Reader's Pov
.
.
."Aku adalah deketif hebat, Edogawa Ranpo," kamu hanya cengo menatap orang ralat makhluk gila yang ada di depanmu ini. Kamu tidak percaya di pagi hari yang indah ini seharusnya kamu sudah sarapan dan siap untuk melakukan aktivitas, tapi kamu malah berhadapan dengan orang yang mengaku dirinya detektif hebat, dan lebih parahnya lagi dia mengaku sebagai, si Edogawa Ranpo. "Ini sih lebih maniak daripada si Suzu," pikirmu pada saat itu.
"Oii bocah," kamu tersentak kaget ketika orang di hadapanmu melambai kearahmu dengan pandangan seolah-olah kamu itu adalah benda mati. Dan kamu baru sadar jika sedari tadi kamu melamun.
"Dengar ya.." kamu berdehem, lalu kemudian melanjutkan
"Aku tidak paham dengan situasi ini, seseorang masuk ke kamarku, terlebih laki-laki dan yang lebih parahnya lagi kau berkostum seperti ini, aku tidak tau apa motifmu ya, yang jelas bisakah kau keluar dari kamarku? Ah ralat maksudku pergi dari hadapanku," kamu berkata dengan manatap datar pria di hadapanmu ini, tapi sedari tadi pria itu hanya menatapmu terdiam membisu."Eh? Memangnya ini kamarmu?" Si pria itu malah memiringkan kepalanya bingung, kamu hanya menatapnya malas.
"Pergi sekarang," kamu mendorong pria itu dengan kekuatanmu, dalam hati kamu mengatakan bahwa pria ini cukup berat. Kamu membuka pintu kamarmu dan seketika kamu sudah di sambut dengan ruang tengah dan dapur yang tidak begitu luas. Masih mendorong dengan paksa pria itu seperti mendorong troli untuk belanja. Ketika sampai di ruang tengah, pria itu menahanmu yang masih mendorong punggungnya lalu kemudian berbalik dan menatapmu dengan pandangan meneliti.
"Bocah kau tau, aku ini bukan barang yang seenaknya kau dorong, dan terlebih lagi aku tidak tau kenapa aku bisa ada di kamarmu," kamu menatap dia yang sedang berbicara.
"Ya ya," kamu berusaha mendorong pria itu lagi, tapi pria itu menahan tanganmu.
"Dengar ya bocah, berhenti mendorongku," dia berbicara dengan kesal.
"Lalu apa? Apakah aku harus memegang tanganmu dan mengajakmu sarapan pagi, eh Edogawa Ranpo palsu," kamu berkata sarkastik. Pria yang kamu sebut Edogawa Ranpo palsu itu mengernyit tak suka.
"Aku tidak palsu," dia berucap dengan kesal.
"Ah benarkah? Lalu aku harus percaya? walaupun kau berkostum sama persis, ah dan kau bahkan memiliki wajah yang mirip, membuatku tambah muak saja, seharusnya kau datang kepada Suzu, bukan kepadaku," kamu berkata dengan datar, pria di hadapanmu kemudian juga berekspresi datar.
"Waktuku terbuang hanya karena detektif palsu sepertimu, maniak dan tidak bergun--,"
Bruk
Kamu tersentak kaget ketika punggungmu bertemu dengan dinding, kamu baru sadar jika kamu di sudutkan oleh si detektif itu. Kamu mendongak menatap detektif itu yang menatapmu datar.
"Dengar, jika kau ingin mengusirku, baik, aku terima, tapi jangan sekali-kali kau menyebutku palsu atau tidak berguna," desisnya. Lalu kemudian dia mendekatkan wajahnya terhadapmu.
"Selama ini aku sangat menghargai perempuan, tapi jika perempuannya itu sepertimu, aku tidak tau lagi," dia berkata dengan pelan tepat dihadapanmu, mata hijaunya itu benar-benar terlihat dingin.
Tok tok tok
"[Yourname]-chan apakah kamu baik-baik saja?" Suara wanita terdengar di sebuah pintu yang mengarah keluar, ah kamu lupa, bahwa kamu sekarang tinggal di sebuah kost.
KAMU SEDANG MEMBACA
I can't forget you
FanfictionGambar hanya milik pembuatnya. Ngambil dari internet Ranpo X Reader Kau seorang perempuan penyuka anime, tidak mengerti arti cinta, tidak tertarik dengan lelaki 3D alias dunia nyata, penggila Ikemen, apalagi Ikemen di Bungou stray dogs, Terkecuali s...