Gigi Yunho bergemerutuk, nafasnya memburu, darah yang mengaliri nadinya mendidih panas. Ia marah, sangat marah. Ia melajukan mobilnya secepat yang ia bisa, menyalip dan memotong jalan. Membelah jalanan kota Seoul yang tidak terlalu padat, melewati barisan lampu jalan yang berjajar rapi dan lalu lalang pejalan kaki di trotoar."Ibu Yunho oppa, berada di rumah menemui Umma."
Ucapan Bora terus terngiang di kepalanya dan membuatnya makin marah. Tak jauh di belakangnya, mobil yang ditumpangi oleh Changmin dan Yoochun setia mengekori.
Yoochun yang saat itu menyetir pun kewalahan ketika harus mengejar Yunho yang menyetir seperti orang kesetanan.
"Sebenarnya dia kenapa, huh?" Keluhnya.
Changmin yang berada di sebelahnya memegangi perutnya. Serasa diaduk-aduk karena cara menyetir Yoochun yang buruk dan memaksa untuk mengebut. Bibirnya terkatup rapat, wajahnya menunjukkan ekspresi tidak nyaman.
.
.
.
.
.
."Aku Choi Do Shim. Ibu dari menantu anda, Jung Yunho."
Ny. Kim terhenyak, mencoba mengusai dirinya. Ia ingat pernah bertanya soal keluarga Yunho tapi Yunho menjawab kalau ia sebatang kara. Kemunculan seorang wanita yang mengaku sebagai ibunya tentu saja mengejutkannya.
"Oh, senang berkenalan dengan anda Ny. Choi." Ny. Kim membungkukkan badannya sedikit dan memaksakan sebuah senyum. "Maafkan saya yang tidak mengetahui tentang anda. Harusnya saya menanyakan tentang anda pada Yunho dan mengundang anda dipernikahannya."
"Tidak perlu." Ny. Choi menghirup teh yang disediakkan untuknya. "Aku tidak mempermasalahkan tentang hal yang sudah lewat. Tapi apa anda bisa menjelaskan bagaimana putra anda bisa hamil?"
"Kami juga kaget. Kami tidak mengetahuinya sampai Yunho dan Jaejoong memberitahu kami dan meminta ijin untuk menikah. Kalau anda bertanya bagaimana seorang pria bisa hamil," Ny. Kim mengeleng pelan. "Yang bisa saya katakan hanyalah sebuah keajaiban."
Ny. Choi tersenyum miring tipis. "Aku penasaran bagaimana anda bisa menerimanya semudah ini dan membiarkan mereka menikah."
Alis Ny. Choi terangkat sebelah, seakan melayangkan sindiran. Namun Ny. Kim tidak terpengaruh dan tetap menyinggungkan senyum di wajah teduhnya."Tidak semudah yang anda bayangkan Nyonya. Saya juga menolaknya--sempat menolak. Saya juga sempat meminta Jaejoong untuk menggugurkan kandungannya dan menjadi pria normal seperti yang lain."
Tangan Ny. Kim saling remas di bawah meja, pandangannya tertunduk.
"Nasi sudah menjadi bubur. Daripada menambah sebuah dosa yang lain dan menanggung penyesalaan berkepanjangan di kemudian hari. Saya lebih memilih untuk mendukung pilihan mereka."
Ny. Kim mengangkat pandangannya, matanya beradu pandang dengan Ny. Choi.
"Apa alasan anda kemari untuk mempertanyakan status pernikahan mereka?" Tanya Ny. Kim.
"Tidak."
Ny. Choi mempertahankan sikap kaku dan anggun yang disandangnya. Seolah ingin mengatakan kalau 'Aku bukan dari kalangan rendah yang akan melakukan sesuatu yang menyusahkan.'
"Aku hanya ingin mengetahui keluarga seperti apa yang menjadi besanku." Jawabnya santai. "Boleh aku tambah tehnya?"
"Tentu saja."
YOU ARE READING
Love, Hate & Hurt (Yunjae Fanfiction 21+ /MPreg)
FanficAnother love story about Yunjae