2. Kecewa?

227 30 13
                                    

▪️Now playing▪️
Tak mampu pergi - Sammy Simorangkir.

▪️Rasa▪️

Novel tebal karya Tere Liye sudah hampir seharian ini menemani kesuntukan Senja di kamar. Karena hari ini adalah hari libur dan ia malas untuk keluar rumah, jadilah disini ia berada. Atas kasur dengan setumpuk novel karya Tere Liye yang lainnya.

Lagipula sore ini cuacanya sedang mendung, bahkan sesekali terdengar rintik hujan. Menambah daftar list alasan Senja untuk bermalas-malas an.

Senja nampak tak peduli dengan keadaan sekitarnya. Namun, ia merasa terganggu saat kasurnya bergerak tak menentu. Senja memutar bola matanya melihat Niken melompat-lompat kecil di atas kasurnya dengan membawa beberapa makanan.

"Bacot lo!" Ia mendesis kesal saat Niken semakin menjadi.

Niken tertawa keras lalu mendudukan dirinya di samping Senja. "Gue kan gak ngomong Se daritadi."

"Ngapain lo disini?"

Niken memicingkan matanya "Maksud lo apa ya?"

"Ganggu tau. Sana deh keluar."

Niken melotot tak percaya "Emang sahabat ter gak tau diri."

"Oh tentu."

"Ini rumah gue loh, Se. Gimana bisa tuan rumah berasa tamu?"

Tadi malam ia memang memutuskan untuk menginap dirumah Niken. Dari dulu, ia memang sering menginap di rumah Niken. Terlebih saat Ayah Niken sedang pergi ke luar kota mengurus pekerjaannya. Bahkan, orang tua Niken menyulap ruangan di samping kamar anaknya yang awalnya ruang penyimpanan boneka, menjadi kamar untuk Senja. Dengan menambahkan pintu penghubung antara kamar Senja dan Niken untuk memudahkan mereka berdua jika ada sesuatu. Niken memang anak satu-satunya dari keluarga berada tersebut.

"Malam ini mau nginep lagi atau pulang?" Tanya Niken tiba-tiba.

Ia terdiam sejenak lalu mengangkat bahunya "Liat nanti."

Niken menghela napas "Udah kabarin Ibu?"

"Udah semalam. Tapi Ibu gak balas. Mungkin gak punya kuota."

Niken menganggukan kepalanya.

"Eh tai, itu punya gue." Protes Niken saat kentang goreng yang ia goreng dengan penuh perjuangan dengan seenaknya dicomot oleh Senja.

Senja menepuk bibir Niken "Kasar mulu ngomongnya."

"Ya kan refleks gitu."

Niken menjauhkan piring yang berisi kentang saat melihat Senja yang ingin mengambil kentangnya lagi "Gue goreng ini penuh perjuangan. Gue pake helm biar muka gak kecipratan minyak, terus juga pake jas ujan, belum lagi nunggu matengnya lama. Mendingan lo goreng sendiri deh."

Senja menoleh sekilas lalu kembali fokus ke novelnya "Oh."

"Tai lo, jomblo."

Senja menelungkupkan badannya, mencari posisi ternyaman untuk kembali melakukan kegiatan membacanya. Niken bersandar di kasur dengan mulut yang penuh makanan hanya menggelengkan kepala.

"Lo gak ada niatan keluar rumah gitu?"

Senja mengangkat satu alisnya "Kemana?"

Niken mengangkat bahunya dengan tetap mengunyah makanan yang ia bawa "Kemana kek gitu. Atau, temenin gue pacaran aja."

"Sama Kak Marco itu?" Tanya nya.

"Iya."

Senja meringis kecil saat membayangkan akan menjadi nyamuk disana. Ia menggeleng keras "Ogah deh."

RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang