5. Interogasi

15 6 4
                                    

Sudah seminggu lebih Zilka mendekam di rumah sakit, dan sudah selama itu pula ia terus melihat manusia menjengkelkan. Keheningan yang terkadang mengingatkannya pada semua kejadian menyedihkan belakang ini, membuatnya bangun di tengah gelapnya malam menuju balkon rumah sakit dengan sebotol soda.
Ia berfikir,
kenapa tidak satupun dari kalian yang mengetahui ku disini, kupikir ini sudah lewat 4 hari jika Paman ku pulang di hari Sabtu, oh mungkin dia tidak pulang sampai Sabtu depan.

"Zilka, kamu sedang apa?" Suara yang dikenalnya itu memecah gulatan pikirannya.

"Untuk apa kamu kesini?"

"Aku khawatir kamu kenapa-napa."

"Aku tidak mengerti, awalnya aku merasa kamu orang jahat yang sampai sekarang itu gak terbukti. Aku juga tidak mengerti entah kenapa aku tidak bisa marah atau membencimu padahal aku sendiri tidak mengenalmu. Aku sedikit tidak percaya setelah apa yang kamu katakan kamu dari apa itu? DDS.. SDS apalah itu!" Jelas nya yang terkadang memutar bola matanya.

"Aku juga tidak mengerti, untuk apa sebenarnya aku berada disini. Tapi ini bukanlah kebohongan. Aku unit nomor 507 dari DSS, kamu tau?.."

"Gak!" Sahutnya cepat memotong penjelasan unit 507.

"Yang aku tau tentang diriku, aku menjagamu. Kamu pernah melihat bintang jatuh Zilka?" Tanya nya dengan lembut.

"Ya, aku tau. Kekonyolan dimana mereka berdoa pada bintang yang jatuh, padahal itu sesuatu yang lemah kenapa berdoa pada sesuatu yang akan jatuh itu, huh orang bodoh."

"Bintang jatuh yang kamu anggap konyol dan yang orang anggap pertolongan itu adalah aku bersama mereka-mereka." Jelas nya sambil mengarahkan telunjuknya ke bintang yang bertebaran di langit malam.

Sesaat Zilka terdiam dengan penjelasan unit 507. *Ralat, mereka berdua terdiam tanpa alasan sekarang. Zilka yang terus berdiri di pinggir pagar besi itu dan tak hentinya menatap langit lalu ke unit 507.

"Apakah kamu masih ingat saat kamu benar-benar dalam keterpurukan, di tengah hujan dan keanehan saat kamu melihat satu bintang terang benderang?, Kamu bersedih dengan hatimu yang teriris lama. Saat itu aku langsung di tugaskan untuk bersamamu, menemanimu, menjagamu. Kami menjaga orang-orang sepertimu, kami mendengarkan suara hati orang-orang sepertimu." Katanya tanpa perlu interupsi dari Zilka yang sedari tadi sudah menyadari hal itu sebelum dijelaskan.

"Kamu berbohong! Kamu orang gila, lalu apa ini?" Tanya nya sambil menunjuk perban di kepalanya. "Apa ini yang kamu bilang menjaga ku?"

"Kami akan berguna bagimu kalau kamu sudah mempercayai kami. Terkadang aku juga bingung sebenarnya kekuatan yang kami miliki ini adalah kepercayaan orang-orang yang kami bantu. Jadi percayalah kepadaku." Pintanya sambil mengulurkan tangan kanannya hendak berjabat.

Zilka yang seperti terhipnotis dengan sedikit ragu juga menyambut tangan itu. Seketika ada cahaya biru hebat yang menyilaukan mata Zilka yang ia lirik menuju ke arah langit dan seperti asap yang dilihat nya menuju langit.

"Apa itu?" Tanya Zilka bingung setelah jabatan tangan itu terlepas.

"Persetujuan kita." Jawabnya senang girang yang berbeda dari sosok yang beberapa menit lalu.

Zilka menyadari setelah berjabat tangan itu, unit 507 seolah langsung menyesuaikan diri dengannya. Dan dilihatnya orang itu lebih banyak menguraikan senyum di wajahnya. Sifat nya juga langsung berubah drastis dari yang seperti body guard menjadi seperti cowok remaja yang di lihatnya di dalam kelas.



***

"Ibu bagaimana ini? Aku belum mendapatkan cara untuk memberitahu ayah tentang Zilka."

Shooting StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang