1

9.8K 537 52
                                    


Disclaimer Masashi Kishimoto

[Another version from 'The Buron' FFN dengan beberapa perubahan]

.

.

Ada banyak luka dan duka dalam setiap jiwa

Namun seperti datangnya pelangi setelah hujan, kebahagiaan bukanlah sebuah bualan

Akan ada selalu ada bahagia yang menjadi obat setiap luka

Jika kau tidak bisa mendapatkannya pada suatu tempat, maka carilah di tempat lain

Karena bahagia tidak datang dengan sendirinya

Mereka datang, pada setiap insan yang berhak menerimanya

.

.

__

.

.

Hidup terus berjalan, sebagaimana roda kehidupan yang berputar. Dan setelah sekian lama, ia pun percaya bahwa dirinya memang pantas untuk mendapatkan secercah kebahagiaan. Kehangatan keluarga yang menerimanya apa adanya. Cinta tulus yang menghangatkan hatinya yang beku, oleh luka masa lalu.

"Kau harus berjanji untuk menjaga dirimu, Ruru," Zoey menggenggam tangannya erat, enggan untuk melepasnya pergi.

"Aku tahu, Zoey," ujarnya sambil tersenyum lembut. Zoey, sahabatnya, memang selalu seperti ini jika melepasnya pergi dari Paris. Karenanya, perpisahan mereka di gerbang keberangkatan bandara Paris-Charles de Gaulle.

"Dan ingat satu hal," Zoey menatapnya serius. "Kau, adalah Naruna Ishida. Untuk sekarang dan selamanya."

"Itu dua hal, jika kau lupa, Zoey."

"Setidaknya sampai kau menikah dan suamimu mengganti margamu," tambahnya cepat, tanpa mengindahkan jawabannya, yang justru membuatnya tertawa. Astaga, Zoey, kekehnya geli dalam hati.

"Aku tahu, Zoey. Aku Naruna Ishida," saat ini, tambahnya dalam hati. Dan jawabannya itu membuat Zoey mengangguk puas, meski kedua tangan wanita itu, belum juga melepaskan tangannya, yang digenggamnya erat sejak tadi.

"Kau tidak ingin melepaskannya?" tanyanya melirik tautan tangan mereka. Zoey mengernyit tak suka dengan bibir mengerucut lucu, namun masih enggan melepaskan. Menggemaskan sekali.

"Kau harus melepaskan tangan adikku agar kami bisa segera pulang, Zoey." Suara bariton seksi milik pria tampan berambut merah dibelakangnya, yang baru kembali dari parkiran bersama pria lain berambut pirang, menegurnya.

"Kau benar-benar jahat, Oppa," rajuknya sambil menghambur pada pria pirang yang kini berdiri disisinya.

"Jahat sekali merebut sahabat baikku dan membawanya pergi," tambahnya dengan ekspresi kesal yang sama sekali tidak berusaha ditutupinya.

"Astaga, Dave! Bagaimana mungkin kau tahan memiliki istri manja sepertinya?" tanya pria itu tidak habis pikir.

"Justru ini yang membuatku mencintainya, Chun Soo. Istriku semakin menggemaskan dengan sikap manjanya ini," kekeh David sambil memeluk sayang istrinya. Sementara Chun Soo menggelengkan kepalanya, kembali tidak habis pikir.

Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang