Reflection

3.5K 453 14
                                    

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading

7

Jungkook meringkuk ketakutan di sudut kamarnya. Di Tubuhnya terdapat beberapa luka dan memar , membuatnya terlihat begitu mengenaskan. Fisiknya sangat sakit. Tapi, luka di dalam hatinya jauh lebih sakit dari luka yang terdapat di sekujur badannya.

Suara decitan pintu terbuka membuat tubuh Jungkook bergetar hebat. Tubuhnya semakin ia rapatkan pada sudut kamarnya, berharap agar dia bisa menyembunyikannya​, Walaupun itu sia-sia.

Langkah sepatu yang berderap di atas lantai menggema di ruangan yang hening ini, membuat Jungkook semakin memeluk dirinya erat, ketakutan.

"Aaahh ternyata kau disini anak sialan"

Jungkook semakin memojokkan dirinya. Tubuhnya gemetar mendengar suara yang sangat ia takuti. Suara malaikat mautnya.

"KEMARI KAU SIALAN!!!"

Teriak orang itu seraya menarik rambut Jungkook dengan kasar. Membuat Jungkook menjerit kesakitan.

"A-appa s-sakit" ringis Jungkook, tubuhnya terseok-seok mengikuti seorang lelaki yang sedang menarik rambutnya itu. Air mata sudah mengalir deras di pipinya.

Lelaki yang di panggil appa itu melepaskan tarikannya dengan kasar, membuat tubuh Jungkook terhuyung ke belakang. Kepalanya membentur lantai.

Ayahnya segera menarik kembali rambut Jungkook, tidak di pedulikannya wajah Jungkook yang sudah babak belur akibat perlakuannya.

"Kau yang seharusnya mati!! Bukan dia. Dasar anak sialan. Mati kau setan!!!"

Mata Jungkook melotot sempurna melihat ayahnya sedang mengambil gitar kesayangannya​. Dia segera mendekati ayahnya, memeluk kakinya . Memohon untuk tidak mengambil gitarnya.

"A-appa ku mohon jangan.. maafkan aku.. maaf appa" Jungkook terus memohon di kaki ayahnya. Menangis sangat kencang. Siapapun pasti akan tersayat hatinya mendengar tangisan ​pilunya

Seakan tuli, ayahnya menendang perut Jungkook. Membuatnya kembali terlempar ke belakang lagi. Jungkook segera bangkit, tidak di pedulikannya rasa sakit di tubuhnya. Dia kembali memeluk kaki ayahnya.

"Lepaskan!!! Aku jijik di sentuh oleh anak sial sepertimu"

Sambil terus menangis Jungkook tetap memeluk kaki ayahnya erat.  Dia takut jika ayahnya mengambil gitarnya. Satu-satunya alat untuk menghibur dirinya.

Amarah lelaki itu mendidih karena Jungkook tidak mengindahkan ucapannya. Dia kembali menendang tubuh Jungkook.

"Akh" Jungkook meringis. Dia memegang Dadanya yang benar-benar sakit.

Another Me (Lisa Jungkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang