part 1

49 5 0
                                    

Dering handphone membangunkannya dari mimpi indahnya. Diambilnya hpnya untuk mematikan alarmnya. Dilihat layar hp menunjukan pukul 04.30 wib. Segera danang bergegas dari tempat tidurnya menuju kamar mandi. Diambilnya air wudhu dan dilanjutkan dengan melakukan sembahyang dua rakaat sesuai kewajibannya sebagai seorang muslim. Dalam doanya selalu diminta agar diampuni dosa-dosanya beserta orang-orang disekitarnya.

Tercium bau harum berasal dari dapur. Buru-buru dihampirinya sang ibu yg sedang memasak. "Ibu masak apa?" tanyanya. "Masakan kesukaan kamu, terong balado dan sayur daun singkong". Jawab ibunya dengan wajah penuh senyum ikhlas. "Wah enak nih buat sarapan" balasnya dengan senyum yg mengembang pula. "Yaudah sana mandi abis itu siap-siap terus sarapan bareng sama bapak" perintah ibunya. "Siap bos!" jawabnya dengan semangat dan menuju kamar mandinya.

Selesai bersiap-siap danang langsung menuju ke meja makan menghampiri kedua orang tua kesayangannya. "Wahh lengkap banget, tumben ibu masak sebanyak ini?" katanya. "Iya dan, biar kamu semangat sekolahnya dan bisa banggain orang tua kamu ini" jawab ibunya. "Pastinya ibuku sayang" balasnya dengan mata berkaca-kaca karna terharu. "Besok kan ulang tahun kamu, kamu mau bapak beliin apa?" tanya ayahnya. "Ga usah beliin apa-apa pak, danang udah gede ga pengen apa-apa cuma buat ulang tahun danang." jawabnya. "Tapi kan besok hari spesial kamu dan, kamu ga pengen dirayain gitu? Ga pengen kado apa gitu?" tanya ayahnya berusaha menyenangkan anak bungsu kesayangannya itu. "Enggak pak, ibu bisa bikinin sarapan tiap pagi, bapak bisa berangkat kerja tiap hari buat nyekolahin danang sampai sekarang. Danang udah bersyukur banget bisa ngerasain semua itu. Danang ga perlu apapun. Dengan bapak sama ibu selalu sehat dan memperhatikan danang, sudah membuat danang sangat bersyukur" jawabnya dengan senyum tulus terlukis dibibirnya membuat orang tua danang terharu sekaligus bersyukur mempunyai anak seperti dia. Sang ibu memeluknya sembari berkata "sekolah yg rajin ya nak? Ibu bangga punya anak seperti kamu". "Iya bu, danang selalu berusaha membanggakan ibu sama bapak". Jawabnya sembari membalas pelukan ibunya.

Dihabiskannya sarapan paginya dengan semangat. Dan danang pun berpamitan kepada bapak ibunya. Diambilnya kunci motor kesayangannya dan danang pun pergi ke sekolah dengan semangat belajar yg tinggi seperti hari-hari biasanya. Danang memang memiliki ambisi yg tinggi soal ilmu. Dia selalu beranggapan kalau ilmu itu hal terpenting untuk kehidupannya dimasa mendatang. Karna dia tau bahwa menuntut ilmu itu adalah ibadah.

Sesampainya disekolah, dia parkirkan kendaraannya dan menuju ke kelasnya yg berada di lantai 3 sekolahnya. Dia bersekolah di SMK N 2 kota Magelang. SMK jurusan bisnis manajemen terbaik se-jawa tengah. Dia bangga bisa bersekolah disana walaupun mayoritas muridnya adalah perempuan.

Sesampainya dikelas dia meletakkan tasnya dan duduk dibangkunya. Dua orang gadis menghampirinya dan berkata "dan, tadi gerombolannya nidya n friends kagak mau piket, jadinya gue sama ika yg membersihkan kelas ini berdua doang!" kata salah satu gadis dengan tai lalat disebelah hidungnya yg tak lain adalah irma. "Iyaa, gue capek tauk ngebersihin lantai sama meja sebanyak ini". Jawab gadis satunya yg bernama ika. "Lo sebagai ketua kelas bilangin dong sama mereka biar ga seenaknya" perintah irma. Mendengar keluhan dari teman-temannya membuat danang tidak enak hati. Dihampirinya nidya n friends yg sedang asik berbincang dibangku panjang didepan kelasnya. "Kalian sudah piket? Sekarang jadwalnya kalian piket kan?" tanyanya dengan senyum dan nada yg setenang mungkin agar tidak menyinggung perasaan temannya itu. "Ogah ah, gue males" jawab nidya yg bisa dikatakan pemimpin diantara teman-temannya itu. "Iya, lagian tadi juga udah dibersihin tuh sama mereka berdua" kata putri yg duduk disamping nidya sambil menunjuk irma dan ika. "Tapi kan sekarang jatahnya kalian piket? Harus kompak dong, masa cuma mereka berdua doang yg piket? Kan kasihan?" jawab danang dengan nada yg berusaha tegas. "Kalau kita ga mau? Lo mau apa pak ketua?" jawab nidya dengan nada yg mengejek. Dengan perasaan penuh emosi danang mengacuhkan omongan mereka dan meninggalkan mereka dengan diiringi tawa mengejek yg membuatnya semakin marah. Disaat sedang marah danang memang memilih untuk diam. Dia takut kelepasan berkata yg kasar dan menyakiti lawan bicaranya. Itu adalah point lebih yg dimilikinya sehingga dia dipercaya sebagai ketua kelas oleh wali kelasnya.

Bel berbunyi menandakan jam pertama pelajaran dimulai. Kebetulan jam pertama ini adalah pelajaran kejuruan yg gurunya adalah bu mampuni yg merupakan wali kelasnya sendiri. Danang memimpin doa sebelum belajar dan mengucapkan salam kepada guru kesayangannya itu.
Setelah itu terdengar suara seorang murid dengan tangannya yg menunjuk keatas yg tak lain adalah ika. "Bu, tadi nidya, putri, sama vita ga mau piket bu. Cuma saya sama irma yg ngebersihin kelas". Kata ika dengan suara yg keras. "Ehh ika, tadi gue sama mau piket juga percuma udah bersih juga". Jawab nidya yg tak kalah kerasnya. "Iyaa karna cuma gue sama irma yg bersihin, elo sama temen lo cuma ngobrol diluar" sanggah ika. Suasana kelas menjadi gaduh cuma gara-gara jadwal piket. "Sudah jangan berisik" kata sang wali kelas menenangkan suasana. "Danang, kamu sebagai ketua kelas harusnya bisa mengkoordinir teman-teman kamu biar bisa kompak". Tambah bu mam menunjuk danang yg sedari tadi diam saja karna merasa bersalah. "Iya itu bu, jadi ketua kelas kok ga becus" tambah irma ikut-ikutan menyalahkan danang. Membuat danang menjadi merasa bersalah karna tidak bisa menjadi ketua kelas yg baik. Bahkan wali kelas dan teman-temannya pun ikut menyalahkan ketidakbecusannya itu.

Jam pelajaran sang wali kelas pun selesai. Setelah itu pelajaran-pelajaran selanjutnya bergantian mengisi waktu belajar danang disekolah. Tapi setelah masalah tadi membuatnya tidak fokus belajar dan membuatnya harus menerima teguran guru karena tidak memperhatikan pelajaran.

Akhirnya kegiatan belajar mengajar pun selesai. Danang bergegas meninggalkan kelasnya dan menuju ke basecamp tempat dia dan teman-temannya biasa berkumpul sepulang sekolah. Tapi sesampainya disana dia tidak menjumpai satu orang pun. Akhirnya dia menuju ke kelas amanda sahabatnya dari kelas satu yg selalu bersamanya dengan keempat teman lainnya, holy, kartika, ayu, dan anto. Dikelas amanda biasanya mereka berkumpul. Tapi disana dia juga tidak menemui mereka. "Kemana sebenernya mereka semua?" batin danang. Dia mengambil hpnya dan menghubungi mereka satu persatu tapi tidak ada yg memberi tanggapan. Akhirnya dengan berat hati danang menuju tempat motornya diparkir dan melajukannya pulang menuju rumah tercinta.

Gimana part pertamanya? Agak panjang yaa? Padahal baru awal. Semoga bisa menikmati ya? Jangan baper! 😂 happy reading 😊

complicated storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang