7. Sadarlah Akan Setitik Perasaan Itu

32 6 0
                                    

Sadarkan aku bahwa cinta ku telah mati bersama tubuhnya

-Vino Aditama-

Author POV

Bel masuk lagi-lagi membuat semua siswa berhamburan menuju kelasnya masing-masing. Dan di antara siswa yang sedang berlarian disana seorang lelaki berdarah dingin masih asyik mendengarkan lantunan musik yang ia dengarkan melalui sebuah kabel putih bernama 'headset'

Ternyata famour murid baru yang ramah kini telah berganti, sudah seminggu berlalu begitupun Vino, perilaku aslinya mungkin sekarang sudah nampak bahkan terlihat jelas dengan kasat mata bahwa Vino adalah seorang badboy.

Dan selama seminggu pula Vino tak lagi berbicara lebih dengan Zheera. Ada sesuatu yang terjadi di dalam dirinya sendiri.

Komplikasi batin, mungkin itu singkatan yang tepat untuk perasaan yang kini singgah dalam ruang hatinya.

Mencoba terus meyakinkan bahwa Zheera bukanlah Gea, dan semakin ia mencoba justru membuatnya gila, bagaimana tidak? Satu kelas dengan Zheera membuat bayang- bayang Gea terlihat sangat jelas di matanya, bahkan senyum Zheera dan Senyum Gea memiliki tingkat kemanisan yang sama, iya, sama- sama membuat Vino diabetes karenanya.

Zheera POV

Hampir seminggu gue gak lagi berhubungan dengan Vino, seneng banget rasanya. Karna sekarang semuanya kembali normal, semua orang percaya bahwa kejadian yang terjadi antara gue dan Vino hanya salah paham. Walaupun gue masih merasa bersalah sama Vino yang sekarang sikapnya berubah drastis 360 derajat dari Vino yang dulu.

"Ngapain gue mikirin Vino, apapun itu yang penting Revan masih jadi temen deket gue sampe sekarang"

Nama Revan selalu bikin gue semangat, dan kayaknya gue gak butuh lagi susu milo deh, orang liat senyumnya aja udah bikin gue kuat.

"Zhe!"

Demi apa demi apa tuhan. Revan berlari ke arah kelas gue dengan kaos basketnya yang udah lèpek dan keringet yang bikin rambut hitam lebatnya basah.

'Mimisan gue bang liat lu'

"Zhe, pulang sekolah liat basket ama gue ya"

Hening

"Yaelah, ntar gue anter deh pulang nya"

Masih Hening

"Yaudah sekarang gue traktir lu makan bakso mang ikin dah"

Tetap Hening

"Lu kenapa sih Zhe? Dari tadi diem wae, lu sakit Zhe?"

Dan akan selalu hening kalo jarak lo cuma sejengkal dari tubuh gue Revan pe'a

Gue berusaha sedikit menjauh dari Revan dan menjawab semua pertanyaan dan tawaran Revan dengan satu kata 'iya'. Abis itu gue lari sekenceng mungkin ke toilet cewek, bukan kecepirit panggilan alam, tapi nyelametin muka gue yang udah kayak kepiting rebus.

Revan POV

Elah, tuh anak ngapa sih? Gue yang gila apa asam urat dia lagi kambuh ya?bentar, sejak kapan Zhedul punya asam urat? Ah bodo amat dah, yang penting gue bisa nonton basket bareng ama tuh bocah

'Kali ini gue bakalan ungkapin semuanya sama Zhedul'

Semua yang udah gue pendem bertahun-tahun selama sahabatan sama tuh anak biawak bakal gue ungkapin malem ini juga.

Author POV

Lapangan basket SMANSA Garuda.

Itu adalah lokasi pertandingan basket yang bakalan di datangi Zheera dan Revan sekarang.

Sebelumnya Zheera sempat menolak karna seingatnya tempat itu merupakan sekolah asal Vino sebelum dia pindah ke sekolahnya, dan tentu saja Zheera berpikir mungkin Vino akan ada diantara ratusan penonton yang menyaksikan pertandingan tersebut, Zheera benar- benar malas melihat wajah Vino apalagi sampai bertemu dengan makhluk itu.

"Zhe, duduk sebelah sono yuk!"

Kerumuman para penonton membuat Zheera lagi- lagi tertinggal jauh dari Revan yang sudah berada didepannya dan menunggu Zheera keluar dari ratusan penonton yang sedang berjalan

Dengan susah payah Zheera mencoba keluar dari keramaian, ternyata tubuh mungilnya masih belum bisa menyelamatkannya dari tempat dia berdiri sekarang.

"Misi mbak, misi mas, Van! Tungguin gue bentar!"teriak Zheera dengan nafas yang tersenggal karna ia masih sibuk misa- misi kesana kemari.

BUK

"Aww"

Zheera terjatuh hingga telapak tangannya luka karna tergores lantai tempat duduk penonton yang terbuat dari besi itu.

Revan yang melihatnya tak tinggal diam, dia memegang kedua tangan Zheera, membantunya berdiri, kemudian menggenggam erat tangan sahabatnya itu dan membuka jalan untuk mereka berjalan.

Membawanya dengan cepat ke tempat duduk tujuan mereka, Revan mungkin tak menyadari apa yang terjadi sedari tadi di dalam tubuh Zheera yang sekarang sudah membeku di buatnya.

Bahkan ia seolah lupa akan rasa sakit luka ditangannya, semua hilang begitu saja hanya dengan sentuhan Revan. Memang cinta sangat tidak adil, mengapa ia harus datang di keadaan yang tidak akan pernah mendukung.

Ibarat cuaca, begitupun perasaan Zheera yang meski di prediksi, tetaplah tak akan pernah pasti.

'Apa di dalem hati lu juga ada perasaan sama kayak yang gue rasain sekarang Van?' Batin Zheera mulai menangis.







Huhuhuhuhuuuu yang tabah ya Zhe, Author juga sering kek gitu, kita senasib tau, sama-sama secret admirer yang terluka:'(

Sudahlah, apapun itu jangan lupa ya Vote & commentnya gaessss😊
I love uuuuuuuuu so much much much and muuuuuuchhh💕

Ice CreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang