Yunho tidak mengerti mengapa dia memilih untuk menuruti permintaan kedua adik Jaejoong untuk ke tempat bernama taman bermain. Tempat di mana penuh anak-anak kecil, pasangan muda-mudi yang berpacaran dengan mengumbar kemesraan secara berlebihan di tempat umum.
Mungkin saja alasannya karena sebagai permintaan maaf--secara tidak langsung-- pada kedua adik Jaejoong yang sudah terganggu karena kegiatan mereka semalam. Lagipula siapa yang bisa menolak jika kedua gadis itu dengan nyata-nyata memohon dengan mata berbinar setelah sarapan tadi. Jaejoong pun juga mendesaknya, ayah dan ibu jangan ditanya. Mereka melihat Yunho dengan pandangan yang diartikan Yunho sebagai sebuah perintah untuk dituruti.
Atau juga alasan sebenarnya adalah ia ingin mengingat masa lalu, masa kecilnya yang tidak bahagia. Ia melewatkan masa-masa itu dengan yah, tidak terlalu baik--jauh dari kata bahagia.
Sejak di perjalanan dahi Yunho usdah berkerut, ia tidak yakin dahinya bisa kembali ke kondisi semula. Pasalnya mungkin saat ini dia terlihat seperti pria pedo yang sedang berkencan dengan gadis muda. Sejak tiba Bora sudah mengapit tangannya sementara Seoulyun bersama dengan Jaejoong.
Tapi setidaknya dia tidak mengerutkan dahinya sendirian. Ia membawa--memaksa--Changmin untuk ikut bersamanya. Bukan tanpa alasan ia mengajak Changmin, mobilnya tidak cukup besar untuk mengangkut semua anggota keluarga Jaejoong jadi ia meminta Changmin untuk ikut.
"Sialan. Untuk apa aku harus terlibat dalam acara keluarga seperti ini!!" Gerutu Changmin dalam hati.
"Hanya karena aku lebih muda seenaknya saja memerintah. Tidak berperasaan. Awas saja kalau aku bisa menjadi 'hyung' aku akan balik menindasmu Jung Yunho."
Changmin mengirimkan signal-signal kemarahannya pada Yunho tapi siapa yang akan peduli. Yunho bahkan tidak tahu atau pura-pura tidak tahu jika Changmin kesal. Seoulyun melompat kegirangan saat ia menenangkan sebuah boneka kecil dari permainan melempar dart dan membanggakannya pada Jaejoong.
"Oppa tidak senang?"
Bora melirik Yunho sambil memakan permen kapas yang dibelikan Yunho.
"Aku terlalu tua untuk datang ke tempat seperti ini."
"Atau tidak tahu caranya bersenang-senang." Celetuk Bora.
"Apa maksudmu?"
Yunho melirik Bora dengan sebelah alis yang terangkat. Ia kagum pada Bora, kagum dengan sifatnya yang berterus terang dan bisa dikatakan pemberani.
Bora mundur satu langkah dan memandang Yunho dari atas sampai bawah. Yunho pun ikut melihat ke baju yang dikenakannya. Kemejanya rapi, celananya juga tidak kusut bahkan sangat licin dan sepatu kulit yang dipakainya junga mengkilap, sempurna.
YOU ARE READING
Love, Hate & Hurt (Yunjae Fanfiction 21+ /MPreg)
FanfictionAnother love story about Yunjae