Begin

5.2K 535 15
                                    

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading

1

Seorang pemuda terus berlari di jalanan gang sempit. Nafasnya tersengal-sengal, menandakan bahwa dia sudah lama berlari. Tidak di pedulikannya keringat yang terus mengucur di tubuhnya sehingga membuat baju yang di pakainya basah.

Terkadang dia menoleh kebelakang untuk memastikan bahwa tidak ada yang mengikutinya. Dari sorot matanya terlihat jelas bahwa dia sangat ketakutan.

Dia terus menyembunyikan kedua tangannya dibalik jaket yang ia kenakan. Entah apa yang di sembunyikannya, yang jelas ia tidak ingin orang lain mengetahuinya.

Pemuda itu segera masuk kedalam rumahnya, mengunci pintu dan berlari menuju kamar mandi.
Ditatapnya kedua tangannya yang bergetar hebat dengan sorot ketakutan.

Darah

Kedua tangannya dilumuri oleh darah segar. Darah orang lain yang bahkan dia sendiri tidak tahu siapa orangnya.

Dia telah membunuh seseorang. Tidak. Bukan dia. seseorang yang ada di dalam tubuhnya yang melakukannya. Tetapi, bukankah sama saja dia yang membunuhnya dengan kedua tangannya sendiri?

Dia tidak tahu apa-apa. Yang dia ingat, dia terbangun di sebuah jalanan gang sempit kumuh. Memegang sebuah pisau yang berlumuran darah dan di sampingnya tergeletak seorang lelaki dengan sebuah kapak yang menancap di kepalanya dan beberapa luka tusukan di perutnya. Dia mati mengenaskan.

Dan dia tahu siapa yang melakukannya.

Setelah menyadari apa yang terjadi. Dia segera berlari meninggalkan mayat yang tergeletak begitu saja. Tidak peduli jika mayat itu akan ditemukan seseorang. Dia hanya ingin berlari meninggalkan tempat itu.

Mengingat itu, membuat perutnya mual kembali. Segera saja dia mencuci tangannya dengan cepat. Menghilangkan bekas darahnya walaupun itu tidak akan menghilangkan ketakutannya sama sekali.

"AAAARRRRGGGHHH"

praaangg

Pecah. Pemuda itu menonjok Kaca yang ada di depannya sampai hancur. Tangannya kembali berdarah. kali ini bukan darah dari orang lain, melainkan darahnya sendiri. Tetapi dia tidak mempedulikannya, bahkan dia tidak merasakan sakit ditangannya.

''TIDAK. BUKAN AKU"

"KAU TIDAK MEMBUNUHNYA JEON JUNGKOOK."

"AKU TIDAK MELAKUKANNNNYAAAA"

Pemuda itu, Jeon Jungkook. Terus berteriak seperti orang gila di depan cermin yang sudah hancur itu. Dia terus meyakinkan dirinya bahwa dia tidak melakukannya. Tetapi, jauh di lubuk hatinya dia merasakan perasaan amat bersalah..

Jungkook menangis histeris meratapi nasibnya yang begitu menyedihkan.

Tidak ada keluarga atau teman yang menenangkannya, dia sendiri. Di rumah sebesar ini, dia hidup sendiri. Karena itulah, walaupun dia menangis keras tidak akan ada yang mempedulikanya. Sampai ia tertidur kelelahan dengan air mata yang membasahi pipinya.

Meringkuk. Sendiri. Di dalam kamar mandi.

_______

Lagi. Dia melihat sorot mata yang berbeda.

Gadis itu terus memperhatikan seorang pemuda yang membuka gerbang pintu dengan tergesa-gesa. Dia bahkan sudah memperhatikan sejak pemuda itu berlari seperti orang ketakutan.

Tidak. Bahkan dia sudah memperhatikan saat pemuda itu keluar dari rumahnya dari sore tadi dan ini sudah tengah malam. Dia sengaja menunggunya. Berdiri di atas balkon kamarnya.

Dan gadis itu sangat yakin, sorot mata dan tingkah lakunya sangat berbeda.

Saat keluar dari rumahnya. Pemuda itu memiliki tatapan mata sedingin es. Aura mengintimidasi nya sangat kuat. Bahkan dia terlihat sangat kejam?

Dan setelah pulang, pemuda itu berbeda. Dia terlihat sangat ketakutan, bahkan pada saat membuka gerbang tanganya bergetar. Dia terlihat menyedihkan.

Bukankah itu sangat berbeda?

Tunggu. Kenapa tanganya sangat kotor sekali? Apa itu? Seperti darah. Apa dia salah lihat?

Gadis itu mengucek matanya untuk memastikan bahwa yang di lihatnya bukan seperti yang ada di bayangannya. Tetapi, pada saat dia hendak memastikan apa yang di lihatnya. Pemuda itu telah hilang. Masuk kedalam rumahnya.

Mungkin dia terluka, pikirnya.

Gadis itu menghela nafasnya pelan. Rasa penasarannya semakin hari semakin menggebu-gebu.

Pemuda itu. Tetangga depan rumahnya. Jeon Jungkook. Misterius dan terlihat sangat kesepian.

Bolehkah dia menjadi temannya?

________________________________

Jangan lupa vote comment nya 😍

Another Me (Lisa Jungkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang