Mentari di ufuk kini terbenam.
Membenamkan semua kenangan antara kau dan aku.
Rindu yang ku pendam kini ikut terbenam dengan mentari itu.
Seiring waktu aku akan terus menunggumu.
Hingga kapanpun.
Ku tahu, bahwa kau kini tidak mencintaiku lagi.
Tapi apa dayaku?
Yang hanya mampu meratapi kepergianmu.
Yang lalu, hanyalah yang lalu.
Senja itu, kembali mengingatkanku akan dirimu.
Dirimu yang selalu hadir dengan senyuman.
Senyuman yang tak pernah kulupa.
Aku ingat, dulu kita pernah duduk bersama untuk melihat senja itu.
Kini, aku hanya sendiri yang melihatnya sambil mengingat kenangan denganmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Sebuah Luka
PoetrySebuah catatan luka yang tidak dapat dilukiskan. Cover by : @Avally❤