Rafael terdiam sambil memandang Nadine aneh. Semua anak-anak disekolahnya tau kalau Nadine sudah meninggal setahun yang lalu. Kan tidak lucu kalau Rafael dateng sama dia kesana. Pasti semua orang akan kaget setengah mati.
"Kagak ah!"
"Ih! Kenapa sih! Gue kan juga mau ikut kesana."
"Nyadar gak sih. Anak-anak disekolah taunya kalau lu meninggal setahun yang lalu. Kan gak lucu kalau gue ngajak lu kesana!"
Dan mereka terdiam lagi.
Gue gak salah ngomong kan?
"Gak apa-apa deh. Ayolah, raf. Ikut aja yah.. Yah... Pleaseeeeeee....."
Rafael menghela napas panjang. "Iya dah!"
"Yeeey.. Makacih yah Rafael cayang.."
Rafael tesentak sesaat. 'Hah?'
"Lu bilang apa tadi?"
"Bilang apa?"
"Barusan bilang apa?"
"Bilang makasih. Kenapa?"
"Gak apa-apa dah."
"Udah. Siap-siap gih. Gue tungguin dibawah yah."
Rafael hanya diam sambil melihat Nadine berlalu dari kamarnya. Rafael duduk lemas dikasurnya.
Apa-apaan ini? Dia emang Nadine, tapi.... Tuhan. Kalau memang engkau mencoba mengabulkan doa ku, aku gak akan mengulangi kesalahan yang sama untuk yang kedua kalinya!
Dengan segera Rafael mandi dan mengganti bajunya. Kemeja putih polos dengan tuxedo hitam yang dipakainya terlihat sangat cocok ditubuh Rafael yang tinggi.
"Aduuh.. Gantengnya dirimu.." puji Nadine saat Rafael keluar dari kamarnya.
"Terserah."
"Dipuji gak mau. Tau udah keseringan dipuji ganteng."
"Bukan gitu. Aneh aja lu muji gue kayak gitu."
"Aneh kenapa?"
"Ya.. Gak pernah aja lu muji gue kayak gitu."
"Masa gue sejahat itu!"
"Emang!"
Nadine cemberut.
"Hahaha.. Becanda. Lu gak jahat kok. Gue yang jahat."
"Hah? Jahat kenapa?"
"Nevermind."
Gue yang jahat. Sampe bisa buat lu pergi dari gue!
"Oke. Terus lu gitu aja. Maksudnya, gak ganti baju gitu?" tanya Rafael mengganti topik.
"Gue kan udah gak sekolah disana lagi. Gak perlu ganti kan. Lagian juga gue cuma mau nostalgia aja kesana" jawab Nadine senyum.
Rafael hanya diam.
"Oke deh. Udah mau jam 7 malem. Ayo berangkat!" kata Nadine dengan semangatnya.
Akhirnya mereka berdua berangkat ke festival tahunan sekolah dengan mobil milik Rafael. Di dalam mobil, Nadine bercerita banyak hal.
"Oh iya, gimana kabar mama sama papa nih? Sehat?" tanya Nadine.
"Sehat. Orang tua lu?"
"Ya begitulah.."
Rafael mengerutkan dahi.
"Pasti dua-duanya masih sibuk."
"Ya iyalah. Kapan sih mereka gak sibuk?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Just One Day
Short StoryKenapa dia harus pergi? Kenapa gue terlalu bego sampai akhirnya dia ninggalin gue? Maaf! Maafin gue! Tuhan.. Seandainya ku diberi kesempatan sekali lagi, walaupun hanya satu hari. Aku akan bilang kalau AKU CINTA DIA! Love firfanaa