Hari ini adalah hari pertama latihan basket tim baru UNGAR. Mereka melakukan latihan diatas jam lima sore.
Julian dan Ari tampak menghadiri latihan tersebut dan dari jauh, mereka melihat Randy dari jauh. Julian dan Ari telah berdiskusi bahwa mereka akan membicarakan dengan Randy agar Eka bisa diterima.
"Randy, gua mau ngomong tentang.." belum selesai Julian berbicara, Randy langsung memotong, "Ada apa? Lu manggil-manggil gua ada apa?" bentak Randy. "Santai aja, Ran. Gua sama temen gua mau ngomong, temen kita, Eka kayaknya kemaren nilainya bagus-bagus, kenapa bisa gak lulus?" ujar Julian.
"Lu berani ya mau ngubah-ngubah keputusan pemberi nilai. Gua yang paling tau yang bagus yang mana, oke?" lanjut Randy dengan nada membentak. Ari yang sudah tidak sabar menarik kerah kaos Randy dan berkata, "Heh, kita ngomong biasa aja, Ran. Lu gausah emosi, lu bisa kasih tau baik-baik kenapa dia gak keterima. Oke?" Randy langsung berkata, "Oke, lu berdua nanti ketemu gua diluar setelah ini. Kalau lu mau jawaban."
Setelah latihan mereka selesai, mereka bertemu diluar lapangan UNGAR. "Mungkin dimata lu pada gua orang yang menjengkelkan, tetapi gua gabakal bohong ada orang yang ngancem gua kalau gua ngelulusin Eka. Dia nunjukin foto kalau dia lagi dirumah gua, foto orang tua gua lagi nonton TV. Dia bilang dia bisa kerumah gua kapan aja." kata Randy menjelaskan mengapa dia tak bisa meluluskan Eka.
"Biar gua tebak, pasti nomornya gak dikenal." ujar Ari.
"Betul sekali. Gua minta tolong sama kalian jangan kalian kasih tau siapa-siapa, kecuali Eka. Soalnya orang ini bilang kalau gua ngasih tau orang lain, gua bakal mati." kata Randy.
Sambil berjalan berpisah dengan Randy, Julian berkata, "Ternyata Randy juga diteror, sebenarnya tuh orang maunya apa sih sama Eka?" "Film horror bahkan gak se-drama ini." ujar Ari.
***
Randy dengan cepat berjalan kembali ke dalam mobilnya. Dia mendapatkan telepon, dari nomor tak dikenal, dan dia mengangkatnya. "Ha-Halo?"
"Randy, Randy, Randy, Randy. Bocah bodoh yang tidak mengerti kata jangan cerita ke siapa-siapa. Gua udah bilang, Ran, kalau mau..." Randy langsung memotong, " Lu gak ngerti ya mereka udah pasti tau Eka harusnya lulus. Kita ngasih nilai seperti juri acara bakat,jadi gamungkin dia gatau."
"Itu urusan lu Randy untuk mengcovernya bagaimana, ini semua kesalahan lu, Randy. Bocah songong yang bodoh," kata suara tersebut sambil mematikan teleponnya.
Randy langsung lari menuju mobilnya. Dia mencari-cari dimana kunci mobilnya tapi ternyata tidak dia temukan. Dia ke kantor satpam dan ternyata ada yang menitipkan sebuah kunci mobil dan katanya jatuh didekat lapangan. Tanpa basa-basi, Randy langsung masuk kedalam mobil.
Ternyata, Mad Wolf menunggu Randy di dalam mobil. Saat Randy akan menyalakan mesing mobil, Mad Wolf memegang mulut Randy dengan tangan kanannya dan dia menusukkan goloknya dari belakang jok mobil, tertembus sampai keluar dari dada Randy. Dia melakukannya berkali-kali sampai Randy akhirnya benar-benar mati.
Mad Wolf keluar dari mobil dan langsung berlari perlahan-lahan menghindari satpam.
***
Pagi ini, UNGAR kembali ramai dengan mobil polisi di tempat parkirannya. Hujan rintik-rintik juga menyelimuti pagi ini. Eka yang baru saja datang untuk memasukkan motornya, dihalangi oleh satpam. "Maaf dek, parkir ditutup sementara, ada pembunuhan, motor diparkir didepan sini dulu untuk sementara. Nanti kita akan menjaganya," ujar satpam tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Howling Night II
Mistério / Suspense6 bulan telah berlalu setelah kejadian di The Howling Night. Eka, Lisa dan Ari menjalani kehidupan baru setelah berhasil mengalahkan dua pembunuh yang menggunakan identitas Mad Wolf. Meskipun begitu, pembunuh baru muncul untuk mengambil posisi yang...