4.2

4.3K 331 38
                                    

Found You

#SasufemNaru#
_______________________

Tuhan, jika hatiku memang salah

Maka sampaikan rinduku lewat angin pada dia yang terarah

Dan jika ternyata hatiku benar

Maka bukakan mataku akan kebenaran pada dia yang membuat hatiku berdebar

- Uzumaki Karin -

_________________

"Terima kasih."

Karin mengangguk dengan kepala menunduk. Tak berani menatap sepasang hazel yang membuat hatinya sesak. Tak berani menerima kenyataan yang bertentangan dengan hatinya. Bahwa gadis dihadapannya, mungkin memang bukan sepupunya.

"Ehm, apa kau baik-baik saja?" tanya Naruto. Merasa sesak melihat wajah sendu gadis dihadapannya. Melihat air mata yang menggenang dan wajah sembab yang berusaha disembunyikan. Entah kenapa, dia merasa bahwa gadis dihadapannya adalah orang yang sangat penting baginya.

Benar, jika dia mengingat isi buku diarynya. Setiap untaian kata pada surat yang tak sempat ia kirimkan pada gadis yang mungkin dihadapannya ini. Maka adalah kebenaran bahwa gadis ini, Uzumaki Karin, adalah orang yang sangat penting baginya. Bahkan entah kenapa, berada dihadapan gadis itu, membuat perasaannya menghangat. Dorongan untuk memeluk gadis itu sangat besar. Membuatnya harus mencengkeram selimut yang membalut tubuhnya erat, agar tidak melakukan hal-hal yang mungkin akan disesalinya nanti.

"Huh?" Merasa terkejut, Karin mendongakkan kepalanya.

"Apa ada sesuatu yang mengganggumu?" Naruto berusaha bersikap wajar, sebagaimana orang yang baru kenal. "Kau tampak sedih."

Karin tersenyum miris. Dirinya telah berharap terlalu banyak. "Tidak apa-apa," bisiknya. Menggigit bibirnya keras menahan isakan yang tetiba mendesaknya. "Aku tidak apa-apa," bisiknya yang kini benar-benar berubah menjadi isakan.

Ya Tuhan... ini sakit sekali, batinnya.

.

.

I can't tell you what it really is

I can only tell you what it feels like
_____________________

"Eh, kenapa kau menangis?" tanyanya, sekuat tenaga menahan suaranya agar terdengar wajar, meski dadanya terasa sesak dengan sengatan menyakitkan.

"Ti-tidak apa-apa. A-aku hanya teringat pada seseorang dan tetiba tidak bisa menahan diri karana merindukannya," katanya, diiringi tawa hambar. Kedua tangannya mengusap buliran bening yang sukses membuat napas Naruto tercekat.

"Pasti kau sangat menyayanginya."

"Sangat," bisik Karin serak. "Aku tetiba mengingat kenangan kami sebelum berpisah dulu. Bahwa aku akan selalu menemukannya bagaimana pun rupanya." Menarik napas panjang, Karin menatapnya dengan sepasang violet yang sukses membuatnya hampir kehilangan kendali. "Tapi sampai saat ini, aku belum berhasil menemukannya, haha," tambahnya tertawa hambar.

"Maaf atas sikapku. Aku akan keluar dan kau bisa kembali beristirahat. Jangan lupa minum obatmu dan kau akan segera baikan. Jangan terlalu banyak pikiran, karena itu tidak baik untuk proses penyembuhanmu."

Naruto menganggukkan kepala mengerti. Memperhatikan Karin yang berdiri dengan membawa nampan bekas makanannya dan berjalan keluar.
__________________

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang