V | S w e e t - t a l k

52.9K 7.3K 614
                                    

Jilat ludah sendiri itu memang jijik. Kecuali karena kedesak.

Pernyataan atau bahasa kerennya quote yang pas banget buat gambarin situasi aku saat ini. Ya ya ya, aku tahu kok, Sist, kamu bakalan bilang aku ini cewek labil yang cuma menang karena keberuntungan dan jual fisik, nyatanya cemen. Ugh, masa sih barusan seorang Bhoomi Gangika ngelakuin ituuuuu?

Ya ampun!

Jadi, Booook, kan sesuai sama jadwal yang tertulis di undangan sialan itu kalau hari ini adalah hari terlaknat bagi aku dan jelas aja surga dunia buat kedua pasangan yang---mungkin---udah sah sekarang. Warasnya, aku nggak sudi datang ke gedung pernikahan. Cuma, gara-gara mulut si Jablay Sarah itu aku jadi kebakaran rambut---karena aku nggak punya jenggot---gini!

Semalam, dengan kurang ajar, dia telepon dan bilang gini, "Bhoo, lo udah siapin pakaian couple buat besok?"

"Hah? Couple-an ke mana?"

"Halah, sok lupa lagi. Ke kantor lupa pakai kutang nggak?"

"Fakyu!"

Perempuan laknat itu ngakak. "Besok elaaah. Ke kawinannya mantan terbaik lo."

"Kalau baik nggak akan jadi mantan!"

"Duhelah, yang jadi follower-nya Dagelan makin pinter aja ngelesnya. Eh gini lho, Bhoo. Tadi gue coba ngobrol sama Papanya Baby Alya, dia bilang sih cowok bakalan ngerasa pias kalau lo malah berani dateng. Jangan diem dan merutuki nasib, Bhoo! Dateng ke kondangannya. Makan yang banyak. Ambil dua-tiga selfie bareng pengantin. Dan, jangan lupa tapi, harus ada gandengannya. Kalau nggak, lo cari mati namanya."

"Enteng banget kalau ngomong itu mulut ya, Sar! Ampun gue sama pikiran lo semenjak nikah. Gue nggak bakal dateng karena nggak punya gandengan!"

"Ih, Bloon! Ajak Dimas aja. Dia kan udah kayak peliharaan lo. Nakal-nakal dikit padahal sebenernya nurut banget. Gih!"

"Dia punya kunti kalau-kalau lo lupa."

"Ah ngenes banget sih lo! Kalau nggak punya ide lain, unfoll gih Dagelannya. Karena setau gue, follower-nya akun itu biasanya makin pinter. Contohnya gue, bisa ngawinin politikus. Masih muda lagi."

"Taeeeeeeeee!"

Dan, begitulah obrolan nggak pentingku dengan emak-emak beranak satu itu. Tapi Sarah bener, dia memang cerdas karena bisa dapatin politikus yang aku yakin waktu itu lagi mabok sama doktrin partai politiknya makanya kepincut sama cewek kacrut kayak dia. Padahal, si emaknya Baby Alya itu cuma modal pegang mikorofon yang ada logo stasiun televisi, wawancara si Aji---lakinya---sebagai salah satu anggota komisi X dari fraksi B setelah raker (rapat kerja) bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam pembahasan evaluasi pendidikan di Indonesia. Gitu. Terus, kata si Sarah sih lakinya kayak jatuh cinta pandangan pertama akibat susuk yang dia pakai. Pret lah, aku kesal banget sama dia.

Dan, sarah juga bener soal Dagelan yang tiap hari kasih aku saran terlaknat juga---kadang---dalam hidup. Lebih laknat lagi karena aku ngikutin saran itu karena mengintip Sarah yang berhasil hidup bahagia dikarenakan satu postingan kocak Dagelan. Ini nggak boleh diikutin ya, Boook, karena hidup kita yang ngatur itu sudah ada. Tuhan Yang Maha Esa. Persis kayak sila Pancasila yang pertama. Omong-omong, apal pancasila nggak? Jangan cuma lirik lagu Justin Bieber sama One Direction aja yang dihapal, tapi UUD awas jangan lupa.

Kayaknya aku deh yang lupa sama makna nilai Pancasila itu sendiri. Udah diwajibkan buat persatuan Indonesia, eh aku malah suka misuh-misuh dalam hati kalau ada ibu hamil yang minta tempat duduk prioritas di kereta dan dia malah main smartphone. Sumpah, ini nggak boleh banget ditiru. Atau, soal sila kedua tentang Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Aku beradab enggak sih dengan kirim pesan ke Mas Owner dan ngajak dia datang kondangan hari ini?

SWEET - TALK ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang