6. Tentang Pemilik Hati

49 6 2
                                    

Gue gaakan berpindah hati
Karena mencari yang membuat nyaman hanya dari tatapan itu sulit.

-Zheera Adiksa-

'Apa yang telah aku lakukan? Segitu kejam kah aku membuatnya mengingat kenangannya lagi? Dia menangis tersungkur di pangkuanku, terisak dan aku? Hanya bisa berharap dia lekas menghentikan air matanya'

Author POV

Selesai vino bercerita ia memeluk Zheera secara sepihak sambil terisak dalam tangisnya. Dan dengan ragu-ragu Zheera mulai mengelus puncak kepala lelaki dingin dihadapannya.

Zheera masih tak percaya dengan semua cerita yang dilontarkan oleh Vino. Tentu saja semua itu terdengar seperti cerita fiksi yang biasa ada di wattpad genre Teenfiction yang biasa ia baca.

"Ge..."
Vino menyebut namanya lagi, iya dia,Gea.

"Gue Zheera vin" jawab zheera sambil menghela nafas, karena ia sudah tak tau lagi ini sudah keberapa kalinya Vino memanggilnya dengan nama 'Gea'.

"Ngh? Ma-maafkan aku zhee"
Vino segera bangkit dari pangkuan Zheera yang membuatnya lupa akan kenyataan bahwa Zheera bukanlah gadisnya.

"Ah iya ngga papa kok" senyum Zheera mengembang memperlihatkan deretan gigi putihnya begitu melihat keadaan Vino yang sudah membaik.

"Vin, a-anu ini udah sore banget, bolehkan gue pulang sekarang?"

"Iya sebentar, aku akan ganti baju lalu mengantarmu pulang"

Zheera melihat sekilas punggung Vino yang berjalan semakin jauh menuju kamarnya dan meninggalkannya yang terduduk di ruang tamu.

'Melihat sosoknya yang dingin sangat berbalik dengan doi yang begitu periang dan memiliki selera humor tinggi' batin Zheera

"Zhe"

"Eh iya vin, ayok pulang"
Seketika Vino membuyarkan lamunan Zheera dan mengantar gadis bertubuh kecil itu pulang kembali ke habitat asalnya, dimana lagi kalau bukan Toko Ice Cream keluarga Adiksa

Zheera

Gue keluar dari mobil Vino tanpa basa- basi karna emang gue rasa ga ada lagi yang perlu diucapkan selain 'terima kasih' dan kata itu udah gue sampein sama Vino di depan komplek sebelom nyampe di depan toko gue.

"Tunggu Zhee" sebuah tangan kekar menahan pergelangan tangan gue dan secara otomatis gue berbalik badan dan menatap mata hitamnya yang mematikan setiap hati perempuan termasuk gue*What!? Kaga deng, gue kaga terpengaruh.

"Ada apa?" Tanya gue singkat sambil melepas pelan genggamannya dari tangan manis gue.

"Terima Kasih telah mendengarkan ceritaku"

"Oh iya gapapa" balas gue hangat

"Mbak kok lama banget sih sekolahnya" tiba- tiba koko dateng dan langsung menyeret tangan gue dengan kasar sambil menatap tajam ke arah Vino

"E-eh? Iya tadi mbak kerja kelompok bentar koko ku cayank" ucap gue meyakinkan koko.

"Yaudah deh ge, aku pamit ya, bye"

Ice CreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang