alasan

35 3 0
                                    

aku selalu butuh alasan
untuk selalu ada di dekat pujaan..
tetapi saat aku menjadi alasan pujaanku bahagia...
aku seperti mendapatkan sebuah bunga terindah didunia...

              -----------------

sella membuka pintu ruang uks perlahan dengan membawa sapu.
beruntungnya ia melihat tirai tempat tidur davich tidak ditutup.
davich sedang menutup matanya dengan tangan yang menutup dahinya sedari tadi cowok itu sedang menahan pusing.
sella tak bergerak tepat di depan pintu uks memperhatikan davich tanpa bergeming
menatap seseorang yang ia cemaskan
menatap seseorang yang membuat perasaannya berubah-ubah
karena ia mencintai cowok yang sedang ia pandang
mencintai cowok itu tanpa lelah
mencintainya hingga ia rela berjuang
berjuang untuk cintanya
iya!benar!ini karena cinta

tetapi tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya
"sell"panggil cewek berkacamata min itu.

"sell"panggilnya lagi melihat sella tak bergeming

"hah?"tanya sella polos karena baru tersadar

"untung aja ada lo,ni gue titip P3K ke lo.tolong kasih obat ke davich ya!gue habis ini ulangan"kata tiana lalu pergi
tiana adalah teman pmr nya
sella memang mengikuti ekstra pmr karena itu sekarang ia diberi tanggung jawab itu
tiana mengira sella sedang jadwal bertugas mungkin sedang jamkos tanpa pikir panjang ia menyerahkan tugas itu ke sella.tiana gadis yang sangat telaten ia gadis yang kutu buku jadi tak salah jika ia tidak ingin melewatkan ulangan walau sekali saja

"tapi tin.."saat sella menoleh tidak ada tanda tiana disana
"cepat sekali perginya.kayak  jalangkung aje"(bathin sella)

sekarang dia bingung lebih tepatnya takut
ia tak pernah berani untuk mengobrol dengan davich apalagi mengukapkan perasaannya rasanya ia tak sanggup.
setiap kali ia mencoba
rasa gugup selalu menghampirinya.

sella berjalan dengan langkah gemetar.ia memegang kuat kotak P3K itu.berharap sella yang pemberani juga berani dihadapan cowok yang ia sukai
sampai akhirnya ia berhenti di samping kasur davich.
cowok itu masih setia menutup matanya.
mungkin ini karena pertandingan basket yang akan datang .
ia berlatih sangat keras untuk itu sampai akhirnya ia kelelahan seperti sekarang.
"davich"panggilnya dengan suara lirih tidak mau terlalu mengejutkan davich

davich mendengar suara seseorang iapun membuka matanya perlahan"kenapa sell?kok lo ada disini?bukannya dikelas?"tanya davich bertubi-tubi dan membuat sella semakin gugup

"umm..gini...gue disuruh ngasih obat ini ke lo"sella segera membuka kotak itu dan memberikan obatnya

"gue gak suka obat"jawab davich sambil memegangi kepalanya

"kalau lo gak minum obat lo gak bakal sembuh"

"obat pahit.gue gak mau"sella tak menyangka bahwa dibalik sifat cool seorang davich ada sifat keanakan nya yang takut minum obat

"coba dulu"davich menggeleng

"terus kalau lo gak sembuh gimana?gue denger dari ridwan katanya lo sakit karena mau tanding basketkan?terus kalau lo gak sembuh lo gak bakalan ikut tanding yang selama ini udah lo persiapin trus lo mau usaha lo sia-sia?"entah sella mendapat keberanian darimana berbicara sepanjang itu.

davich tampak berpikir sebentar lalu ia mengaguk dan sella tersenyum lebar davich sempat terpakau sebentar lalu ia pun mengalihkannya
"trus minumnya mana?"tanya davich kepada sella

sella menepuk jidatnya"bentar gue beli dulu dikantin"

davich merogoh sakunya"ni uangnya"
sella sudah tidak ada disana mungkin sella terlalu bersemangat karena ia bisa menjadi semangat davich

Because LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang