kepada putri bungsunya dan di jawab anggukan oleh sakura.
Makan malam akhirnya berjalan dengan tenang, karena sebenarnya keluarga Haruno sangat menjunjung ketenangan saat makan berlangsung. Setelah makan berakhir sakura dan keluarganya menuju ruang keluarga. "Sakura, sebenarnya ayah dan ibu ke Konoha ingin menyampaikan sesuatu kepada. Ayah dan Ibumu berencana akan menjodohkan dengan anak sahabat ayah" ucap Kizashi. Sakura yang mendengarnya langsung menegang dan kaku ditempat duduknya.
"ayah tau pasti kamu akan terkejut mendengarnya, tapi ayah ibu yakin ini yang terbaik untukmu. Ayah dan sahabat ayah pernah berjanji dulu akan mejodohkan kalian berdua" lanjut Kizashi. "ibu dan ayah sudah mengenal keluarganya, kita dulu adalah teman sepermainan dan sampai menjalin bisnis bersama sampai sekarang" imbuh Mebuki. "mereka dari keluarga baik-baik dan orang-orang yang hangat, kau pasti akan cocok dan suka dengan mereka. Ayah tidak memaksamu, tapi ayah berharap padamu sayang. Ayah tau apa yang menjadi keputusanmu nanti, pasti yang terbaik untuk semuanya. Pikirkan baik-baik sayang. Oke" ucap Kizashi mengakhiri. Sakura yang sejak tadi berusaha mencerna dan menguatkan hatinya ketika ayahnya berbicara hanya mampu diam dan berusaha tenang. "jangan tegang sayang, semuanya pasti baik-baik saja. Kau pasti akan bahagia jika bersamanya saki. Anaknya juga teman bisnis ayahmu yang bercabang disini" tambah Mebuki. "a-ah oke ibu ayah. Biarkan saki berpikir dulu. Bolehkah aku beristirahat duluan?" tanya sakura. "boleh sayang, istirahat yang nyenyak ya" peluk mebuki kepada anak gadis, Kizashi pun juga melakukan hal yang sama "jangan terlalu di pikirkan sayang, santai saja oke. Nice dream sweety".
Sakura pun akhirnya berjalan menuju kamarnya dengan perasaan yang campur aduk. Menutup dan mengunci kamarnya, sakura berjalan menutu tepi ranjang Queen Sizenya. Membuka laci lemari nakasnya dan menemukan foto naruto di dalamnya, "bagaimana? bagaimana naruto kun? apa yang harus aku lakukan? aku mencintaimu tapi aku tak ingin mengecewakan orang tuaku" isak tangis pelan sakura merasakan campur aduknya persaan yang dia alami saat ini. Seolah beberapa waktu yang lalu adalah sebuah bom bagi dirinya yang meledak secara tiba-tiba dan menghancurkan tubuhnya.

Di lain tempat sasuke teringat ucapan ayahnya saat setelah menghadiri rapat di kantor yang di pimpin oleh sasuke.
Flashback on.
"sasuke, ayah akan menjodohkanmu dengan anak sahabat ayah. Ayah merasa jika sudah terlalu lama kamu sendiri semenjak kejadian beberapa tahun yang lalu. Dia anak dari rekan bisnis kita juga. Ayah dan ibu merasa gadis itu cocok denganmu, dia juga pintar dan mandiri. Kau pasti menyukainya. Ayah tidak memaksamu, tapi ayah berharap kamu memikirnya kembali. Ayah tidak ingin kamu salah memilih calon pendamping hidup seperti yang dulu. Maaf jika ayah mengungkitnya sedikit. Tapi kami sebagai orang tua hanya ingin yang terbaik untuk anak-anak kami. Menikah dan bahagia dengan pendamping hidupnya kelak. Ayah tau kau tidak akan mengecewkan ayah dan ibu. Pikirkan baik-baik. Ayah pamit dulu"

Flashback off
Setelah sepeninggal ayahnya dari kantor, sasuke tapi bisa fokus dengan pekerjaannya. Sampai apartemennya pun sasuke hanya duduk di sofa ruang tamu dan melamun. Sampai 30 menit pun berlalu sasuke baru tersadar dari lamunannya. "huft.." helaan nafas sasuke akhirnya keluar.
"apa yang harus aku lakukan" gumam sasuke sambil mengurut keningnya.







Akhirnya bisa update lagi. Horrree😄😄😄
Tapi masih belajar. Jadi pendek-pendek dulu.
Komen n likenya masih di tunggu ya teman-teman. Semoga tidak monoton kerena akan di buat panjang klo responnya panjang. Terima kasih.
Tunggu next chap ya

Debaran HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang