Untukmu yang dulu pernah kubanggakan,
Sudah dua tahun yang lalu, kau pergi meninggalkanku. Meninggalkan semua kenangan yang tersisa. Dua tahun telah berlalu, tetapi tetap saja aku tak bisa melupakanmu.
Semua kenangan-kenangan itu masih tersimpan rapi. Terkenang hingga saat ini. Rasa ini juga tidak pernah berubah, masih sama seperti dahulu.
Kamu memang sudah pergi sejak lama, tapi bayang-bayangmu masih tetap tinggal di hati.
Move on, kamu bilang.
Relakan kepergianku dan lupakan semua kenangan yang pernah kita jalani.
Semudah itukah kau bilang, sayang?
Bagaimana bisa aku melupakanmu, sayang? Jika bayang-bayangmu masih saja mengisi relung-relung hatiku.
Bagaimana bisa aku melupakanmu, sayang? Jika senyum cerahmu masih saja menghantui pikiranku.
Bagaimana aku bisa melupakanmu, sayang? Jika semua cita-cita serta anganku terdapat pada dirimu. Mimpi-mimpi yang belum pernah kita lalui bersama.
Tidak bisakah kita kembali bersama-sama? Melanjutkan cerita yang pernah kita lalui bersama. Melanjutkan semua mimpi-mimpi yang belum sempat kita gapai bersama.
Aku mencintaimu selalu, sayang. Aku hanya ingin dirimu selalu.
Aku selalu menyebut namamu di setiap doaku. Kusemogakan kamu menjadi masa depanku kelak.
Mari bertemu lagi sayang, melanjutkan kisah usang sepasang bocah berseragam putih biru yang berpisah karena ego masing-masing.
Mari bertemu lagi sayang, menjadi sepasang kekasih yang sudah tahu kemana hati harus berpulang.
Dari aku yang masih saja menyebut namamu dalam doaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Sebuah Luka
PoetrySebuah catatan luka yang tidak dapat dilukiskan. Cover by : @Avally❤