Secangkir Kopi (MinYoon Ver.)

7.3K 425 16
                                    

HAI, FF INI SEBETULNYA UDAH AKU PUBLISH TAPI BEDA PAIRING. INI AKU GANTI PAIR SESUAI REQUEST TEMEN AKU HEHEHE. SIAPA TAU KALIAN YANG BELUM BACA ORIGINAL PAIRNYA (HOPETAE) MAU BACA VERSI MINYOON. CERITA SAMA, HANYA BEDA PAIRING

⚠BEWARE⚠
JIMIN OLDER THAN YOONGI
AU!
TOP!JM
BOT!YG
21+

PLEASE DON'T READ IF YOU UNDERAGE

JIMIN BLOOD SWEAT AND TEARS ERA (GRAY HAIR)
YOONGI I NEED YOU ERA (PINK HAIR)

ONESHOOT!

DIMOHON UNTUK YANG MASIH DIBAWAH UMUR JANGAN DIBACA YA, NANTI DOSA. POLOS AJA UDAH WKWKWK BECANDA. dan maaf kalo ceritanya agak ruwet. Soalnya ya gitu deh. Lebih fokus sama nc nya emang. Maaf juga kalo nc nya nggak panas/nggak memuaskan. Ff nc pertama wkwk.

Silahkan dibaca^-^

. . .

Hujan membasahi kota Seoul, Korea Selatan. Udara yang sejuk membuat kedua pasang anak adam bergerumul mesra dengan keringat yang bercucuran di pelipisnya.

"Eunghh hh..hyunghh.." erang pemuda cantik itu sambil meremat otot bisep sang dominan. Pemuda yang satunya menggerak-kan pinggulnya seirama.

Suara hujan diluar bahkan menggiringi suara desahan sang submissive. "Unghh.. morehh akhh pleasee.."

Hentakan demi hentakan membawa kedua pemuda itu di kabut putih kenikmatan duniawi. Hey, bahkan semua orang menyebutnya surga dunia. Apalagi? Klimaks dari percintaan didalam sebuah kamar dengan backround hujan deras.

"Kau lelah sayang?" Sang dominant menciumi setiap wajah pahatan Tuhan yang diciptakan sangat manis ini. Si manis hanya menganggukkan kepalanya, memeluk sang kekasih dengan erat.

Flashback

21 Januari 2015

Min Yoongi, pemuda dengan rambut soft pink miliknya melangkahkan kakinya menuju kedai kopi di salah satu daerah di Busan. Ia memesan secangkir Caramel Macchiato hangat. Mengingat salju sedang turun. Dan duduk di tengah meja. Ia mengambil novel yang ia beli di toko buku 32 menit yang lalu sebelum menuju kedai kopi.

"Caramel Macchiato." Ucap sang pelayan sambil meletakkan pesanan Yoongi. Yoongi menggumamkan ucapan terima kasih. Ia memulai membuka novelnya.

Apa kalian bisa bayangkan? Aroma kopi hangat berpadu dengan aroma buku? Tenang. Ya, itu yang Yoongi rasakan. Ia menyukai ketenangan. Hanya ada beberapa pelanggan dan alunan musik classic Four Season milik Antonio Vivaldi dan gesekan indah Biolanya.

Yoongi menyesap kopi, krim dan karamelnya itu. Merasakan pahitnya berpaduan dengan manisnya karamel yang menyapa indra pengecapnya. Ini sungguh enak. Gumamnya setelah cairan itu tertelan melewati tenggoroknnya.

Ia kembali membaca novel itu. Hanya novel romansa klasik. Dimana ada seorang putri yang jatuh cinta pada seorang pedagang roti. Sang putri yang memperjuangkan cintanya hingga rela mati demi bisa hidup dengan orang dicintainya. Memang ini cerita konyol, tapi dari novel ini Yoongi tahu akan berakhir bahagia.

Selanjutnya ia menikmati kopinya hingga habis tak tersisa.

"Hey pecinta caramel macchiato. Ini sudah malam, kau tidak ingin pulang?" Tanya seorang peracik kopi, "Sebentar lagi Hyung. Cerita ini terlalu singkat. Bahkan aku susah untuk mengerti jalan ceritanya." Jawab Yoongi. Sang peracik kopi itu sudah mengenal Yoongi lama saat menjadi pelanggan tetapnya.

"Aku akan menutup kedai ini, mari kuantar kau pulang bocah." Ujarnya lalu melepas clemek pinggangnya. Yoongi hanya bergumam mengiyakan.

Ini sudah pukul 10 malam. Yoongi berjalan dengan si peracik kopi tadi. "Hyung apa menurutmu kopi itu?" Tanya Yoongi. Yang dipanggil Hyung hanya diam saja tidak menimpali. "Jimin hyung, kau mendengarku?" Panggil Yoongi lagi.

MinYoon RoomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang