part 5 - author pov

54 4 0
                                    

Duduk terdiam beberapa saat. Sampai pikiran melayang entah kemana. Tak habis pikir usahanya akan sia-sia. Mimpi buruknya ternyata menjadi kenyataan. Danang hanya bisa diam tak bergerak, tak berbicara, tak menatap sekelililing, bahkan sampai tak habis pikir. Tatapannya kosong. Entah apa yg ada dibenaknya. Irma pergi menyusul septi, fina dan via juga bubar entah kemana. Tinggal danang dan bayu diruangan itu. Bayu menghampiri danang. "Lo yg sabar ya bang? Gue yakin elo pasti bisa dapetin dia" ucap bayu berusaha menenangkan. "Gue ga yakin bay... usaha gue sampai sini pun masih gagal, dan gue udah gatau mau buat usaha gimana lagi" jawab danang pasrah. "Gue yakin dia pasti punya alasan untuk nolak lo, karna setau gue dia juga suka sama lo. Coba deh lo cari alasan dia apa buat nolak lo? Pasti nanti lo punya cara buat dapetin dia" kata bayu. "Iya bay, thanks bantuannya" jawab danang singkat.

Selesai dia menenangkan diri dari pikirannya. Dia pun berniat membereskan basecamp kesayangannya dari ulah tangan kreatifnya itu. Dia harus mengembalilan wujud ruangan itu seperti semula sebelum pak bagus yg merupakan pembina di ekstrakurikulernya mengetahui bahwa ruang pertemuan mereka dijadikan tempat untuk drama alay ala anak smk yg sedang kasmaran itu. Dengan bantuan bayu akhirnya danang bisa menyelesaikan pekerjaannya kurang dari 15 menit. Setelah pekerjaan mereka selesai akhirnya mereka pun memutuskan untuk kembali ke rumah masing-masing.

***

Septi berjalan lebih cepat daripada biasanya. Sampai irma pun kesusahan untuk mengejarnya. "Septi... Tunggu..." teriak irma. Septi tidak menghiraukan panggilannya. Dia tetap melanjutkan langkahnya dengan mata yg tidak sadar sudah dibanjiri air mata. "Septi..." suara seorang cewek memanggilnya lagi. Tapi itu bukan suara irma. Itu adalah suara fina. Septi pun menghentikan langkahnya. Dia menoleh kebelakang. Ternyata benar itu fina. "Kenapa lo nolak kak danang? Gue tau sebenernya lo juga suka kan sama dia?" tanya fina to the point. "Gue nggak mau punya musuh fin, apalagi kalo musuh itu adalah teman baik gue sendiri" jawab septi sembari menghapus air bening di pipinya. "Lo masih mikirin gue? Gue nggak permasalahin kok. Gue sama dia emang nggak bisa buat balikan lagi. Gue rela dia sama orang lain, siapapun itu. Emang sih gue agak jengkel kenapa itu harus sama lo. Tapi sekarang gue sama dia udah nggak ada apa-apa. Gue nggak berhak buat ngelarang siapapun kalo emang mereka saling suka" ucap fina panjang lebar. "Tapi fin... Gue nggak enak sama lo" kata septi. "Udah, gue nggak perlu dan gue nggak pengen lo semua kasihan sama gue. Gue sama dia udah ga ada apa-apa. Kalo emang kalian sama-sama suka, kalian harus pacaran, lo harus terima dia" jawab fina. "Lo serius fin? Tapi gue nggak mau setelah ini lo jadi benci sama gue. Gue nggak mau fin" ucap septi masih menolak. "Dengerin gue ya? Gue sama dia udah putus. Gue udah nggak berhak berurusan dengan dia. Gue udah relain dia sama siapapun. Dan sekarang perasaan dia udah buat lo sep, gue juga nggak bisa ngelarang. Lo sendiri juga suka sama dia. Itu hak kalian. Gue nggak perlu dibawa-bawa dalam masalah ini. Dan gue juga nggak berhak buat benci sama kalian. Gue nggak ada hubungannya dengan ini. Dia tetep mantan gue, senior gue. Dan lo tetep temen gue" ucap fina meyakinkan. "Lo bakal tetep anggap gue temen lo walaupun gue macarin mantan lo?" tanya septi. "Iyalah, ngapain juga gue musuhin lo. Udah kehilangan pacar masa iya harus kehilangan temen juga? Lagian gue sama dia kan udah putus. Dia mantan gue, bukan pacar gue lagi. Dan sekarang harusnya dia jadi pacar lo" jawab fina dengan senyum tulus. "Lo serius fin?" tanya septi lagi yg sekarang sudah menunjukan aura kebahagian. "Iya gue serius" jawab fina. "Thanks ya fin?" ucap septi lalu memeluk teman baiknya itu. "Sama-sama sep, gue seneng kalau lo juga seneng" jawab fina. Septi tau walaupun fina berkata seperti itu, tapi masih ada perasaan berkecamuk dihatinya. Fina berkata sudah merelakan. Tapi pasti ada sisi didalam hatinya yg merasakan sakit. Hal itu yg membuatnya masih bimbang akan perasaannya. Dia tidak mau menyakiti hati temannya itu.

Part ini pendek aja ya? Cuma sedikit konflik sebelum hubungan danang dan septi dimulai. Nanti akan lebih banyak konflik lagi setelah ini. Apakah akhirnya danang dan septi akan resmi berpacaran? Kita lihat saja nanti. Jangan sungkan ya untuk voment kritik dan sarannya? Gue tetep berbesar hati buat segala macam masukan. Jadi gue bisa tau apa yg diinginkan seorang reader. Gue tunggu. Happy reading 😊

complicated storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang