Gemuruh langit gelap yang menurunkan hujan deras membuat Zilka yang tertidur pulas tersentak bangun, ia mulai dengan menghidupkan pencahayaan di kamar tamu keluarga Adel yang sangat nyaman.
Seperti film-film horor yang pernah di tonton, kamar ini memperlihatkan jendela kaca besar dengan horden yang cukup memukau. Zilka juga membuka horden besar itu ke dua arah. Dilihatnya langit masih begitu gelap untuk dirinya bangun, untuk memastikan Zilka pun menelik ke arah jam dinding, tepat dibelakangnya, Zilka pun sedikit bingung ini sudah jam delapan pagi namun kenapa terlihat seperti suasana malam, memang benar cuaca itu membingungkan. Karena takut jamnya yang rusak jadi Zilka kembali melihat jam yang ada di screen lock hp nya. Tidak ada yang salah dengan jam dinding itu.Zilka keluar kamar untuk mencari keberadaan Adel, Zilka menuruni tangga yang terlihat melingkar indah. Dilihatnya orang yang belum pernah ia kenal sebelumnya di rumah keluarga Adel ini. Seorang pria berumur sekitar 43 tahun menggendong bayi, pria itu sangat aneh saat bayinya menangis ia tertawa bagaikan orang gila, terus menerus begitu kadang sesekali juga ia berteriak "KAMU ANAK SIAPA? HAHAHAHAHA." Hal itu membuat Zilka sedikit ketakutan, ia pun dengan gemetar menaiki tangga lagi tanpa memutar badannya, tanpa menimbulkan suara apapun Zilka telah menaiki dua anak tangga dengan posisi yang sangat berbahaya. Namun langkahnya berhenti mendengar isak tangis gadis kecil di atas dua anak tangga dari ia berdiri. Gadis kecil itu sesekali melihat pria yang menggendong bayi, dilihatnya anak ini sangat mirip dengannya, bedanya hanya ukuran tubuh dan usia. Sedikit terdengar di telinga Zilka anak kecil itu mengucapkam kata 'ayah' setiap ia melihat pria tadi, dapat Zilka simpulkan pria tadi adalah ayahnya.
"ZILKA!!" Gelegar suara pria tadi membuatnya semakin takut, pasalnya dari mana pria itu tau namanya. Pria itu juga sepertinya melihat kearah Zilka berdiri.
"SINI KAMU, MAU APA KAMU MENANGIS SEPANJANG HARI, HAH? Sini cepat jaga adik kamu sayang, hahaha."Sepanjang pria tadi berbicara ia hanya menutupi mulutnya dengan kedua tangannya sambil menangis. Gadis kecil tadi yang menangis langsung terdiam dan terlihat jelas bibir bawahnya bergetar hebat. Ia menuruni tanngga dengan sesenggukan berkali-kali.
Apakah anak kecil ini aku? Apakah dia ayahku, dan siapa bayi itu? Apa aku punya seorang adik? Tapi kenapa aku sendiri, lalu dimana adikku? Dan Ibu....
"KENAPA KAMU TERUS MENANGIS ANAK NAKAL *prak, HAH?"
"ampun ayah, ayah.. hiks, a..aa..ayah ampun." Tangisan anak kecil yang tersengal-sengal itu membuat kaki Zilka lemas begitu saja.
Dengan tangan kanan pria itu yang menggendong bayi, tanpa punya hati ia menjambak-jambak rambut gadis kecil dengan tangan kirinya. Ayahnya tambah terlihat mengerikan dan menggila.
Kekejaman selanjutnya seolah terbaca oleh mata Zilka, pria itu seperti akan melemparkan bayi tadi dengan ganas. Gadis kecil itupun ikut heboh dengan apa yang akan ayahnya lakukan. Detik-detik akhir ketika pria itu akan melempar Zilka dan gadis itu menjerit bersamaan dengan lantang"JANGAAAAANNN!!. huh..huh.."
Mata Zilka terbelalak lebar menatap bingkai foto keluarga Adel dengan posisi masih duduk di ranjang kamar tamu. Keringat yang seperti embun terlihat di dahinya. Nafasnya juga masih terasa nyata melihat adegan membingungkan di mimpinya kali ini."Zilka, apa kamu sudah bangun?" Suara adel yang memasukkan kepalanya di sela-sela pintu ruangan Zilka itu membuat Zilka pudar akan mimpinya. Adel masuk dan membuka gorden yang persis seperti mimpinya Barusan.
"Are you okey? Zilka! Hey.""Ah, Yes i'm. Adel, aku bermimpi aneh."
"Apa? Bermimpi pria yang menggendong bayi lagi? Gadis kecil? Atau bayi yang akan di lempar? Hah mimpi yang mana lagi?"
"Ba..b..bagaimana kamu.."
"Udah kamu mandi sana, kita sarapan dulu Mama papaku udah nungguin kamu dibawah. Oke?" Balas malas Adel yang meninggalkan kamar Zilka
KAMU SEDANG MEMBACA
Shooting Star
FantasyKeluh dan kesah penderitaan hidup Zilka terdengar oleh DSS (Departement Shooting Star). dan pemerintahan DSS menurunkan unit no. 507 untuk pengawalan terhadap Zilka, hal ini sering dianggap manusia sebagai bintang jatuh. Unit no. 507 hanya akan ke...