Satu tahun yang lalu~
Seperti biasa, pagi itu Rafael dan Nadine ke sekolah bareng. Mereka berdua adalah orang famous disekolah itu. Hal itu wajar, karena Rafael cowok ganteng blasteran Rusia sekaligus kapten basket sekolah. Sedangkan Nadien, cewek cantik blasteran Belanda yang paling pintar. Rafael dan Nadine sahabat dari kecil. Karena kedekatan kedua orang tua merekalah yang membuat persahabatan mereka tidak putus sampai sekarang mereka duduk di bangku SMA. Mereka cuma sahabat. Tidak lebih. Banyak orang yang mengira kalau mereka pacaran karena kecocokkan mereka. Padahal tidak sama sekali.
"Lu pasti belum ngerjain PR matematika, ya kan?" kata Nadine meledek Rafael waktu mereka sedang berjalan di koridor sekolah.
"Biarin. Kan ada lu. It's easy, right!"
"Hoy. Rafa!" sahut salah seorang temen Rafael, Kevin.
"Kenapa?"
"Latihan lu nanti sore. Apa-apaan lu kapten jarang latihan. Jalan aja lu mulu sama Nadien."
Nadine cuma cengengesan dibelakang Rafael.
"Aah. Iya iya. Bawel lu!"
Dan akhirnya, bel sekolah berbunyi. Pelajaran pun dimulai..
~~~
"Belum juga abis itu jus, sedotannya malah lu lipat-lipat gitu." sewot Rafael waktu dia dan Nadine istirahat dikantin.
"Emang kenapa? Suka-suka gue dong!"
"Bosen gue, tiap hari ngeliatin lu bikin kincir angin pake sedotan gitu."
"Tapi gue suka! Yeee.. Gua yang bikin kenapa lu yang sewot?!" marah Nadine yang sangat suka akan kincir yang terbuat dari sedotan sambil menjulurkan lidah.
"Pasti lagi berantem." kata Lily yang menghampiri mereka bersama Janesha, Kevin dan Chiko. Mereka adalah teman dekat Rafael dan Nadine.
"Lu berdua aneh ya. Berantem, entar akur lagi, entar berantem lagi. Padahal cuma gara-gara hal sepele aja loh." kata Chiko.
"Udah, ko. Lu jangan bikin tambah parah dong." bantah Janesha.
Memang, yang dibilang Chiko benar. Walaupun sahabat, Rafael dan Nadine sering berantem tentang hal sepele. Tapi semua itu tidak akan berlangsung lama. Mereka pasti bakal baikan lagi.
"Eh eh. Besok malam kan sekolah ngadain festival tahunan, kalian inget gak?" tanya Janesha.
"Ya inget lah. Kan festivalnya sehari sebelum ulang tahun gue." jawab Nadine.
"Gak ada yang nanya soal ulang tahun lu, dine." kata Rafael yang mulai sewot sambil nyengir.
"Iih. Kenapa sih lu?"
"Gak apa-apa. Sorry sorry."
"Kalian pasti dateng kan?" tanya Lily.
"Iya dong. Kenapa gak?"
"Kalau ada acara aja lu dateng, raf. Latihan noh nanti sore. Dateng!" sahut Kevin bawel lagi.
"Buset dah. Iya gue latihan!"
"Awas gak latihan! Gue teror lu besoknya!"
Dan mereka tertawa.
~~~
Sorenya Rafael ke sekolah untuk latihan basket. Sebenarnya dia ada janji dengan Nadine untuk menemaninya ke toko buku sore itu. Tapi terpaksa ia undur karena basket dan Kevin smyang sudah marah-marah sejak tadi pagi. Saat Rafael sampai di lapangan, semua anggota tim nya langsung melihatnya heran.
"Kenapa?" tanya Rafael penasaran.
"Tumben..." jawab semua anggota tim nya.
"Ya iyalah. Dari pada gue di teror besok."
"Ya udah. Ayo latihan!" perintah Kevin.
"Oke. Gua baru sadar. Sebenernya siapa sih kaptennya. Kenapa dia mulu yang bawel?"
"Lu sih jarang latihan. Akhirnya Pak Anton nyuruh Kevin gantiin lu sementara." jawab Chiko.
Cih!
KAMU SEDANG MEMBACA
Just One Day
Short StoryKenapa dia harus pergi? Kenapa gue terlalu bego sampai akhirnya dia ninggalin gue? Maaf! Maafin gue! Tuhan.. Seandainya ku diberi kesempatan sekali lagi, walaupun hanya satu hari. Aku akan bilang kalau AKU CINTA DIA! Love firfanaa