Ch 3. Imposible

2K 331 37
                                    

Ada revisi di chapter 1 dan 2. Mohon maaf ada sedikit kesalahan teknis.

.
.
.
.

Happy Reading

"Mungkin aku berasal dari masa yang berbeda denganmu"

Itulah pernyataan yang membuatmu terdiam dan menatap wajah detektif itu yang tampak serius menatapmu.

"Pffffftt hahahhahaha," tiba-tiba kamu tertawa sambil memegangi perutmu, tawamu itu membuat kerutan di dahi sang detektif muncul.

"Apa yang lucu?" Ranpo, yang kamu tertawakan bertanya dengan muka kesal. Kamu berusaha menghentikan tawamu walaupun masih terdengar tawa kecil di bibirmu.

"Oh yaampun, aku tidak menyangka, selain maniak dan palsu, kau juga punya imajinasi yang tinggi ya," kamu terkekeh, Ranpo menatapmu dengan sebal.

"Dengar ya, masa lalu ya masa lalu, masa depan ya masa depan, mereka berjalan dengan sendiri-sendiri, tidak mungkin masa lalu itu ke masa depan dan juga sebaliknya," kamu berucap panjang lebar dan Ranpo hanya menatapmu datar.

"Jadi begini, bukan aku bermaksud menyinggungmu, tapi bagaimana kalau kau kembali pada pikiran normalmu dan aku dengan baik hati akan membantu, mulai dari perkenalan nama, nah maniak maksudku kau, namaku adalah [Yourname], dan kau?" Kamu berusaha terlihat bersabar karena kamu merasakan bahwa orang yang ada di depanmu sedikit kehilangan arah tujuan hidup.

Ranpo yang melihatmu terlihat santai dalam memperkenalkan diri, padahal pertemuan mereka sebelumnya sudah sangat menyebalkan, membuat Ranpo mendengus.

"Edogawa Ranpo," jawab Ranpo tanpa minat.

Kamu kemudian melihat Ranpo yang masih tetap berekspresi datar, mencoba melihat apakah orang ini bercanda atau tidak. Tapi ternyata tidak.

"Yakin namanya itu?" Kamu menatap Ranpo tidak percaya. Ranpo mendengus.

"Memangnya namaku harus apa?" Ranpo bertanya dengan malas.

Kamu terdiam, berpikir kenapa orang yang ada di hadapanmu ini namanya sama dengan idolanya si Suzu itu.

"Oke oke baiklah maniak," Ranpo mengernyit mendengar omonganmu.

"Aku sudah memperkenalkan nama kepadamu, bocah," Ranpo berucap dengan kesal.

"Aih namamu itu sulit untuk kuucapkan, kau tau, lidahku sulit untuk berucap Edogawa Ranpo," Kamu berbicara dengan nada datar. Dan pria di hadapanmu juga menatapmu datar.

"Barusan kau mengucapkannya," Kamu hanya menatap polos.

"Benarkah?"

Ranpo mendengus untuk kesekian kali melihatmu yang begitu menyebalkan.

"Susah bicara dengan bocah sepertimu," Ranpo berdiri dan berjalan keluar meninggalkan kamu yang masih menatap Ranpo dengan wajah tanpa dosa.

.
.
.

"[Yourname]-chan kan sudah bibi bilang jangan lakukan itu," Hikari menegur dirimu yang sedang mengepel lantai. Kamu hanya tersenyum.

"Tidak apa-apa bi, akukan tinggal disini jadi aku juga harus membantu bibi, lagipula inikan hari libur," Hikari tersenyum menatap kamu yang sedang mengepel.

"Baiklah, bibi buka toko dulu ya," Kamu mengangguk, memang selama ini selain bibi membuka kost, bibi juga membuka toko makanan ringan dan manisan.

Kamu melanjutkan mengepel lantai dengan giatnya. Memang sangat melelahkan tapi ya mumpung hari minggu jadi tidak masalah.

Tap Tap Tap

I can't forget youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang