3. The other side

215 13 1
                                    


Pagi ini kelas 12 Ipa 1 tengah menjalani mata pelajaran penjaskesor, dan itu mengharuskan siswanya parktik langsung di lapangan.

Pak Udin-guru mapel penjas- yang terkenal galak itu kini sedang memberikan intruksi latihan pemanasan di depan seluruh siswa kelas 12 Ipa 1.
"Dirga, maju cepet! Pimpin teman-teman kamu!"

Inilah kebiasaan Pak Udin. Selalu meminta salah satu murid menjadi pemimpin menggantikan dirinya yang akan memakan gaji buta. Guru jaman sekarang memang selalu seperti itu. Ada saja alasannya. Ya mau ke toilet lah, ke situ lah dan masih banyak lagi alasan lainnya.

"Kamu gantikan saya sebentar, saya mau ke toilet. Nanti kalo sudah pemanasan, suruh teman-teman kamu mulai main."

Yang di maksud main adalah : bermain Volly. Dan saat ini, yang tengah bermain volly di lapangan adalah para anak laki-laki. Sedangkan yang perempuan sibuk dengan aktivitas masing-masing di tepi lapangan. Memilih berteduh di bawah terik matahari yang menyengat di bawah pohon. Mengabaikan perintah Dirga yang menyuruh mereka untuk latihan passing karena rata-rata anak perempuan masih tidak bisa bermain Volly.

Dirga suka olah raga, dan lihatlah cowok itu sekarang. Peluh membanjiri wajahnya. Masih dengan semangat empat lima Dirga terus bermain bersama teman-teman yang lain.

Saat Dirga mendapat giliran untuk service bola, tanpa sengaja matanya menangkap obyek yang sangat ia kenali. Gadis yang belakangan ini mengganggu fikirannya tengah melintas di depan ruang guru. Dan siapa itu? Siapa laki-laki di sampingnya yang dengan santai merangkul bahu si gadis?

Tawanya.

Siapa laki-laki itu? Kenapa dengan mudahnya membuat gadis itu tertawa tanpa beban.

"Woi!!"
"Cepetan tai!"

Dirga tersadar dari lamunannya dan dengan segera melambungkan bola volly yang ada di tangannya.

"Itu cowok yang kemaren, Ga!"
Teriak Darin yang seolah mengerti apa yang tengah di fikirkan oleh Dirga.

Penasaran?

Tentu saja Dirga penasaran. Bahkan sampai pelajaran olah raga selesai pun Dirga sangat penasaran dengan laki-laki itu.

"Siapa cowok itu?" Tanyanya pada Darin setelah pelajaran olah raga selesai.

"Meneketehe," jawab Darin sambil mengangkat bahu acuh.

"Kayanya sih kakak kelas kita dulu, yang sekarang lagi legalisir ijazah gitu mungkin? Soalnya dari tadi dia muter-
muter dan lagi nyari bu Warsih. " Lanjut Darin.

"Ow..."

"Lo naksir sama Dia?"

Dirga menoleh setelah mengalihkan tatapannya ke samping.

"Me?" Tanyanya menunjuk dirinya sendiri.

"Iya lah! Siapa lagi bego!" Kata Darin kesal.

"Ya gak lah!" Sergahnya dengan cepat.

"Ngeles aja terussss!"

"Yaudah deh, thanks infonya," Ucap Dirga sambil berlaalu meninggalkan Darin.

"Yee, si tai!"

﹏🍁﹏

Alunan lembut nan merdu sebuah suara petikan gitar di iringi dengan nyanyian seseorang dari dalam bonjour cafe memecah keheningan malam.

I've been hearing symphonies

Before all I heard was silence

NIKAH MUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang